Merasa Buruk

1.4K 128 22
                                    

"Aku lelah. Tuhan, tolong hentikan detak jantungku, biarkan aku mati. Ini sakit luar biasa".

Lee Haechan


"Tuhan, kembalikan dia pada kami. Kami janji akan menjaganya dengan sekuat tenaga".

Huang Renjun




Niat Haechan memang ingin kabur dengan cara berlari sekuat tenaganya, tapi pemuda Lee itu salah perhitungan dengan memaksa tubuhnya yang masih lemas untuk bekerja keras untuk menuruti niat hatinya yang ingin kabur itu berakhir dia yang kembali pingsan saat baru saja keluar dari gedung rumah sakit.

Berakhirlah ia kembali ke kamar tempatnya dirawat.

Renjun menyilangkan kedua tangannya di depan dada, matanya memelototi Haechan yang menunduk di hadapannya. Seolah sedang menghakimi seorang pencuri yang tertangkap basah.

"Jangan berpikir untuk kabur lagi Haechan". Ucap Renjun dengan tegas, sungguh emosinya belum reda setelah tadi malam terbangun di jam 2 malam karna kehilangan Haechan, beruntung seorang suster menemukan Haechan yang tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu gedung rumah sakit segera membawanya kembali ke ruangan tempatnya di rawat.

Bukan, Renjun bukannya senang karena Haechan tidak sadarkan diri, tapi Renjun berjanji akan memarahi pemuda itu setelah sadar nanti.

Tapi apa?. Belum reda emosinya pada pemuda Lee itu, Renjun kembali di hadapkan dengan Haechan yang kembali ingin kabur dari rumah sakit kalau saja ia tidak segera kembali dari kantin rumah sakit untuk membeli sarapan.

"Ja-jangan menatapku seperti itu Huang". Gagap Haechan.

Renjun mendengus kasar.

"Kau menyebalkan Haechan. Aku sangat marah padamu. Kau tau, aku hampir jantungan saat kau menghilang tadi malam?. Kau berhasil hampir membunuhku karna kelakuanmu itu!". Renjun berucap dengan kesal.

"Maaf, aku hanya tidak mau menyusahkanmu". Cicit Haechan takut-takut, tangannya memilin selimut dengan gusar.

"Kau pikir dengan kabur kau bisa menyelesaikan masalah!!. Tidak Haechan!!. Malahan kau hanya menjadi pengecut yang kabur dari masalah!!".

"Tatap orang yang sedang berbicara denganmu Haechan!!". Ucap Renjun membentak Haechan yang menunduk.

"A-aku minta maaf Renjun". Renjun mengusap wajahnya kasar.

"Aku akan memaafkanmu jika kau mau menurut padaku".  Haechan mengangguk, iyakan saja dari pada ia berakhir di cakar Renjun galak.

"Bagus, hari ini kau akan melakukan operasi. Aku harap kau mempersiapkan diri, dan jangan macam-macam!". Ucap Renjun dengan penuh penekanan.

Haechan mendongak dengan mata melebar.

"Op-operasi?. Apa maksudmu?". Tanya Haechan dengab raut bingung dan gelisah.

Sungguh ide gila apa lagi yang akan Renjun lakukan padanya.

"Hmm operasi, kau akan melakukannya jam 9 nanti. Itu untuk kesembuhanmu". Ucap Renjun santai.

"Untuk apa?, aku tidak sakit". Ucap Haechan dengan wajah gelisah yang nampak sekali.

Renjun memutar bola matanya malas. Lalu tangannya menekan perut Haechan.

"Akhh".

Dan lihat, pemuda Lee itu terlihat kesakitan.

"Aku tahu kau berusaha menahannya sedari tadi Haechan. Kau sakit, jadi jangan berusaha untuk terlihat kuat lagi karna itu percuma". Ucap Renjun yang kemudian berjalan keluar dari ruangan Haechan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Need A RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang