10

68 11 5
                                    

𝙃𝙖𝙞 𝙃𝙖𝙞

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙖..

"Hiks.. Hiks.. A..de jangan na..ngis" Sanha yang niatnya menenangkan sang adik malah ikut terisak.

"Huwaaa.. Kakak maapin adek" Sahut Lucy didalam pelukan kakaknya.

"Kenapa?"

"Huwaa.. Maapin ade kak.. "

"Hiks.. Engga..kakak yang minta maap" Sahut Sanha mempererat pelukannya pada sang adik.

"Engga.. " Lucy menggeleng kuat, tangisan tak kunjung mereda.

"Udah a..de jangan na..ngis la..gi" Sahut Sanha terisak sambil mengelus lembut pundak sang adik.

"Huwaaaa" Tangisan Lucy semakin keras. Mendengar perkataan kakaknya itu membuatnya semakin merasa bersalah.

Lucy ingin juga menenangkan kakaknya tapi ia tak bisa, mulutnya sangat kaku untuk mengatakan sepatah katapun.

"Ade.. Udah jangan nangis terus" Sebisa mungkin Sanha menahan isak tangisnya.

"Huwaaa.. Ka..kak"

"Ade" Sanha melepas paksa pelukan Lucy, di lihatnya kondisi sang adik yang sangat kacau.

"Ade?" Lucy tak menjawab, ia menundukkan kepalanya tak mau menatap sang kakak.

"Ade jangan nangis terus dong" Jujur sebenarnya Sanha mulai pusing memikirkan cara mendiamkan adiknya itu.

"Ade.. Jangan nangis lagi ya?" Sanha menghapus air mata sang adik.

"Ka..kak?" Lucy mengangkat kepalanya menatap sang kakak.

"Hmm?"

"Maapin ade ya?"

"Kan ade ga salah apa-a.."

"Pokoknya maapin aja!" Lucy memotong perkataan sang kakak dengan nada memaksa.

Sanha sedikit tersentak mendengar adiknya berbicara dengan nada seperti itu, dan langsung tersenyum setelahnya.

"Iyaa" Sanha mengelus kepala sang adik lembut.

"Maapin kakak juga ya?"

"Kan ade yang sa.."

"Maapin pokoknya" Sahut Sanha tersenyum, ia mengikuti gaya bicara adiknya.

Lucy mengangguk sebagai jawaban, melihat tingkah sang adik rasanya ingin sekali Sanha mencubit pipinya gemas.

Sanha menarik sang adik kedalam pelukkannya. Jujur Sanha ingin sekali menangis sekarang, ia sangat merasa  bersalah karena telah membuat kondisi adiknya kacau seperti ini.

Tangisan Lucy sudah mulai mereda dan akhirnya berhenti. Sanha terus mengelus punggung sang adik yang berada di dalam pelukannya memberikan ketenangan pada sang adik.

"Kakak?"

"Iya?"

"Ade sayang banget sama kakak"

".... " Sanha tidak merespon apapun.

Mengapa kakaknya tidak merespon apapun? Lucy menunggu cemas respon sang kakak, air matanya kembali menggenang di pelupuk mata.

"Kakak.." Setelah beberapa menit akhirnya Sanha membuka suara.

"Ka..kak.." Suara Sanha terdengar sedikit serak.

"Juga sayang banget sama ade" Akhirnya Sanha mengatakannya, ia menenggelamkan wajahnya di bahu sang adik. Air matanya jatuh, Sanha menangis dalam diam di bahu sang adik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang