Menjadi calon istri dari direktur utama suatu perusahaan nyatanya membuat Erinna membelalak kaget pasalnya dari awal Wisnu tidak menyebutkan secara detail jabatannya di tempat ia bekerja, Erinna baru tau setelah perbincangan makan malam bersama kedua orang tuanya sekaligus perkenalan dan meminta restu untuk menikah. Dengan segala skenario yang telah dibuat Wisnu benar-benar mendalami perannya sebagai calon suami yang baik di depan kedua orangtuanya membuat Erinna mau tidak mau berusaha mengimbangi peran Wisnu membuat kedua orangtuanya lantas percaya.
Dari sini Erinna mengerti alasan Wisnu ingin mencari jodoh karena tentu saja pasti atas desakan orang tuanya, terlihat dari sikap orangtuanya yang sangat senang ketika melihat sosok Erinna bersama Wisnu membuat Erinna merasa tidak enak hati. Terlebih mereka begitu baik pada Erin membuatnya kembali merasakan kehangatan keluarga yang sudah lama hilang. Erinna pun menyadari kalau Wisnu juga sama sepertinya, sudah tidak peduli akan cinta atau pernikahan. Namun nampaknya hal itu berbeda disikapi oleh kedua orangtuanya, mereka begitu antusias saat mendengar bahwa anaknya akan menikah dan selalu berpesan untuk menyiapakan segala sesuatunya secara matang dan tidak asal-asalan.
Makan malam selesai, kini mereka tengah dalam perjalanan menuju rumah Erin. Selama di perjalanan, tidak ada obrolan sama sekali diantara mereka membuat Erinna bosan karena sejujurnya ia tidak suka suasana seperti ini. Ia ingin sekali mengajak Wisnu berbincang tapi melihat orang disampingnya ini memasang tampang dingin membuat Erinna mengurungkan niatnya karena mungkin saja Wisnu tidak suka diajak berbicara ketika sedang dalam perjalanan.
Wisnu ini visualnya bukan main-main bahkan Erinna saja terpukau dengan ketampanannya serta garis wajahnya yang terlihat sempurna, apalagi kalau lagi senyum dan tertawa seperti yang ia lakukan saat makan malam tadi, 100% bikin Erinna ambyar. Tapi melihat Wisnu yang hanya diam dan tidak seaktif tadi membuatnya heran, apa begini sifat aslinya? Terkesan dingin dan cuek.
"Jangan ditatap terus nanti kamu suka."
"Ha?" Erinna melongo mendengar penuturan Wisnu buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke jalan dan berhenti menatap kagum pria disampingnya. Mobil tak lama berhenti di depan sebuah rumah besar di salah satu perumahan di Jakarta.
"Udah sampe," Erinna keluar dari dalam mobil disusul oleh Wisnu.
"Terima kasih pak sudah diantar sampai rumah," ujar Erinna.
"Ya," balas Wisnu kemudian menatap rumah besar di depannya yang tidak lain adalah rumah Erinna yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Sebenarnya Wisnu tidak terlalu suka dengan rumah yang nampak begitu besar dan terletak di tengah-tengah begini. Ia lebih suka rumah minimalis yang letaknya jauh dari tetangga hingga ia tidak terusik. Tapi karena Wisnu membutuhkan sosok Erinna maka ia akan menerimanya untuk sementara waktu.
"Ada yang salah pak?" tegur Erinna begitu melihat Wisnu yang terus saja memandangi rumahnya.
"Ah, engga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisnu & Erinna
FanfictionLaman situs jual beli rumah yang ia kunjungi malam itu rupanya membawa ia pada sebuah ikatan pernikahan dengan wanita yang belum ia kenali sebelumnya. Mempertemukan ia dengan sosok Erinna- wanita mandiri yang sedang Wisnu cari. Tidak tau pasti apa...