"Malu 7 + 7 turunan"🌼🌼🌼
"Lihat tuh, Des. Si Cindy, lagi-lagi bisa ngobrol dengan Adnan dengan santainya," Aleta menopangkan tangannya di bahu Desita sambil bersungut-sungut melihat pemandangan beberapa meter dari posisi mereka duduk.
"Iya tuh, kapan kamu melancarkan aksi kamu? Kalau diam terus, bakal keduluan tuh sama si Cindy!" ujar Kana, sahabat Desita yang paling cubby di antara mereka bertiga.
"Eumm, menurutku wajar sih ya. Cindy kan cantik, terus pintar lagi, kan jadinya cocok gitu kalau disandingkan sama Adnan yang pintar juga," Desita melemaskan badannya dan berakhir menyandarkan kepalanya di meja kantin.
"Apalah dayanya aku, udah burik, nilai minus, badan nggak ada body, 1 banding 100 sama Cindy aja nggak nyampe!" ujarnya sambil menutupi wajahnya.
"Ihhh, kok kamu jadi insecure gitu sih? Harusnya kamu bisa usaha dong! Bisa lebih ningkatin kalau kamu bisa lebih baik dari si Cindy!" ungkap Aleta menyemangati.
"Benar tuh kata Aleta, harusnya kamu kumpulin usaha dan akal biar bisa dekat sama Adnan, biar ada kemajuan, nggak cuma berdiri di satu titik dari zaman kelas satu sampai hampir habis kelas 3!" Kana memukul pundak Desita mantap, dan seakan ada energi yang mengalir di pundaknya, Desita lalu berdiri.
"Kamu benar, Na!" ujar Desita seraya berjalan meninggalkan teman-temannya yang sedang kebingungan dengan tingkahnya itu.
Kemudian suara gebrakan meja mulai terdengar.
"Adnan!!!" teriakan Desita itu membuat seluruh anak SMA Galaksi yang sedang berada di kantin sontak menatap Desita.
"Let, kayaknya sahabat kita bakalan ngelakuin hal keren nih!" Kana tersenyum bangga saat melihat perubahan dari seorang Desita, dan Aleta pun setuju akan hal itu.
"Iya?" Adnan mengernyitkan dahinya saat melihat Desita yang menggebrak meja tempat ia duduk bersama Cindy.
Desita yang awalnya sangat percaya diri tiba-tiba kehilangan nyali saat mendengar suara Adnan.
"Sebenarnya aku lagi ngapain sih? Bodoh banget kamu, Des," batinnya dalam hati.
"A ... aa ... a ...." Desita panik, ia tak tahu harus beralasan apa untuk menjawab Adnan.
"A? Apa?" tanya Adnan sekali lagi dengan senyum manisnya.
"Sebenarnya kamu mau ngomong apa sama Adnan?" tambah Cindy yang berbicara ramah kepada Desita.
"A ... ah, ya... aku mau tanya di kelas kita ada PR atau nggak?" Desita mengerlingkan matanya bertingkah seolah seperti anak kecil yang imut.
"Na, urusin teman kamu tuh!" Aleta lalu bangkit dari duduknya dan pergi dari kantin dengan pasrah.
"Nyesek aku nggak bisa didik dia dengan baik." Kana juga ikut bangkit dan mengikuti ke arah Aleta pergi.
"Aku nggak tahu, kita kan beda kelas. Seharusnya kamu tanya ke Cindy, kan dia yang sekelas sama kamu?" Adnan tampak terkekeh melihat tingkah Desita yang menurutnya saat itu sangat lucu.
"O ... oh ... iya, iya, aku jadi ingat ada PR matematika, ya. Ya udah, aku pergi dulu. Makasih, ya!" Desita melangkah mundur kemudian beranjak pergi berlari keluar dari kantin.
Sungguh, saat itu Desita ingin sekali menenggelamkan wajahnya ke dasar lautan dan tak ingin menunjukkan wajahnya lagi di depan Adnan. Dia sangat malu, bahkan sangat malu hingga sampai 7 + 7 turunan.
"Desita bodohhh!!!" teriaknya sembari berlari di koridor sekolah.
###
HALLO PARA PEMBACA YANG SETIA DENGAN PLATFORM ORANYE BERNAMA WATTPAD INI😊
AKU HARAP KALIAN SEMUA SUKA DENGAN ALUR CERITA YANG AKU BUAT YAH..
TAPI, HATI-HATI! BANYAK TYPO BERTEBARAN..OKE SEE YA😚
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan Galaksi ( END )
Teen FictionDesita adalah gadis biasa di antara remaja seusianya. Wajahnya standar, nilai ulangannya pun selalu pas-pas an. Tapi,itu semua tak menghalangi Desita untuk menyukai seorang laki-laki tampan nan pintar di sekolahnya.Adnan. Walaupun, Desita juga men...