_________________________
I Need A Rest
__________________________
"Haechan"...
Pemuda yang merasa namanya dipanggil menolehkan pandangannya pada seseorang yang duduk di sebelahnya.
"Hmm". Jawabnya tanpa minat.
"Aissh, bisakah reaksimu jangan seperti itu!!" Sungut pemuda itu pada Haechan.
"Yakk..lalu aku harus berteriak,IYA NA JAEMIN,ADA APA KAU MEMANGGILKU? APA ADA YANG PENTING?". Teriak Haechan dengan gaya yang dibuat-buat antusias.
"Astagaaa.. kau merusak pendengaranku". Ucap Jaemin mengusap telinganya. Melihat itu Haechan memutar bola matanya malas.
"Chan". Panggil Jaemin lagi.
"Hmm?"
"Hei aku bicar-
"Bicaralah Na Jaemin..aku mendengarkanmu". Ucap Haechan memotong ucapan Jaemin, matanya fokus membaca buku pelajaran ditangannya.
Terlalu rajin...
"Kau tau-
"Tidak".
"Yakk..aku belum selesai Lee Haechan". Sungut Jaemin kesal, berusaha tidak memukul seseorang disebelahnya.
"Lanjutkan".
"Ku dengar akan ada murid baru di kelas kita, dan ku dengar lagi dia pindahan dari Cina. Ada juga yang bilang dia namja tapi aku belum melihatnya, aku sangat penasaran, bagaimana kalau kita ke kantor untuk memastikan berita itu". Ucap Jaemin panjang lebar dengan nada antusiasnya.
Haechan mendengus menutup bukunya karna tidak lagi dapat fokus dengan apa yang ia baca.
"Kau berisik sekali Na". Ucapnya datar.
"Aku kan sangat penasaran Lee". Ucap Jaemin dengan bibir mengerucut.
Memijat pelipisnya, Haechan bingung kenapa ia bisa mempunyai sahabat yang aneh seperti Jaemin.
"Kau bilang dia sekelas dengan kita kan?" Jaemin mengangguk dengan bibir yang masih mengerucut.
"Sabar Haechan..". Batin Haechan berusaha tidak mencekik seseorang di depannya yang sayangnya adalah sahabatnya sendiri.
Kringg..
Bell masuk akhirnya berbunyi, para siswa-siswi mulai memenuhi ruang kelas.
"Kau tidak perlu penasaran lagi Jaeminie, sebentar lagi juga kau akan melihatnya bukan". Ucap Haechan sambil menepuk pelan bahu sahabatnya itu.
"Hmm..dan aku akan menjadi teman pertamanya..ahh atau mungkin sahabatnya". Jaemin dengan senyum yang mengembang, nampak antusias.
Haechan tersenyum sedih, sangat jarang ia melihat sahabatnya tersenyum begitu manis seperti sekarang saat bersamanya.
"Kenapa begitu menyakitkan" .
Batinnya.Lamunannya terhenti ketika mendengar suara sepatu pantofel yang terdengar dari arah depan.
"Selamat pagi semuanya".
Chanyeol Seonsangnim,yang menjabat sebagai wali dari kelas yang kini ia masuki, wajahnya yang dihiasi senyuman ditambah lesung pipi yang menambah kadar ketampananya.
"Jika saja Chanyeol Seonsangnim belum menikah, aku sangat ingin menjadi istrinya"
"Astaga Chanyeol seonsangnim itu sangat tinggi ,punya lesung, senyumnya manis, tampan, sangat idaman".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need A Rest
FanfictionTuhan.. Rasa sakit yang tak terduga mengapa selalu datang di hidupku?. Seolah aku merasa dunia memang tidak adil untukku. Terimakasih untuk mereka yang kau kirimkan untuk menghibur laraku. Namun rasa lelah juga tidak dapat aku abaikan. Aku Butuh Is...