Ingin dekat

680 81 9
                                    

Sebelumnya terimakasih buat yang udah baca dan ngasih vote ke cerita ini, ataupun yang cuma baca aja juga terimakasih karna sudah mampir. Aku sebagai yang punya cerita ini juga mau minta maaf karna terlalu lama ngutang sama cerita ini hehe, sebenarnya dari kemaren pengen publis kelanjutannya, yah tapi nih akun tiba-tiba error. Dah gitu aja curhatnya.


Selamat membaca..

Typo bertebaran✌

"Jangan sedih, aku ada untukmu, aku yang akan menjadi sahabatmu, Haechanie"

Lee Jeno

.
.

"-dan aku mohon jangan tinggalkan aku untuk apapun itu".

Lee Haechan


Walau masih kurang sehat, Renjun tetap memaksakan dirinya untuk pergi ke sekolah. Masih terlalu pagi sebenarnya, tapi bagaimana Renjun yang terlalu bersemangat untuk bertemu sahabatnya Na Jaemin.

Tak berapa lama setelah menginjakan kakinya di koridor sekolah, Renjun mendengar namanya yang di teriakan seseorang yang ia tunggu.
"Aku pikir kau tidak akan datang sepagi ini Ren". Ucap Jaemin sambil merangkul bahu Renjun.

"Kita sudah sepakat untuk berangkat lebih awal". Jaemin mengagguk.

"Apa kau sudah lebih sehat?". Jaemin memperhatikan Renjun yang berdiri di sampingnya.

"Tentu saja, aku merasa tidak pernah sesehat ini sebelumnya". Renjun tersenyum yang di balas Jaemin.

"Ayo ke kantin, aku ingin sarapan". Ucap Jaemin sambil menggeret Renjun.


I Need A Rest

"Jisungie, kenapa kau tumbuh lebih tinggi dari hyungmu ini". Haechan berucap sambil memperhatikan tinggi adiknya Jisung yang melebihinya.

Saat ini kedua kakak beradik itu berjalan beriringan menuju sekolah.

"Itu karna aku rajin olahraga". Jisung terkekeh melihat wajah masam hyungnya. Haechan mendengus mendengar alasan itu. Bukannya iri melihat pertumbuhan sang adik, hanya saja ia merasa tidak adil dengan tinggi badan Jisung yang melebihinya.

"Terserahmulah". Ucapnya dengan ketus.

"Hyung sudah bekerja keras. Ah tidak, maksudku hyung sudah bekerja sangat keras. Aku ingin cepat tumbuh besar agar bisa membantu meringankan beban hyung, aku ingin hyung beristirahat, belajar dan makan seperti anak-anak lain, aku sudah banyak menyulitkan Haechan hyung. Hyung bekerja sangat keras di luaran sana untukku, membiayai sekolahku, aku-

"Jisung!!". Jisung yang tadi menunduk hampir menangis kini menolehkan kepalanya ke kiri, menatap Haechan hyungnya.

"Kau mau tahu siapa orang yang menjadi alasanku untuk bertahan hingga sekarang?". Jisung menggeleng, matanya menatap mata Haechan yang teduh juga terlihat menyimpan banyak luka bersamaan.

"Alasanku adalah kau juga Jaemin. Jadi jangan terus menyalahkan dirimu untuk apa yang terjadi padaku, karna itu akan melukai perasaanku". Ucap Haechan dengan tegas. Jisung sudah tidak tahan, tubuhnya yang lebih besar itu menubruk tubuh Haechan hyungnya untuk ia peluk.

I Need A RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang