بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ✨
.
.
.
.
.
.
.
.Seorang laki-laki sedang duduk di sebuah taman dengan earphone yang terpasang di telinganya. Udara sore ini begitu terasa sejuk. Terlihat dia sedang memejamkan mata. Wajahnya begitu tenang dan damai, seperti halnya taman sore itu.
Tiba-tiba dia teringan sebuah kejadian pagi kemarin. Saat itu papahnya memarahi ia karena tidak dapat menyelesaikan membaca buku dalam satu malam.
Saat itu seorang pemuda sedang terbaring di kasur, entah kenapa dia merasa tidak enak badan. Kepalanya pusing, badannya terasa lemas, dan suhu tubuhnya tidak seperti biasanya. Apa karena dia kelelahan? Mungkin iya, karena sejak dia pulang dari Kemah Rohis, dia tidak tidur hingga hari telah berganti. Keluar kamar pun tidak, dia terus fokus membaca buku tebal itu hingga lupa makan. Tetapi, dia tidak melupakan kewajibannya untuk melaksanakan sholat.
Namun sayangnya, dia tidak dapat menyelesaikan membaca buku itu karena kepalanya begitu terasa pusing.
Tok ... tok ... tok ....
Sebuah ketukan pintu dari luar membuat dirinya terbangun dari tidur. Dia hanya berbaring tanpa mata terpejam. Dia ingin tidur, namun tak bisa. Ketika ia berniat membuka pintu, seseorang telah lebih dulu membuka pintu. Pintunya ternyata tidak terkunci, karena semalam dia lupa menguncinya.
"Papah!" panggilnya.
"Gimana, udah selesai?" tanyanya sambil menghampiri Al.
"Ma-maaf, Pah. Aku gak bisa nyelesain baca buku itu, soalnya kepala aku pusing banget," jawabnya dengan wajah pucat.
"Banyak alasan kamu, ya. Bilang aja semalem kamu emang gak baca sama sekali buku itu, iya 'kan?"
"Aku udah banyak kok, Pah. Cuman itu bukunya terlalu tebel, jadi aku gak bisa habisin satu malem aja."
"Pake acara nyalahin buku lagih. Kalau gak mau baca, bilang aja! Gak usah banyak alesan!"
"Ada apa, Pah?" Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari belakang Papah Al. Keduanya pun menoleh ke asal suara.
"Ini Mah, Al udah mulai ngebantah orang tua," jawab Pak Azam.
"Ngebantah gimana?" Fitri melangkah masuk menghampiri mereka berdua.
"Dia gak baca buku yang Papah suruh."
"Al baca kok, Mah. Cuman Al gak bisa selesain, karena gak tahu kenapa tiba-tiba kepala Al pusing," timpalnya.
"Gak usah bohong kamu!" seru Pak Azam.
"Aku gak bohong, Pah."
Fitri terlihat sedang memperhatikan Al, dia pun memegang dahi Al,"astagfirullah, Al! Badan kamu panas banget."
"Terus ini mukanya kok pucet gini?" Fitri menangkup kedua pipi anaknya.
"Ke rumah sakit, ya? Atau mau Mamah panggilin dokter ke sini?" tanyanya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Jadda Wajada(END)
Teen FictionStart : 200221 Finish: 060922 Semua orang punya mimpi yang ingin digapai. Akan tetapi, bagaimana jika memiliki mimpi yang tidak disukai oleh penduduk bumi? Akankah berjalan sesuai ekspektasi, atau berujung halusinasi? Di sini, laki-laki yang memili...