Jangan Lagi

705 74 5
                                    

________________________

I Need A Rest
________________________

Tuhan.. mengapa kau ciptakan beban sepertiku.
Jika memang tak pantas  untukku tetap hidup, maka biarkan aku menemuimu untuk beristirahat.

Lee Haechan


Alur mundur...

Suara langkah kaki yang diseret paksa, juga raungan seorang anak lelaki  begitu terdengar jelas memilukan di dalam sebuah rumah berukuran yang cukup besar itu.

Lee Haechan..

Seorang yang baru berumur 9 tahun itu di paksa keluar rumah oleh wanita berumur tiga puluhan.

"Eomma minhae hikss..aku janji akan mendapat uang lebih banyak lagi hikss".

"Maka lakukanlah itu bodoh. Cepat cari uang yang banyak di luar sana anak sialan. Dan jangan kembali sebelum kau mendapatkannya!!". Ucap sang Eomma, tangannya mendorong sekuat tenaga Haechan agar keluar rumah.

Tubuh ringkih yang bergetar itu terhempas ke lantai pelataran yang dingin lantaran di lapisi es tipis.

Suara hempasan pintu yang nyaring menyadarkannya dari rasa sakit yang ia terima.

Berdiri tertatih menuju pintu yang tertutup. Mencoba mengiba, siapa tahu sang Eomma mau membuka pintu untukknya yang kini mulai gemetar karna suhu dingin yang singgah di tubuhnya.

"Eo-eomma hikss..tolong b-buka pintunya. Aku kedinginan". Ucapnya gemetar.

Tidak ada jawaban, namun ia pun masih belum menyerah.

"Eomma aku mo-mohonhhh d-disini dingin E-eomma".

"Eomma a-aku mohon bi-biarkan a-aku ma-masuk. Ak-u jan-janji akan men-cari banyak uang u-untuk Eomma supaya bis-bisa berbelan-ja ban-yak lagi, tap-tapi tolong-hhh biarkan aku masuk". Ucap Haechan kecil makin melirih dengan tubuh  yang semakin mengigil.

Dengan sekuat tenaga ia mencoba mengetok pintu.

Namun usahanya nampaknya sia-sia, terlihat dari diamnya pintu yang tak kunjung terbuka.

"Eomma hikss..ku mohon, ka-kasihani aku...". Ucap Haechan begitu lirih. Tubuhnya kian merosot bersandar di pintu coklat yang masih tertutup itu.

Tangisnya pecah, meraung mengasihani diri sendiri.

Cklekk..

Suara kunci di putar itu menyadarkannya. Tangisan pilu itu mereda, pun tubuhnya yang berusaha menyingkir agar pintu dapat terbuka tanpa terhalang olehnya.

Dibalik pintu yang baru saja terbuka, dapat ia lihat raut wajah sang Eomma yang nampak murka.

Tubuhnya menciut lantaran rasa takut akan tajamnya tatapan orang yang begitu ia kasihi.

"Kenapa kau sangat berisik?. Aku tidak bisa tidur karna tangisanmu sialan. Sudah ku bilang pergi dan carilah uang yang banyak bodoh. Apa kau sangat bodoh sampai tidak mengerti apa yang aku katakan huhh". Ucap wanita itu nyaring. Tidak perduli suaranya akan membangunkan tetangga yang sudah tertidur malam itu.

I Need A RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang