Papah is Hero

69 26 28
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ✨
.
.
.
.
.
.
.

Sore itu kendaraan sedang berlalu lalang, terlihat dari kanan seorang pengendara motor melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Dan ternyata di arah berlawanan seseorang akan menyeberang, pengendara itu malah mempercepat laju motornya.

Bruk!

Dia menabrak seseorang, pengendara itu sempat berhenti dan menoleh dengan masih memakai helm fullface. Seketika dia mengumpat, karena ia salah sasaran. Mungkin dia telah diselimuti amarah, sehingga dia tidak melihat siapa yang ia tabrak.

Orang-orang mulai berkumpul, pengendara itu memilih pergi dari sana dengan perasaan kesal tanpa rasa bersalah. Tak lama dari itu, dia pun sampai di sebuah tempat yang terlihat banyak kendaraan beroda dua terparkir di sana. Dia pun turun dari motornya, tak lupa membuka helm fullfacenya. Kemudian, dia menghampiri teman-temannya yang sedang duduk santai di sebuah warung.

"Halo, Mas Bro. Lo dari mana aja?" tanya seseorang yang sedang duduk sambil memakan kacang panggang.

Dia duduk di samping orang itu, kemudian merebut kacang panggang tersebut,"gue abis nabrak orang."

"Lo serius?" tanyanya kaget.

"Gue serius," jawabnya santai.

"Kok bisa?" tanya temannya yang masih tak percaya.

"Diem lo, jangan banyak tanya!" suruhnya sambil mengembalikan bungkus kacang panggang yang sudah tidak ada isinya. Dia pun beranjak dari kursi, kemudian berjalan menghampiri motornya.

"Lo mau ke mana lagi?" tanya teman yang lain.

"Pulang," jawabnya sambil memakai helm dan menaiki motor itu. Dia
pun pergi dari sana, sementara temannya hanya bisa geleng-geleng kepala.

🌎🌎🌎

Sementara itu, di tempat lain beberapa orang baru saja sampai di rumah sakit. Mereka menggotong seorang lelaki, tak lama dari itu dua orang suster membawa brankar. Mereka pun langsung membaringkan lelaki tersebut.

"Terima kasih Bapak-Bapak karena sudah menolong Papah saya," ucap pemuda yang memakai hoodiee berwarna army.

"Sama-sama, kalau begitu kami pamit!" pamit salah satu dari mereka.

"Iya, Pak. Hati-hati! Sekali lagi terima kasih," ujarnya.

"Iya." Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan pemuda itu. Ketika orang-orang sudah pergi, pemuda tersebut hendak menyusul suster yang membawa ayahnya, namun baru satu langkah sebuah suara menghentikannya.

"Semoga keadaan Papah lo baik-baik aja!"

"Astagfirullah," ujar pemuda itu.

"Eh, lo kenapa istigfar? Bukannya kalau ada orang yang doain itu dibales dengan 'Aamiin' bukan 'Astagfirullah'?" Gadis berhijab mocca mengernyitkan dahi.

"Maksud saya bukan gitu, saya kaget karena liat kamu di sini," sahutnya.

"Semenyeramkan itu kah muka gue, sampai lo yang liatnya bilang astagfirullah?"

Man Jadda Wajada(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang