4. AWAL BARU

17 13 0
                                    

"Mengikhlaskan memang sulit, namun akan lebih sulit lagi jika tidak bisa mengikhlaskan."
.
.
.
Happy Reading🖤
.
.

°°°

Semua siswa, nampak tengah fokus belajar pagi itu di SMA Intel. Begitupun dengan seorang ketua OSIS yang satu ini. Varo, yaa Varo kekasihnya Kania. Varo merupakan seorang siswa yang sangat cerdas di sekolahnya, dia juga merupakan golongan siswa berprestasi di SMA Intel.

Seketika, ketika Varo ingin menemui Kania saat waktu istirahat, Rena begitu keras menahan Varo untuk tidak pergi menemui Kania, seolah-olah ia begitu cemburu jika melihat kedekatan nya dengan Kania.

"Kamu mau nemuin si kania lagi kan?."

"Emang kenapa re? Diakan pacar aku."

"Ngapain sih? Palingan juga dia kan lagi gatel-gatel sama si Evan."

"Terserah deh re, gua ga percaya lagi sama omongan lu."

Langsung saja Varo pergi dari hadapan Rena. Memang Varo tahu, kalau terkadang Kania dekat dengan Evan, Kania sendiri pernah menjelaskan kalau Evan memang sahabatnya, hanya saja terkadang rasa cemburu Varo berlebihan.

Varo duduk di samping Kania, iya tahu kalau Kania akan sangat marah pada nya. Karena hari-hari ke belakang, Varo begitu sibuk dengan urusan nya.

Hari ini adalah dimana hari 'Anniversary' yang ke 1 th hubungan Kania dan Varo. Tentu saja Varo tidak akan melupakan hari ini. Begitupun dengan Kania, hanya saja ia memilih untuk mendiam kan Varo.

"Happy Anniversary Cantik." Ucap Varo, sembari memberikan sebuah brownis mini di tangan nya. Tak lupa Varo kemudian mencium kening Kania.

"Happy Anniversary." Kania membalasnya dengan senyuman. Ia begitu tersipu malu.

Kelas Kania kala itu memang tidak terlalu sepi, ramai dari mereka yang tertawa senang melihat Kania dan Varo. Tidak hal nya bagi Evan, Evan yang baru saja datang itu, merasa sedikit terluka ketika melihat Kania di suapi kue oleh Varo.

"Apa yang salah sih sama diri gw?
Bisa-bisanya gw ngerasa sakit ngeliat mereka"
Gumam Evan dalam hati nya.

Evan berusaha menutupi luka nya itu. Evan mendekat ke arah Kania. Dan mengucapkan sesuatu pada mereka berdua.

"Happy Aniv yaa. Kalian berdua, jangan berantem terus. Langgeng terus ya Bro." Evan menepuk pundak Varo.

Kemudian Evan pergi lagi ke lapangan basket. Kania sendiri merasa heran, mimik muka Evan tak menunjukan perasaan senang. Tentu nya, Evan terlihat sedang bersedih hati.

"Evan kenapa si?."

"Kok kayaknya dia ga seneng yah?."

Pertanyaan-pertanyaan itu, selalu saja hadir dalam pikiran Kania. Kania tak mau mengambil pusing. Kania langsung saja membaca buku Novel favoritnya.

Di temani dengan Varo, Kania nampak lebih semangat kala itu. Namun, tiba-tiba saja Alin datang melabrak Kania.

"GARA-GARA LU. HUBUNGAN GW ANCUR SAMA SI EVAN."

|| KANIA LOVE STORY ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang