Masa Lalu

1.6K 312 25
                                    

Hunter University
Jakarta

"Suittt.. suittt! Bu dokter lewat nih!" Goda Jordan saat melihat dua orang gadis cantik lewat di depan mereka di kantin gedung B.

"Yang baju kuning punya gue ya! Jangan diembat!" Teriak salah satu suara.

Selena menghela nafas kencang. Ia melihat ke kanan dan kiri, hanya dia yang mengenakan baju kuning. Ck. Lagi-lagi Jimmy menggodanya.

"Ah siap! Nyonya Handoko, silahkan duduk!" cowok yang diketahuinya bernama Vincent itu menggeret kursi disamping meja mereka dan memperilahkan gadis itu untuk duduk.

"Lah, satunya nggak lo kasih duduk, Vin?" Kata cowok lain yang terlihat lebih kalem, Arjuna kalau tidak salah namanya.

"Gue bisa ambil kursi sendiri!" Jawab Wendy sambil melihat kearah geng cowok yang selalu mengganggu dan  menggoda Selena itu.

"Ck bocah galak amat." Sahut Vincent.

"Nyonya Handoko mau makan apa? Biar dipesenin sama abang!" Jimmy mendekat sambil menggeret kursinya dan duduk di samping Selena.

"Berisik! Udah sana pergi!" Selena yang merasa kesal pun mengusir Jimmy.

Jimmy yang masih tersenyum nakal itu pun menjawab, "Oke oke. Tapi nanti sore pulang sama abang ya neng!"

"Gak!" Jawab Selena ketus.

"Galak amat nih si cantik!" Kata Jimmy sambil mencubit pipi Selena.

"Aduhh duhh!" Selena menepis tangan Jimmy dari pipinya.

"Minggir lo, gue mau makan!" Selena menyikut Jimmy yang semakin mendekat padanya saat pesanan mie ayam mereka datang.

Jimmy pun mengalah dan kembali ke mejanya bersama teman-temannya.

Saat Wendy dan Selena sedang menikmati makan siang mereka. Gemuruh dari meja sebelah mereka pun terdengar.

"Bangsat!" Suara baru pun hadir dalam gerombolan itu.

"Wih bang! Dari mana nih, kok lecet-lecet?" Vincent bertanya.

"Abis bonyokin sapa bang kok gak manggil kita-kita? Kan kita bisa bantuin!" Kini suara Jordan terdengar.

"Gak, gak perlu. Udah kelar gue abisin. Satu orang doang mah kecil!" Suara yang diketahui sebagai anggota tertua geng itu pun menjawab.

"Emang siapa sih berani jotosin Sky?" Arjuna bertanya sambil mengeluarkan tissue dari dalam tasnya untuk menyeka luka di ujung bibir Sky. Ia memang anggota paling kalem dan rapi dari anak-anak yang lain. Entah kenapa ia bisa bergabung dengan kumpulan anak nakal dari fakultas Teknik itu.

"Tau tuh anak ekonomi. Gue kemaren nidurin ceweknya. Ya mana gue tau tuh cewek udah punya cowok! Dianya juga ga bilang. Pantesan longgar."

"UHUK—" Wendy yang sedang menyeruput kuah mie ayamnya itupun tersedak mendengarnya.

"Lo gapapa, Wen?" Tanya Selena sambil menyodorkan gelas es tehnya.

"Gapapa, tadi mau batuk tapi malah keselek." Jawab Wendy sambil menahan perih di tenggorokannya. Ia pun meminum es tehnya.

Gerakan mereka berduapun tak luput dari tatapan anak geng di meja sebelah.

"Maaf ya adek-adek, mulut Sky emang ga bisa difilter." Sahut Arjuna.

Wendy dan Selena saling berpandangan tetapi tidak menjawab mereka

Kelas ke 3 pun selesai pukul 5 sore, Wendy dan Selena baru saja selesai praktikum di laboratorium kampus mereka. Baru saja mereka menginjakkan kaki keluar gedung fakultas, mereka sudah disambut oleh Jimmy yang tidak ada hentinya mendekati selena.

Winter | wenga [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang