Chapter 10

19 2 0
                                    

DAHULUKAN VOTE SEBELUM MEMBACA;)

****

'MATAHARI itu kehidupan bagi makhluk hidup, sedangkan Lo adalah kehidupan bagi gue.'

****

"Mau nanya dong, gue dari kemarin-kemarin kepikiran Mulu, cemas gue." terang Aji pada anak-anak tongkrongannya yang kebetulan sedang kumpul di Warung mimih.

"Kenapa lo, tumbenan frustasi gitu?" Tanya Brian heran, yang melihat sedari tadi Aji hanya diam melamun.

"Bingung gue."

"Cerita sini, Abang siap dengerin," kata Andre.

"Gue 'kan sering di gigit nyamuk, kata pak jono nyamuk itu menghisap darah untuk kebutuhan perkembangbiakan," mereka mengangguk mendengarkan kelanjutan cerita. Sedangkan Alaska sudah ada Feeling tak enak, mendengarkan cerita Aji.

"Yang gue takutin, anak nyamuk itu darah daging gue bukan si?" Tanya Aji. Mereka yang mendengar spontan langsung bubar, kecuali Brian yang langsung memeluk Aji prihatin.

"Gue ngerti... seharusnya lo tanggung jawab sama ibu anak nyamuk lo," perkataan dari Brian sontak mendapat lemparan kacang dari Alaska.

"Gila kali," lontar Alaska, sedangkan Alex hanya tertawa dipojokan seperti orang gila, menyaksikan kegilaan temannya.

"Tapi gue bingung mana yang dulu harus gue nikahin, secara setiap hari banyak nyamuk yang gigit gue," ujar Aji.

"Gue saranin lo beli Baygon aja, terus lo minum sampe habis, kelar dah masalah lo." tutur Brian dengan wajah datarnya.

"Ide bagus," sahut Alaska yang sedang mengupas kacang lalu memakannya.

"Terus gimana dong, nasib anak-anak gue?"

"Gampang, suruh Andre aja yang tanggung jawab." Andre yang namanya di sebut langsung menoleh.

"Apaan sebut-sebut nama gue?" Tanyanya sewot, dengan menatap tajam Brian.

"Damai, bro!" Kata Brian, Andre membuang muka.

"Udah jangan sedih, nanti gue beliin Baygon yang banyak, kalo perlu gue beli pabriknya sekalian," kata Brian menenangkan.

"Bacot banget, diem Napa gue ngantuk ini!" Sahut Angga yang sedang tiduran di ranjang yang terbuat dari bambu.

"Ngopi sini, bang," lontar Chio yang memang sedang menyeduh kopi bersama Mimi.

"Boleh deh," balas Angga, lalu mendudukan dirinya menatap dua sejoli yang sedari tadi tengah mengobrol masalah anak nyamuk.

"Abis ngepet ya lo?" Tanya Alex pada Angga.

"Siapa?"

"Monyet .... Ya lo lah!" Alex ngegas, Alaska hanya terkekeh kecil mendengar itu.

"Jagain adek gue yang baru lahir," jawab Angga membuat Alex menahan tawanya.

"Kasian. Eh, tapi selamat ya, atas lahirnya adek ke empat lo," kata Alex seraya menepuk pundak Angga.

Angga mendengus, menepis tangan Alex sebelum mengacak rambutnya prustasi. Ditambah rasa kantuknya sebab menjaga adik ke empatnya yang baru lahir. Ngurus tiga bocah aja dia pusing dan kini malah di tambah satu, lengkap sudah penderitaannya.

AKSARA RASA: (GONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang