4

63 20 7
                                    

𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐚𝐣𝐚 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤𝐧𝐲𝐚❣!
𝐃𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐣𝐚.

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠..




"Sini!"
Lucy mengambil apel milik kakaknya, dan seketika sanha terkejut dibuatnya.

"Tak!" Apel itu terbelah.

"Gitu aja ga bisa kak"
Lucy memberikan apel yang sudah menjadi 2 bagian itu pada sanha.

Sanha tak menggubris perkataan lucy sama sekali. Matanya dan mulut terbuka lebar, ia sungguh takjud adik kecilnya itu bisa melakukannya.

"Kedip kak kedip" Lucy melambaikan tangannya tepat di depan muka sang kakak. Sanha pun berkedip dengan mulut yang masih terbuka.

"Ga sakit de?" Tanya sanha menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Engga"

"Kok bisa?"

"Ya bisa lah"

Sanha tak habis pikir. Entah apa yang telah dilalukan oleh adiknya sampai ia bisa membelah apel hanya dengan tangan kosong.

"Hebat kan?"
Sahut lucy bangga

"Hmm" Sanha mengangguk layaknya seorang anak kecil yang pertama kali di beritahu cara memotong kue ulang tahun dengan benar oleh sang ibu.

Lucy tersenyum bangga melihat reaksi kakaknya itu.

Lucy telah menghabiskan 3 buah apel yang di belah dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Dan 3 kali pula sanha dibuatnya kagum.

"De.kapan mau cerita?" Tanya sanha  sambil menikmati apelnya.

"Kan ceritanya abis makan"

"Lama.., emng kapan ade selesai makan?"

"Ih" Lucy memutar matanya malas. Tapi benar saja yg dikatakan kakaknya itu. Lucy sudah mengambil apel Ke-4 nya, sedangkan sanha masih  setia dengan apel pertamanya.

"Mulai dari mana ni?"

"Dari awal"

"Oke"
Lucy menceritakan semuanya. Dari awal ia bagun tidur, bertemu Nunu saat ingin menangkap ikan. Pokoknya lucy menceritakan semuanya tanpa ada yg terlewat sedikit pun.

"Gitu ceritanya.." Lucy mengakhiri cerita dan ia sangat terkejut sekarang.

Lihatlah. Berapa potong apel yang sudah kakaknya lahap?. Sedari ia cerita, lucy tak sadar kakanya itu telah meyodorkan beberapa apel untuk ia belahkan dan lucunya, lucy reflek membelahkan apel yg disodorkan oleh kakaknya itu.

Lucy menatap kakaknya tajam. Sanha yang menyadari perubahan wajah adiknya itu membalasnya dengan  senyuman tanpa dosa miliknya.

"Kan masih ada de"

"Hmm" Lagi-lagi lucy memutar matanya.

"Hehe" Sanha tertawa geli melihat kelakuan sang adik yang kini sudah kembali mengunyah apel ke-6 nya itu.

"Kak?"

"Apa?" Kini mereka sedang terhanyut di dalam pikirannya masing-masing sambil menyandarkan tubuh di dinding rapuh gubuk tua itu.

"Sampai kapan kita mau diem disini kak?"

"Kakak ga tau"

"Kenapa kita ga pulang ke rumah aja?" Lucy mendekatkan mukanya ke muka sang kakak. Sangat dekat. Lucy bisa merasakan deru napas sang kakak.

"Ade ga takut kalo kita pulang ke rumah?" Sanha menatap mata sang adik dalam.

"Kenapa takut?"

"Kalo orang jahat dateng lagi ke rumah gimana?"

Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang