8💮Berangkuy

20 6 4
                                    

Happy Reading...

"Sebenernya males banget hanya gue disini yg gak satu kelompok sama kalian." Vina tertunduk lesu sebari mengerucutkan bibirnya. Isyana lalu mengusap punggung Vina sebari menyemangati.

"Udah tenang aja, walaupun kita gak satu kelompok, kita pasti nyempetin buat nyamperin lo ko." Rere mengangguk mengiyakan perkataan Isyana.

Vina tersenyum lebar mendengar respon teman-temannya lalu melanjutkan kembali memakan roti berbalut selai nanas yang dipegang tangan kanannya itu.

"Vin!"

Namun tiba-tiba tertahan karena ada yang memanggilnya. Vina membuang nafasnya sabar, lalu mengangkat pandangannya untuk melihat orang tersebut. Dan ternyata itu Jafar, pria dengan rambut sedikit ikal itu menyengir kuda memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

"Ini gue beliin makanan, buat lo nyemil diperjalanan." Jafar menyimpan sekantung keresek putih berisi cemilan itu diatas meja depan Vina. Isyana tidak memperhatikan adegan ini, wanita berkulit putih itu malah sibuk membaca novel, sedangkan Rere senantiasa sedang sibuk menahan tawanya agar tidak kelepasan.

"Jaf lo harusnya gausah kasih gue ginian, kan lo bukan siapa-siapa gue. Nanti orang-orang mikir yang engga-engga lagi." Jafar menautkan satu alisnya.

"Gue cuman mau kasih lo ini aja, gue gak ada maksud apa-apa, udah jangan terlalu dipikirin intinya lo harus terima makanan ini, kalau lo gak terima dan gak makan makanan ini gue akan gebukin Baim sampe pingsan." Omongan Jafar tadi entah serius atau tidak, namun jika melihat mimik muka dan cara bicaranya ia tidak becanda. Rere yang semula menahan tawa sekarang sedang menahan emosinya ketika nama Baim dibawa-bawa.

"Heh, apa urusannya sama gue?" Tanya Vina.

"Heh Jafar lo jangan sakitin my Hani gue ya!" Tegas Rere pada Jafar.

"Makanya lo harus awasi Vina, dia makan makanan dari gue atau engga. Nah kalau misalnya iya gue gak akan ngapa-ngain si Baim."

"Ko lo jadi ngancem gue sih!"

Jafar mengabaikan Rere.

"Ya udah Vin gue keluar dulu ya, jangan lupa dimakan!" Jafar pun melenggang pergi meninggalkan kelas.

"Bener-bener ya tu orang nyebelin banget!"

"Ck. Kenapa sih tu orang udah gue tolak berapa kali, tapi tetep aja bersikap baik sama gue" imbuh Vina.

"Itu tandanya si Jafar memperjuangkan lo Vin" sanggah Rere.

"Ya tapi gue gak suka sama dia, gue sukanya-"

"Mas Thaeyung." Potong Isyana cuek, sebari mata yang masih terfokus kepada buku anehnya itu.

"That's right!" Vina tersenyum manis sedangkan Rere mendelik kesal.

🎃🎃🎃

"Fidz bantuin ngapa!" Kedua tangan Baim penuh membawa gulungan tikar dan sisi kirinya membawa tas Jafar.

"Lo gak liat apa, kedua tangan gue penuh kaya gini!" Hafidz juga membawa satu buah keresek hitam berisi sayuran dan tangan satunya lagi membawa panci.

S O S I A LWhere stories live. Discover now