"Bu Erin kok bengong? ayo kita ke ruangannya Pak Wisnu," ucap Yara membuat Erin tersadar dari pikirannya sekarang mereka sudah berdiri di depan lift.
"Saya boleh ke toilet dulu kan? udah gak kuat banget," kata Erin.
"Yaudah boleh deh," balas Yara lalu Erin langsung melesat pergi.
"Maaf Yara saya bohong," kata Erin ketika ia sudah menjauh dari keberadaan wanita muda itu.
Tentu saja itu hanya alasan Erin, ia tidak sedang ingin ke toilet melainkan kembali ke lobby untuk melihat apa yang terjadi pada Wisnu dan Morgen. Erin begitu penasaran apa yang terjadi diantara mereka serta kecurigaannya saat melihat mereka berdua dengan tatapan yang tak biasa. Lobby kantor ini sangat besar hingga Erin hanya bisa melihat dari kejauhan jika ia tidak ingin ketahuan bahkan Erin tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, paling tidak Erin masih bisa melihat raut wajah mereka yang sebenarnya sangat tidak enak dilihat karena keduanya nampak memasang raut wajah kebencian.
Dari jauh Erin jadi bertanya-tanya apa sebenarnya mereka sudah mengenal satu sama lain sebelumnya? atau Wisnu marah karena Morgen yang mengantarnya? Sampai akhirnya Erin membulatkan matanya saat melihat Wisnu yang menarik kerah Morgen dan dibalas dorongan oleh laki-laki itu.
"Kok mereka kaya mau berantem gitu sih? sebenarnya kenapa ya?"
Erin masih berdiri disana sampai Morgen akhirnya pergi meninggalkan Wisnu sendirian. Kejadian ini benar-benar membuat Erin berpikir apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka, tidak pernah juga Erin dapati Wisnu yang nampak begitu kesakitan bahkan sampai memukul dadanya sendiri.
'Mas Wisnu.. kamu kenapa' Erin lalu berbalik arah dan mulai meninggalkan tempat itu karena saat ini Wisnu sedang berjalan kearahnya.
Erin sudah berada di ruang kerjanya, menunggu kedatangan Wisnu yang katanya ingin menyampaikan sesuatu padanya. Pintu terbuka, memperlihatkan Wisnu yang memasuki ruangan itu dengan wajah datar seperti biasanya. Tanpa bicara sepatah kata pun, ia duduk di kursinya lalu mulai mengerjakan sesuatu pada layar laptop di depannya. Erin tidak mengerti arti raut wajah itu, namun perasaannya mengatakan kalau Wisnu sepertinya sedang dalam keadaan yang tidak baik.
"Mas Wisnu.. " panggilnya.
"Ya?" balas Wisnu kini menatapnya.
"Tadi katanya ada yang mau dibicarain sama saya, apa?"
Wisnu nampak terdiam dan berpikir. Mungkin memang sebenarnya tidak ada yang mau dijelaskan oleh laki-laki itu, hanya alibi agar Erin tidak mendengar obrolannya dengan Morgen.
"Eumm, saya lupa. Nanti saya kasih tau kalau saya udah inget ya."
Erin menghela napas berat, lalu untuk apa ia menunggu disini, pikirnya.
"Yaudah deh kalau gitu saya pulang aja," ucap Erin yang sudah berdiri bersiap melangkahkan kaki.
"Tunggu, tunggu. Saya anter aja."
"Loh terus kerjaannya gimana?"
"Udah gapapa, ayo."
Tanpa bicara apa-apa lagi Erin memilih mengikuti langkah suaminya. Seperti biasa tidak ada obrolan yang berarti diantara mereka hingga tidak terasa mobilnya sudah sampai di depan rumah. Sebelum turun Wisnu menyampaikan sesuatu pada Erin.
"Nanti saya akan pulang lebih malam dari biasanya, kalau mau tidur duluan gapapa," Erin hanya mengiyakan ucapan suaminya lalu turun dari mobil. Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan, tetapi melihat Wisnu yang sepertinya memang sedang sibuk Erin mengurungkan niatnya dan berencana akan menanyakannya besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisnu & Erinna
FanficLaman situs jual beli rumah yang ia kunjungi malam itu rupanya membawa ia pada sebuah ikatan pernikahan dengan wanita yang belum ia kenali sebelumnya. Mempertemukan ia dengan sosok Erinna- wanita mandiri yang sedang Wisnu cari. Tidak tau pasti apa...