Demi Yang Benar

723 87 2
                                    

"Maaf Renjun, aku bukannya tidak tau cara berterimakasih. Hanya saja, aku lebih baik pergi sebelum aku benar-benar menyusahkanmu".

Lee Haechan

"Mungin aku tidak bisa memaafkanmu dan akan membencimu untuk seumur hidup".

Huang Renjun




Mark mengusap peluh dingin di pelipisnya. Sungguh jantungnya berdetak dengan sangat cepat lantaran khawatir dengan keadaan kedua adik kelasnya. Beruntung Renjun sudah baik-baik saja setelah di tangani seorang dokter, yang ia pikirkan kini adalah keadaan Haechan yang masih belum sadar.

"Bagaimana dok?". Tanya Mark pada seorang dokter yang baru saja menangani kondisi Haechan.
Dokter itu mengeryit melihat tampilan babak belur Mark.

"Anda siapa pasien?". Berbelit pikir Mark, kenapa dokter itu tak langsung memberitahunya tentang keadaan adik kelasnya itu.

"Saya kakaknya dok". Ucap Mark berusaha meyaikinkan. Mark kemudian melirik Renjun yang baru saja datang.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?". Tanya Renjun karna tak kunjung dapat penjelasan akan kondisi Haechan.

"Sepertinya pasien tidak menerima asupan makanan apapun seharian ini, karna itulah penyakit maag yang ia derita kambuh".

"Saya menyarankan pasien untuk melakukan operasi karna maag pasien sudah ke dalam keadaan kronis dan harus segera ditangani agar tidak semakin memburuk". Mark rasaya tertampar kembali dengan rasa bersalah, karena ia yakin Haechan terlalu tertekan dengan masalah hari ini hingga akhirnya tidak memperhatikan kondisinya.

Sedangkan Renjun, pemuda itu menghela nafas lelah.

"Kalau begitu lakukanlah operasi dok, lakukan apapun untuk kesembuhan Haechan". Ucap Renjun.

Dokter itu sejenak terdiam seperti ragu, Renjun melihat itu dengan kening mengernyit bingung, lalu setelahnya pemuda Huang itu berdecak.

"Jangan khawatir, untuk pembayaran biar aku yang melakukannya, berapapun itu asal kalian menyelamatkan temanku". Ucap Renjun kesal.

"Aku keluarga Huang jika kau ingin tahu, jadi jangan menatapku seolah aku akan menipu kalian pihak rumah sakit". Ucap Renjun tambah kesal karna sang dokter yag sepertinya tidak percaya dengannya seolah Renjun membual tentang membayar biaya berobat Haechan.

"Baiklah, kami akan melakukan yang terbaik". Ucap dokter itu sembari berlalu pergi.

Renjun kembali berdecak, sangat kesal dengan dokter seperti itu.

"Aku pikir mereka penyelamat di saat sekarat, tapi ternyata mereka tidak lebih pemalak disaat terdesak". Ucap Renjun sarkas.

"Sudahlah Renjun". Ucap Mark berusaha membuat Renjun tenang dengan sedikit mengusap bahu pemuda Huang.

"Kau tau namaku dari mana?". Tanya Renjun dengan mata memicing ke arah Mark.

"Aku mendengarnya saat Haechan memanggilmu tadi". Ucap Mark, Renjun mengangguk dengan mulut membentuk huruf O.

"Kau sudah baik-baik saja?". Renjun lagi-lagi mengagguk untuk menjawab pertanyaan Mark.

"Aku sudah baik-baik saja". Ucap Renjun.

Hening sebetar, sebelum Renjun bertanya.

"Jadi.. apa yang terjadi antara kau dan Haechan setelah ku tinggal?". Mark menatap Rejun di sebelahnya sebentar.

I Need A RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang