Semakin Rumit

619 70 4
                                    

"Jika kau berusaha untuk bunuh diri dengan cara melompat dari sini, itu tidak akan sia-sia Lee Haechan"

Huang Renjun

"Diamlah Huang! Atau kau yang akan aku buat bunuh diri disini!"

Lee Haechan



Belum habis kiranya cobaan untuk seorang Lee Haechan, seusai keluar dari gedung sekolah, pemuda itu mendapat kabar jika adiknya Park Jisung mengalami kecelakaan.

Kakinya seolah hampir patah lantaran terlalu lelah dibawa berlari sekuat tenaga. Dan tanpa pikir panjang Haechan masuk ruangan tempat adiknya dirawat setelah ia sampai di rumah sakit yang ia tuju.

"Jisung, apa kau baik-baik saja?". Atensi yang dipanggil mengarah ke Haechan yang mendekatinya dengan nafas tersenggal sehabis berlari.

"Apa yang kau lakukan disini?". Haechan terkejut mendengar pertanyaan adiknya. Mata pemuda yang lebih muda memicing menatapnya tajam.

"A-apa maksudmu Jisungie?. Tentu saja aku kesini untuk menemuimu, aku mengkhawatirkanmu uri Jisungie". Haechan berjalan semakin mendekati Jisung yang hanya berbaring di atas ranjang.

"Aku tidak membutuhkanmu".  Jawab Jisung, lalu membuang pandangannya dari sang hyung.

"Ada apa denganmu?. Apa kau baik-baik saja?. Apa ada yang sakit?. Katakan padaku?". Haechan mengambil tangan Jisung tapi Jisung malah menepis tangannya kasar.

"Jangan menyentuhku!!. Kau menjijikan. Pergi dari sini!". Jisung berucap dengan penuh amarah.

"Jisung!! Jaga sikapmu". Haechan yang sudah pusing bertambah pusing dengan kelakuan adiknya pun kelepasan.

"Memangnya kau siapa sam-

"Tentu saja aku kakakmu. Apa kau amnesia?". Jisung mendecih.

"Kau bukan kakakku. Kau ingat bukan, kau hanya anak buangan yang Ayah temukan yang entah dari mana asal-usulnya". Ucap Jisung dengan nada mengejek.

"Cukup Jisung". Haechan berucap rendah, berusaha meredam emosinya.

"Aku muak melihat wajahmu, dan aku tidak akan sudi menganggapmu Hyung lagi setelah aku tahu masalah yang kau lakukan, aku membencimu Lee Haechan!!".

Haechan akhirnya tahu apa yang membuat Jisung membencinya.

"Aku tidak menyangka jika masalah itu akan membuat semua orang membenciku, padahal aku tidak melakukannya sama sekali". Batin Haechan.

"Itu tidak benar Jisungie, seseorang telah merencanakan ini". Jelas Haechan dengan perlahan, berharap Jisung akan percaya.

"Aku tidak ingin melihat wajahmu, jadi keluarlah dari sini!". Jisung keras kepala untuk tidak perduli dengan penjelasan Haechan.

Menghela nafas, Haechan paham jika bukan saatnya menjelaskan pada Jisung yang masih begitu kecewa padanya.

"Baiklah aku pergi, jaga dirimu Jisungie". Haechan mengusak rambut Jisung hingga sedikit berantakan.

Setelahnya pemuda Lee itu keluar, namun belum ada rencana dihatinya untuk pulang kerumah. Tubuhnya jatuh merosot ke lantai yang dingin dengan punggung yang bersandar pada tembok rumah sakit.

"Sepertinya aku tidak akan pulang". Lalu terkekeh setelahnya. Seolah menertawakan dirinya yang sepertinya akan berakhir tidur di jalanan.

"Memangnya aku harus pulang kemana?. Aku saja tidak punya rumah". Gumamnya miris.

I Need A RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang