12. Di Langit Musim Panas

837 103 19
                                    

[Name] meregangkan tubuhnya ke atas, merasa lebih bugar sehabis mandi pagi.

Dia melihat ke jam dinding, ah dia bangun terlalu awal.

[Name] mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer milik salah satu manager, jangan tanya itu miliknya atau bukan.

Tidak mungkin dia memiliki uang untuk membeli benda mahal itu, menurutnya lebih baik mengeringkan rambut di depan kipas. Dan lebih hemat juga.

Ah tapi [Name] memiliki catok rambut, benda itu di beli nya saat di bangku SMP dan masih bertahan sampai sekarang.

Sewaktu di SMP dia lumayan boros, karena uang yang di beri Ayahnya juga sering berlebih waktu itu. Jadi dia masih bisa membeli apa yang dia mau.

[Name] berjalan keluar, dia berdiri di depan jendela sambil mencatok rambutnya. Dia agak kesusahan mencatok rambutnya, bagian samping sudah selesai sisa bagian belakang.

"Huh..." [Name] menghela napas lelah.

Dia memegang ujung rambutnya yang panjang, "Apa aku potong rambut ajah? Ini juga sudah sangat panjang, mengurusinya pasti akan membutuhkan banyak shampoo," gumam [Name].

Dia teringat dengan para manager yang kebanyakan berambut pendek, eh sebentar.

Rata-rata malah memiliki rambut pendek sebahu, tapi [Name] merasa kalau dia tidak cocok berambut pendek.

"[Name]? Kau sudah bangun rupanya," sahut suara lelaki berjalan menaiki tangga menghampiri [Name].

[Name] menoleh, "Keiji-kun?"

Keiji berdiri di samping [Name], dia menatap keluar melalui jendela di depannya. Perasaannya sedikit hangat melihat matahari terbit di depannya.

"Apa yang kau lakukan? Mencatok rambut mu?" Keiji melihat sambungan cok dari ruang tidur perempuan sampai di tempatnya dan [Name] berdiri.

[Name] menatap Keiji terkejut, bagaimana bisa lelakinya itu tau kalau yang sedang di pegangnya itu catokan rambut? Jangan bilang kalau Keiji juga memakainya.

"Ah iya. Aku agak kesusahan mencatoknya, rambutku sangat panjang. Apa lebih baik aku potong?" tanya [Name] menatap Keiji.

Keiji melirik rambut panjang [Name] yang sudah sampai sepinggang, dia memegang ujung rambut gadisnya yang bergelombang itu.

"Kau ingin memotongnya karena malas mengurusi rambut mu? Atau karena kau tidak ingin boros?" tanya Keiji menatap [Name].

[Name] kikuk sendiri mendengar tebakan Keiji, "Y-yaa, keduanya benar sih..."

"Kalau kau sedang malas mengurusinya, gulung saja rambutmu." Keiji menggulung rambut [Name], memakai ikat rambut yang terpasang di pergelangan tangan [Name].

"Aku menyukai rambut panjangmu," ucap Keiji.

"Tapi Keiji-kun, aku selalu malas," ucap [Name] berbalik, menatap Keiji.

"Jadi kau ingin memotongnya?" tanya Keiji.

"Beda lagi kalau Keiji-kun ingin mengurusinya," jawab [Name].

"Jangan manja [Name], kau sudah menjadi manager sekarang." Keiji berjalan menuruni tangga.

[Name] memegang pegangan tangga, "Hei jangan memakai nada bicara seolah-olah aku sudah menjadi seorang Ibu," teriak [Name].

"Suatu saat kau akan jadi seperti itu," ucap Keiji tanpa menoleh.

"Menjadi seperti apa?"

"Istriku."

[Name] membulatkan matanya, terkejut mendengar ucapan Keiji yang spontan.

"Heii itu tidak adil! Jangan mengatakan hal seperti itu dengan santainya!" ucap [Name] dengan jantung berdebar.

 𝑯𝒂𝒊𝒌𝒚𝒖𝒖!! 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 𝑳𝒐𝒗𝒆ღ 𝐀𝐤𝐚𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐊𝐞𝐢𝐣𝐢 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang