"PART (4)"

12.4K 1.1K 231
                                    

                                             "PART (4)"









Seperti dugaan Haechan, kalau dirinya dan Jeno akan menjadi pusat perharian saat sampai di sekolah, karena mereka terkenal tak pernah akur dan sekarang mereka berangkat ke sekolah bersama.

"Ssstt...ssttt..."

Haechan, menoleh ke sumber suara "apa?" tanya Haechan dengan suara pelan karena sudah ada guru di depan.

"Lu jadian sama Jeno?"

"ENGGAK LAH!" teriak Haechan tiba-tiba sambil berdiri membuat seisi kelas menatapnya termasuk guru yang sedang menjelaskan materi.

Haechan, melihat sekitar dan meminta maaf sebelum dia duduk kembali.

"Lu kenapa dah... gue cuma tanya" ucap Renjun.

"Lagian lu tanya aneh-aneh, mana mungkin gue jadian sama Jeno"

"Terus kalian tadi kok bisa berangkat barengan"

"Ceritanya panjang, dan yang jelas gue gak jadian sama itu orang" ucap Haechan.

Setelahnya tak ada yang berbicara lagi dan kembali fokus lada guru mereka.

     
                                              • • • • •

Haechan, tengah mencari bangku kosong untuk dirinya duduk dan menikmati makan siangnya.

Wajahnya tersenyum cerah saat melihat sosok Jaemin yang sedang duduk sendirian di ujung kantin.

Tak mau banyak berpikir, Haechan segera melangkahkan kakinya mendekati Jaemin.

"Hai Nana Hyung" sapa Haechan.

"Hai bebeb" bukan... itu bukan Jaemin yang ngomong tapi Jeno yang tiba-tiba muncul.

Haechan, menoleh ke arah Jeno "ngapain lu di sini?" tanya Haechan.

Jeno, tak menjawab melainkan mengangkat nampan berisi makanan.

"Aku boleh dudu di sini kan Hyung?" tanya Jeno pada Jaemin.

Jaemin, mengangguk nengiyakan permintaan Jeno sambil tersenyum manis ke arah Jeno.

Tak mau debat lebih lanjut, Haechan memilih duduk dan segera menikmati makan siangnya.

"Hyung, tidak makan?" tanya Haechan, yang hanya melihat snack dan minuman di depan Jaemin.

"Sudah tadi" jawab Jaemin yang di angguki oleh Haechan.

"Aku gak di tanya beb?" tanya Jeno.

Haechan, tak menjawab dan memilih menikmati makanannya dari pada ngeladenin Jeno.

Jaemin, yang melihat tingkah dua adik kelasnya hanya bisa tersenyum, tetapi senyumannya berubah menjadi senyuman nafsu dengan pikiran-pikiran kotor yang keluar dari otaknya.

"Bagaimana kalau dia mendesah di bawahku?" batin Jaemin sambil terus menatap Jeno.

Jeno, yang merasakan tatapan aneh dari kakak kelasnya memberanikan diri menatap balik Jaemin.

"Hyung kenapa?" tanya Jeno.

Jaemin, tersenyum sambil menggeleng kecil "tidak" ucap Jaemin.

"Apa kalian saudara? sepertinya kalian akrab"

Haechan, menghentikan acara makannya dan melihat ke arah Jaemin, "gue" ucap Haechan sambil menunjuk dirinya sendiri "saudaran sama dia" lanjut Haechan sambil menunjuk Jeno.

"It-"

"Kita bukan saudara Hyung, tapi suami istri" ucap Jeno memotong ucapan Haechan sambil membekap mulut Haechan.

Bukannya marah Jaemin justru tertawa mendengar ucapan Jeno, yang sebenarnya ingin membuat Jaemin cemburu.

"Kenapa tertawa?" tanya Jeno.

"Kau lucu" ucap Jaemin sambil mencubit pelan pipi Jeno dan beranjak meninggalkan Haechan dan Jeno.

Jeno, yang masih loading dengan apa yang terjadi tak menyadari kalau Haechan hampir mati karena kehabisan nafas.

"Goblok lah lu Lee Jeno" ucap Haechan mengatur nafas.

"Ya maaf beb"

"Beb..beb... bapak mu juragan bebek" kesal Haechan.

"Beb... tadi Jaemin Hyung bilang aku lucu, udah gila kali ya itu orang" ucap Jeno menahan lengan Haechan yang ingin pergi dari sana.

Haechan, membalikkan badannya kembali menghadap pada Jeno dan tersenyum.

"Kan memang lucu, mangkanya jadi uke aja ya" ucap Haechan sambil mengusap-usap kedua pipi Jeno.

Jeno, menutup matanya menikmati usapan dari Haechan sambil tersenyum.










                                                  ~||~

Dahlah... gak jelas banget ini Book 🤣🤣

"SWITCH" {NoMinHyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang