Tentang Kapten, Bolos, dan Bucin

885 133 18
                                    

1. Kapten dan Bolos

"Kemana saja, Yang Jeongin?"

Jeongin menolehkan kepala ke arah pintu, dimana Hwang Hyunjin berdiri menjulang—masih dengan jersey basketnya.

"Oh, hai capt."

Keberadaan Hyunjin diruangan yang sama dengannya seolah tak mengganggu kegiatan Jeongin mengganti baju. Dengan santainya, sosok yang lebih muda membuka kemejanya dan berganti dengan kaos kebesaran—hampir menutupi celana pendek yang ia kenakan.

"Kenapa tidak datang latihan?"

Kali ini, Jeongin memberikan atensi pada sosok Hyunjin yang tampak menahan kesal. Ia mengerutkan kening tak paham.

"Bukannya aku sudah memberimu kabar? Aku ada urusan, capt."

"Ya. And you only text me bullshit."

Jeongin terkekeh kecil. Melangkah pelan ke arah Hyunjin yang masih setia berdiri di depan pintu.

"Oh? Kau mengkhawatirkanku?"

"You wish, Yang. Bulan depan pertandingan, dan kau masih sempat membolos latihan?"

"Aku ada urusan." Jemari lentik Jeongin mengelus pelan rahang kaptennya yang mengetat.

"Dan urusan apa itu?"

"Kenapa kau harus tahu?"

Oh, rupanya rubah kecil ini suka sekali bermain-main dengan emosi Hwang Hyunjin.

"Aku serius, Yang."

Hyunjin mencengkram lengan Jeongin yang bermain di rahangnya. Membuat sang pemilik mendecak kesal.

"Menemani Felix berbelanja."

"Oh, dan itu yang kau sebut urgent."

Hyunjin si kapten basket serba perfeksionis itu mengatakannya dengan nada mengejek. Nafasnya yang menderu menimpa kulit wajah Jeongin.

"Apa salahnya membolos sekali-kali."

"Sayangnya sekali-kalimu itu sudah yang ketiga kali, Jeongin."

"Ck. Iya maaf."

Hyunjin tersenyum puas. Pada akhirnya berhasil mendapat permohonan maaf dari anggotanya yang keras kepala—yah, walaupun permintaan maafnya terdengar tak tulus, Hyunjin will take that.

"Dan apa yang kau lakukan malam-malam di apartmentku, Hwang?"

Jeongin balas menantang. Menatap Hyunjin lurus pada matanya seolah tak mempedulikan aura dominan sang kapten pun tangannya yang masih berada dalam cengkraman Hyunjin.

"Memastikan keadaanmu."

"Oh benarkah?"

Jeongin melangkah mendekat, hanya satu langkah tapi kini kaki mereka sudah bersentuhan. Ia mendongak untuk menatap wajah Hyunjin, dari jarak sedekat ini, perbedaan tinggi diantara mereka sangat kentara.

"Or you just wanna kiss me so bad?"

Jeongin hanya bermaksud menggoda, tapi ternyata kaptennya sedang tak ingin bermain-main. Terbukti dari kuatnya pria itu menarik pinggangnya dan membenturkan bibir keduanya.

"Dan jika ya? Apakah itu suatu masalah bagimu?"

Jeongin tersenyum. Beralih mengalungkan kedua lengan pada leher kokoh Hyunjin.

"Tidak sama sekali."

Sebelum kembali mempertemukan bibir keduanya.

2. Bucin

A Night Full Of StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang