5. CEMBURU

12 10 0
                                    

"Rasanya sakit, namun sulit untuk di jelaskan."
.
.
.
Happy Reading❤️
.
.
.

°°°

Terlihat, Varo tengah membonceng Kania selepas pulang dari sekolah. Evan yang tadinya sempat akan mengajak Kania pulang, niatnya tak jadi karena sudah terdahului oleh Varo. Alin yang sedari tadi berdiri di samping Evan, langsung saja berbicara satu hal kepada Evan.

"Van, balikan aja yuk."

"Gua gak bisa. Dan gw gak mau lu terus-terusan ngelabrak Kania." Ketus Evan, langsung saja, Evan pergi meninggalakan Alin.

***

Kania sudah sampai di rumah sekitar 10 menit yang lalu, ia melihat dari jendela kamarnya, Evan tengah berdiri di depan gerbang rumahnya. Langsung saja Kania turun dari kamar nya dan berlalu menuju Evan.

"Evan, udah lama disini? Kenapa gak masuk aja? Masuk aja yuk." Tanya Kania mengajak Evan masuk ke rumah.

"Evan baru aja nyampe Kania."

Langsung saja, Evan memasuki ruangan tengah rumah Kania.

"Kan? Mama ada?."

"Ada kok Evan, cuman besok mama bakalan pulang ke Prancis. Kania gak ikut kok." Balas Kania, tersenyum tipis.

"Oh gitu yah, kalo Kania butuh apa-apa Kania telfon Evan aja ya."

"Iyah Evan." Kania tersenyum menganggukan kepalanya.

Malam sudah tiba, nampaknya orang tua Kania sudah berpamitan pada Kania. Bu Ami ibu kandung Kania, memang sebenarnya dia adalah orang Prancis yang merantau tinggal di Indonesia.

Setelah mengantar ibunya dari bandara, Kania langsung saja pulang ke rumah nya.

***

Pagi hari, dengan cepat Varo menjemput Kania di rumahnya. Saat di dekat komplek, Evan yang melihat itu langsung saja merasa tak enak hati ketika melihat mereka berdua baru saja lewat melalui dirinya.

"Bisa-bisa nya, gw sakit hati ngeliat mereka berdua. Tahan, gw gak boleh kayak gini."
Gumam Evan dalam batin nya.

Panas? Tentu saja.

Cemburu? Apalagi.

Namun, Evan selalu berusaha menahan dirinya agar tidak cemburu kepada Kania. Ia tahu, Kania pasti lebih dekat dengan nya dibanding dengan Varo. Evan sadar, Kania lebih sering mencari dirinya di banding Varo.

Evan tiba di sekolah, ia masih menaiki motornya dan melihat kaca spion nya. Ia mengacak-ngacak rambutnya, tetap saja Evan terlihat sama tampan nya. Mau di pakaikan apapun, mungkin lelaki itu akan selalu tampan.

Evan memasuki kelasnya, dan menghampiri Kania yang tengah duduk bersama Widya.

"Kan, kalo kania butuh apa-apa hubungin Evan aja ya. Kalo perlu Evan nanti ke rumah Kania."

"Iyah Evan, lagian Kania gak kenapa-napa kok." Balas Kania tersenyum.

"Evan takut aja sih, lagian kan Kania di rumah sendiri, emang gak takut gitu?"

|| KANIA LOVE STORY ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang