"SWITCH" {NoMinHyuck} || END

"PART (13)"

                                           "PART (13)"

Sejak kejadian di UKS, Haechan benar-benar menjauhi Jaemin dengan alasan agar Jaemin dekat dengan Jeno, dan tanpa Haechan sadari hal itu malah menyakiti dirinya sendiri.

Dan Haechan sadar kalau dirinya mendekati Jaemin bukan karena cinta, melainkan dia hanya mencari dati dirinya yang belum sempat ia temukan.

Haechan, masih tak percaya kalau dirinya belok, dia sempat berpacaran dengan seorang wanita tapi tak berlangsung lama, dan akhirnya dia mencoba menyukai laki-laki tetapi tetap berperan sebagai pria (seme) tapi nyatanya dia juga tak bisa dan dia merasakan sakit saat Jeno lebih perhatian pada Renjun.

"Chan, lu gak makan?" tanya Renjun yang melihat Haechan masih duduk di bangkunya padahal bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit lalu.

Haechan, menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan kembali meletakkan kepalanya di atas meja.

"Chan"

"Hhmmm"

"Jaemin Hyung tuh" ucap Renjun melihat Jaemin masuk kedalam kelas mereka.

"Biarin paling juga lagi cari Jeno, JENO!" ucap Haechan lalu melihat ke belakang di mana bangku Jeno berada.

"Jeno, gak masuk?" tanya Haechan pada Renjun dan di jawab dengan gelengan.

Haechan, bangkit ingin keluar kelas sebelum Jaemin menghentikannya.

"Aku ingin bicara" ucap Jaemin.

"Hyung, apakah bisa kita bicara nanti?" ucap Haechan dengan nada khawatir.

Ya, Haechan khawatir karena dia tak melihat Jeno dari kemarin setelah dari UKS.

Jaemin, tak menjawab dan langsung menyeret paksa Haechan.

Sepanjang jalan Haechan terus meronta melepas genggam Jaemin, membuat para murid melihat ke arah mereka.

"Hyung, Lep-" ucapan Haechan terhenti saat melihat tubuh Jeno tergeletak dengan seragam basah kuyup.

Haechan, perlahan berjalan mendekati Jeno dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Jen, Jeno...Jeno..." panggil Haechan sambil menepuk-nepuk pelan pipi Jeno, berusaha menyadarkan Jeno.

"Kau tau apa yang terjadi?" tanya Jaemin.

Haechan, tak menggubris ucapan Jaemin, dia memilih fokus pada Jeno yang tak kunjung membuka matanya.

"Jen, gue mohon buka matamu" ucap Haechan membuka jaketnya dan memakaikan pada Jeno.

"Jen, Jeno...hiks... Jeno bangun hiks...." akhirnya tangis Haechan pecah.

Haechan, berdiri dan berlari keluar dari are gudang menuju kelasnya, "Njun, lu bawa mobil?" tanya Haechan dan Renjun mengangguk.

"Ada apa?" tanya Renjun.

"Bantu gue angkat Jeno dan bawa dia ke rumasakit"

Renjun, di buat terkejut mendengar ucapan Haechan, "apa yang terjadi" tanya Renjun.

Haechan, menggeleng dan langsung meraih tangan Renjun lalu kembali berlari menuju gudang.

                                                • • • • •

Sesampainya di rumasakit, Haechan menghubungi eommanya untuk memberi tau ke adaan Jeno yang sebenarnya itu tak perlu karena Haechan juga tak akan di tagih biaya rumasakit karena rumasakit itu milih keluarga Haechan.

"Chan, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Renjun sekali  lagi saat mereka duduk di ruang tunggu.

"Dia menunggumu di atap sekolah dari kemarin sore" ucap Jaemin yang baru saja kembali membeli beberapa botol air mineral.

Haechan, menatap kearah Jaemin "dari mana Hyung tau?" tanya Haechan.

"Apa kau tak melihat ponselmu dari kemarin?" tanya balik Jaemin.

Mendengar itu Haechan langsung mengambil ponselnya yang ia simpan di saku celananya.

Haechan, langsung membuka aplikasi pesan dan menscrol satu persatu pesan yang masuk dan menemukan nama Jeno di sana.

                       Jeno babi.

Chan, aku tau kau tak akan bisa menerimaku karna kau tak sepertiku yang menyukai sesama jenis sungguh menyedihkan bukan?, tapi aku mohon temui aku di atap sekolah saat pulang sekolah nanti, aku ada sesuatu untukmu , setelahnya aku tak akan mengganggumu lagi dan kau bisa menjalani hidup normalmu, aku akan menunggumu sampai kau datang.

Haechan, kembali meneteskan airmatanya saat membaca pesan dari Jeno, Haechan merasa sangat bersalah karenanya Jeno harus berbaring di ranjang rumasakit.

                                                     ~||~

Hayooo habis ini ada masalah apalagi..???