"Bagi gue, dirinya adalah sosok yang sempurna walaupun banyak yang bilang dia banyak kurangnya" ~Riu
🌸🌸🌸
Sudah 3 hari, terhitung dari pagi itu. Desita mengunci diri di dalam kamar, dia tidak keluar sama sekali dari kamarnya bahkan untuk bersekolah.
Berkali-kali Desita di bujuk ayahnya untuk keluar. Namun, ia tetap menolak dan tetap mengunci dirinya di kamar.
Sehingga, Herdi pun kuwalahan harus menghadapi sikap Desita itu.
Dengan mengeasampingkan ia yang juga harus menghadapi istrinya, Laila yang masih shock dengan pertengkarannya dengan Desita beberapa hari yang lalu.Bahkan, Aleta dan Kana yang khawatir dengan kondisi Desita pun datang ke rumahnya untuk membujuk Desita pagi-pagi sebelum mereka berangkat sekolah . Tapi, Desita tetap saja tak ingin keluar dari dalam kamarnya.
"Ayolah Des, nanti aku beliin 1 tiket Aroon deh! asal kamu keluar! oke?" Tawar Aleta yang bersandar di dinding pinggir pintu kamar Desita.
Hening, tidak ada jawaban.
"10 Tiket Deh Des!" Ujar Kana kemudian.
"Satu aja ga mampu! gimana mau sepuluh! Udah sana sekolah aja! nanti telat!" jawab Desita dari dalam kamarnya.
Mendengar respon dari Desita membuat Aleta maupun Kana saling tatap menyerah kemudian mereka melangkah pergi meninggalkan depan pintu kamar Desita.
🌼🌼🌼
Sudah dua hari juga Riu bolos sekolah. Tapi, karena ia sudah bosan hanya duduk sendirian tak ada kawan di rumah, ia pun memutuskan untuk berangkat lagi ke sekolah. Walaupun, tujuannya bukan untuk belajar tentunya.Suara keramaian kantin tidak membuat Riu terusik, ia bahkan kini hanya terdiam mengabaikan percakapan kedua temannya yang terlihat asik mengobrol.
"Oh iya, tumben banget lo bolos dua hari sambil lost contact, sama sekali ga bisa di hubungi! Ada masalah apa lo?" Galang kini menatap Riu yang terdiam sembari memainkan sedotan es yang di pegangnya.
"Lo kalau kayak gini pasti emang lagi ada masalah kan Ri?" tambah Evan.
"Emang lagi males aja!" jawab Riu seadanya.
Walaupun, di fikirannya sampai kini penuh dengan perkataan Desita waktu itu, entah kenapa, hatinya tidak tenang,perasaannya berkecamuk, sedangkan Riu sendiri tidak tahu apakah yang terjadi dengan dirinya sekarang.
Riu lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, namun orang yang ia cari tidak menampakkan batang hidungnya.
"Nyari Desita?" ucap Evan yang melihat gerak-gerik Riu.
"Udah dua hari dia ngak berangkat! ditambah lagi sekarang jadi tiga hari! gue tahu karena tiap hari gua dateng ke kelasnya minta dia kerjain PR gue, tapi dia ngak ada, tu anak kayaknya sakit, soalnya jarang banget tu anak absen dari sekolah!" Riu pun hanya terdiam berfikir bahwa Desita saat itu sakit apa, sampai ia tidak berangkat sekolah,apakah itu karena terakhir kali mereka berdua bertemu?
"Cara apa lagi coba?" samar-samar Riu mendengar percakapan dua orang yang kini duduk di belakangnya.
"Desita itu kalau sudah marah,keras kepalanya ga ada yang bisa ngalahin!"
Begitu mendengar nama Desita di sebut, Riu kemudian memfokuskan indra pendengarannya.
"Ya, kita harus cari cara lain lagi biar dia bisa keluar kamar, mending kalau cuma beberapa jam! lah ini! 2 hari ngunciin di kamar tanpa keluar sedikitpun, gimana kalau dia sakit coba? lagian kenapa sih tuh anak nekat banget ngunciin diri di kamar segala?" Ujar Kana kepada Aleta yang duduk tidak jauh dari tempat Riu duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan Galaksi ( END )
Teen FictionDesita adalah gadis biasa di antara remaja seusianya. Wajahnya standar, nilai ulangannya pun selalu pas-pas an. Tapi,itu semua tak menghalangi Desita untuk menyukai seorang laki-laki tampan nan pintar di sekolahnya.Adnan. Walaupun, Desita juga men...