11💮Peluk

11 3 0
                                    

Hai hai ketemu lagi nih, pertama mau ngucapin dulu minal Aidin walfaizin mohon maaf lahir dan batin ya manteman🙏

Masih dalam suasana lebaran nih semoga hari kalian menyenangkan, dan kalo mau tambah menyenangkan selalu setia baca 'SOSIAL' ya😂👍




Oke gk mau banyak bacod...
Happy reading...


"Jaf lo harus dengerin Wira!" ucap salah seorang anggota osis untuk meredam amarah Jafar.

"Orang ini terus mengulur waktu, dan kalian semua gak mikirin apa yang akan terjadi kepada Vina kalo terus ngebuang waktu kaya gini!" Amarah Jafar meledak.

"Kalau kita sembrono bukan hanya lo aja yang rugi, tapi lo juga gak akan pernah bisa nemuin  Vina lagi" ungkap Wira dengan sorot mata yang begitu tajam untuk membuat Jafar sadar dan tidak bersikap emosional seperti ini.

Jafar sama sekali tidak tersentuh sama sekali dengan perkataan Wira. "Insting! Gue pake insting gak perlu pake peta!" jelasnya penuh penekanan.

Wira menghembuskan nafas gusar. "Insting lo hanya  memiliki kemungkinan yang sangat kecil!" bentak Wira karena sudah tak tahan lagi menghadapi si kepala batu dihadapannya  ini.

Jafar memalingkan pandangannya sebari menyeringai seram lalu menatap Wira lebih dekat dengan tatapan tajam. "Gue akan jalan sendiri dengan cara gue sendiri!" tegasnya lalu berjalan meninggalkan kelompoknya. Teman-teman osis yang berada di kelompok Wira mau mengejar Jafar namun Wira menahannya.

"Biarin dia sendiri" perintah Wira sebari menatap punggung Jafar yang semakin lama jauh dari pandangannya.

Keringat membasahi tubuh jafar namun semangatnya tidak akan pudar untuk terus mencari Vina.

"Vina!" teriak Jafar berharap Vina mendengar suaranya. Tidak ada yang menyahut, itu membuat Jafar kesal. Ia mengepal kedua tangannya itu dengan sangat kuat menahan amarahnya yang kecewa terhadap dirinya sendiri yang sampai sekarang ia belum bisa menemukan Vina. "Sial!"  umpat Jafar.

Tidak sampai disana Jafar terus berjalan dan mengarahkan senternya ke setiap sudut. Jafar menghentikan langkahnya ketika ia mendengar suara. Telinga Jafar memang cukup peka dibandingkan dengan otaknya.  Jafar berjalan mengendap-endap menuju asal suara tersebut. Semakin mendekati suara tersebut Jafar lebih jelas mendengar intonasinya. Dan ternyata itu suara seseorang sedang mengaji.

Jafar semakin mendekat dilihat dari bajunya dan posturnya Jafar sudah dapat mengenali bahwa itu adalah Vina. Disana Vina memeluk kedua kakinya dengan sangat erat sebari menelungkup-kan kepalanya dan tidak hentinya terus melafalkan ayat kursi.
Jafar perlahan mensejajarkan duduk didepan Vina dengan perlahan agar tidak terdengar oleh Vina. Pria ikal itu bisa-bisanya malah tersenyum bukannya memberitahu keberadaannya.

Jafar menyorotkan senter ke Vina yang membuat Vina langsung mengangkat kepalanya sedangkan Jafar langsung merentangkan tangannya seakan-akan mau memeluk gadis didepannya itu sebari memejamkan matanya. Kedua mata Vina langsung terbelalak dan mulutnya membulat serta ia langsung refleks mendorong Jafar dari hadapannya.

"Aws!" Jafar meringis.

"Lo lancang benget ya! Gue laporin lo ke komnas perlindungan wanita baru tau rasa!"

"Vina gue mau nenangin lo"

"Ya caranya jangan kaya gitu! Lagian gue udah tenang ko" Jafar tersenyum manis kepedean.  "Kenapa lo nyengir, ada yang lucu hah?"

Jafar menggelengkan kepalanya. "Sekarang lo udah mulai tertarik kan sana gue?" Jafar memainkan kedua alisnya menggoda.

Vina mendelik jengah. "Apaan si lo, jangan kepedean deh, gue tuh tenang bukan karena lo tapi karena Allah Subhanawataalla melindungi gue" jelas Vina namun Jafar masih menatap Vina dengan tatapan menggoda. "Apaan si lo nyebelin banget, udah mending kita ke tenda sekarang!" Vina berdiri dari duduknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

S O S I A LWhere stories live. Discover now