"PART (8)"

10.2K 876 132
                                    

"PART (8)"












Karena tak menemukan Haechan akhirnya Jeno memilih pulang dengan berharap Haechan sudah ada dirumah.

"Tante!" terkejut Jeno saat melihat eomma Haechan ada di depan pintu.

"Jeno, tolong jagalan Haechan ya"

"T-tante mau kemana" bingung Jeno melihat eomma Haechan dengan koper di tangannya.

"Tanten harus pergi sekarang" ucap eomma Haechan lalu pergi begitu saja.

Jeno, yang masih bingung hanya bisa menatap eomma Haechan masuk kedalam mobil dan pergi.

Ya, tadinya Jeno ingin pulang ke rumahnya sendiri sebelum eomma Haechan mengirimkan pesan memintanya untuk datang ke rumah.

Dan saat sampai di rumah malah di tinggal begitu saja oleh eomma Haechan.

Jeno, masuk ke dalam rumah dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang sebenarnya itu kamar Mark kakak sepupu Haechan yang sering menginap di sana.

Sebelum Jeno masuk kamarnya dia melihat ke arah kamar di depannya yang tak lain adalah kamar Haechan.

Jeno, melangkah mendekati kamar tersebut dan perlahan membuka pintu kamar itu.

Senyumnya mengembang saat melihat Haechan meringkuk di atas ranjangnya.

"Syukurlah dia sudah pulang" gumam Jeno.

Dan entah setan apa yang mendorongnya masuk ke dalam kamar tersebut.

Jeno, berjongkok di tepi ranjang dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Haechan yang tertidur.

Senyum yang tadinya tercetak perlahan pudar saat melihat mata sebam Haechan yang tertutup.

"Maaf sudah membuatmu menangis" gumam Jeno.

Cup "mimpi indah baby" ucap Jeno setelah memberi kecupan pada dahi Haechan, lalu keluar dari kamar Haechan.


                                              • • • • •



Ke esokkan paginya, Jeno terbangun dan ke adaan rumah sangat sepi.

Jeno, berjalan ke kamar Haechan untuk mengecek apakah Haechan masih tertidur.

"Kosong, kemana dia?" batin Jeno sambil kembali menutup pintu kamar itu.

Jeno, berjalan menuju lantai bawah berpikir Haechan ada di sana, dan ternyata nihil Haechan tak ada di sana.

Ya, Haechan lebih memilih bangun lebih awal dan berangkat ke sekolah sebelum Jeno terbangun, dia memang sengaja menghindari Jeno karena kejadian kemarin yang benar-benar menyakiti hatinya.

Haechan, tau kalau Jeno ada di rumahnya saat dirinya melihat pesan dari eommanya yang harus pergi ke rumah neneknya untuk beberapa minggu karena neneknya sedang di rawat.

Karena tak menemukan Haechan di rumah, Jeno memilih berangkat ke sekolah sendirian.

"Dia berangkat naik apa?" batin Jeno menaiki montornya dan berangkat ke sekolah.


• • • • •

Sedangkan di sekolah, Haechan tengah duduk di kantin bersama Jaemin.

"Chan" panggil Jaemin.

Haechan, mengangkat wajahnya untuk menatap Jaemin yang duduk di depannya.

"Chan, percayalah kemarin itu Jeno menggodaku terlebih dulu" ucap Jaemin.

Haechan, meraih tangan Jaemin sambil tersenyum "aku percaya pada Hyung" ucap Haechan yang mempercayai ucapan Jaemin.

Haechan, mempercayai Jaemin karena dia berpikir kalau Jeno terus menggodanya dan mungkin saja memang Jeno yang menggoda Jaemin terlebih dulu.

"Terimakasih" ucap Jaemin.

"Uuummm" gumam Haechan mengangguk sambil mengusap lembut pipi Jaemin.

Cup.

Tiba-tiba Jaemin menarik Haechan sehingga mereka berciuman.

Haechan, yang terkejut hanya bisa tanpa melawan maupun membalas ciuman itu.

Berbeda dengan Jaemin yang tersenyum licik sambil menaik turunkan alisnya seolah mengejek seseorang.

"H-Hyung" ucap Haechan sambil memegangi bibirnya setelah Jaemin melepas ciumannya.

"Maaf aku tak sengaja" ucap Jaemin, "dan maaf aku harus pergi" lanjut Jaemin lalu beranjak meninggalkan Haechan.







~||~

Gak ngerti lagi lah aQ....

"SWITCH" {NoMinHyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang