6. BERTAHAN

15 11 3
                                    

"Rasanya akan melelahkan, jika aku mengkhianati apa yang telah ku perjuangkan dahulu."
.
.
.
Happy Reading💛
.
.
.

°°°

Kania meletakan tas nya di meja belajarnya di kelasnya. Sama hal nya dengan Widya, nampaknya wanita itu sudah terlebih dahulu datang sebelum Kania tiba di sekolah. Perempuan itu duduk sembari membaca sebuah Novel miliknya. Tak lama datanglah Aryo kekasihnya. Aryo pun, mengajak Widya untuk berbicara sejenak.

"Wid, btw kita udah lama juga yah gak jalan-jalan." Ucap Aryo yang tengah berdiri di samping Widya.

"Iya nih, gimana kalo nanti kita mampir yuk ke taman Gloria. Eh Kan, Kania ikut juga yah. Mau yaa... Yaa mau yaa.. plisss." Pinta Widya kepada Kania.

"Iya lu ikut yah, sekalian ajakin pacar lu si Varo." Ucap Aryo.

"I.. iyaa nanti Kania usahain ajak Varo." Kania tersenyum kecil. Ada rasa keraguan saat ia akan berniat untuk mengajak Varo ikut, iya takut Varo akan sibuk.

"Emm, kenapa Kan? Kok bengong sih??." Widya merasa heran ketika melihat mimik wajah Kania yang tak ceria.

"Gak pa-pa kok. Hm" Balas Kania tersenyum.

"Lu kalo lagi berantem sama cowok lu, cerita aja ke kita, siapa tau kita bisa bantu iya kan?." Jelas Aryo, nampaknya ia faham betul akan adanya masalah dalam sebuah hubungan.

"Iya, kan jangan sungkan buat cerita. Kita pasti terbuka buat Kania kok." Widya mengelus pundak Kania.

"Kalo boleh jujur ya, kemaren Kania di ajak Varo makan, tapi.. Varo gak jadi pergi, dia malah jalan sama Rena." Ungkap Kania dengan ekspresi kecewa.

"What?? Omaygattt??? Kenapa sih tu anak rese bener dehh??." Widya begitu shock ketika mendengar penjelasan Kania tadi.

"Udahlah biarin aja wid, Kania males banget buat jelasin soal itu." Celoteh Kania dengan berusaha menenangkan pikiran nya.

***

Di lapangan basket, saat waktu istirahat telah tiba. Nampaknya, seluruh siswa SMA TRISAKTI tengah bersorak pora mendukung tim Evan dan Rivalnya yaitu tim Varo. Kedua Capten basket ini, nampaknya sama-sama bersaing dalam soal ketampanan juga. Sama-sama berbakat dalam basket, mereka juga sering membawa banyak piala ketika ada olimpiade basket antar sekolah.

Kania sendiri merasa kebingungan untuk mendukung siapa. Namun, tanpa berfikir panjang, kali ini nampaknya Kania tengah mendukung tim Evan dari kelas nya. Tentu saja, Anggota basket tim Evan adalah teman sekelasnya Kania dan Evan.

Alasan Kania mendukung Evan hanya karena, ia masih kecewa terhadap Varo atas apa yang ia lakukan nya kemarin.

Ternyata tak disangka-sangka, Tim Evan memenangkan pertandingan, memang tak biasanya juga. Biasanya, tim Varo yang akan menang, namun kali ini sebaliknya.

Varo menghampiri Kania di tribune di pinggir lapangan basket, kemudian ia berkata; "Kok, tadi Kania malah dukung Evan sih? Jadinya Varo kalah deh."

"Terserah Kania lah, mau dukung siapa juga kali." Ucap Evan yang tiba-tiba saja datang.

"Kemaren juga, kenapa Varo milih jalan sama Rena daripada makan sama Kania?." Tanpa basa-basi lagi. Kania langsung pergi meninggalkan Varo. "Ayo van."

***

Saat bell pulang sudah berbunyi, nampaknya Varo masih menunggu Kania di depan pintu kelas Kania. Saat Kania keluar dari kelas, Kania begitu terkejut ketika melihat sudah ada Varo dan Rena di sana. Terlihat keduanya saling bergenggaman tangan.

Marah? Jangan di tanya.

KECEWA BANGET SUMPAH. Kania mengeluh dalam batin nya.

"Lu mau ngajak Kania pulang, atau bikin Kania cemburu sih?." Ketus Evan, yang tengah berdiri di samping kanan Kania.

Varo melerai genggaman tangan Rena. "Bukan urusan lo."

"Ngapain kesini?" Tanya Kania dengan nada malas bicara

"Jemput kania lah."

"Varo sama Rena aja. Kania ada kerja kelompok sama widya, bareng Evan juga. Ayo van kita pergi aja. Jangan ganggu orang pacaran." Celetuk Kania, lalu tangannya mengajak Evan pergi dari hadapan Varo.

Mungkin sebagian orang, jika mereka menjadi Kania, mungkin sudah dari lama mereka akan meninggalkan Varo, dan memilih Evan. Tapi, bagi Kania, melepaskan itu tidak semudah mendapatkan Varo seperti dulu. Dimana Kania sangat mengalami banyak Luka untuk mendapatkan lelaki itu. Kania sangat menyayangi Varo. Dan ia tidak ingin merusak persahabatan nya dengan Evan.

***

"Selamat malam cantik." Sapa Varo kepada Kania. Varo memang selalu saja tiba-tiba datang ke rumah Kania.

"Jangan marah lagi yah cantik nya Varo. Kita makan yuk, bareng Widya sama Aryo juga. Ajak Evan sekalian." Ucap Varo sekali lagi.

Kania masih terdiam tak menjawab. "Maafin Varo yah cantik. Varo janji kok. Ga akan deket sama Rena lagi. Varo udah blok nomer nya Rena." Ucap Varo." Maafin Varo dongg cantik, jangan marah kayak gitu. Sampe Chat Varo juga gak di bales dari kemaren. Yah maafin yahh." Varo mengambil kedua tangan Kania kemudian ia menggenggamnya.

Tak lama, Varo memeluk erat wanita itu, ketika melihat Kania ekspresi Kania yang penuh dengan rasa marah. Tentu saja, Kania luluh ketika Varo memeluk nya. "Maafin Varo yah cantik." Ucap Varo sekali lagi.

"Iyah.. gak papa kok." Kania tersenyum, wajah perempuan itu kini menyentuh dada Varo. Tangan Kania juga nampaknya, perlahan memeluk erat tubuh Varo.

***

Beberapa menit berlalu, nampaknya Kania beserta teman-temannya sudah datang di taman Gloria, dimana taman itu menyediakan Cafe untuk pengunjung yang datang kesana. Tentu saja, acara dinner malam itu di hiasi dengan banyak kehangatan. Juga terlihat antara Varo dan Evan yang mulai berbaikan. Nampaknya, keduanya terlihat akrab malam itu.

Tapi, rupanya Alin juga tengah berada disana. Alin yang melihat Evan berada di tengah teman-teman nya itu, langsung saja Alin menghampiri Evan tanpa rasa malu.

"Evan, lagi ngapain disini? Kamu makan sama dia?." Bola mata Alin tertuju pada Kania.

"Heh, lu gak usah banyak bacot deh. Terserah gw lah, mau makan sama siapapun itu bukan urusan lo." Celetuk Evan dengan nada tinggi, rupanya emosi lelaki itu mulai menaik.

"Gw kasih tau yah, bukan nya si Varo lagi deket sama Rena yah? Kok bisa sih mertahanin Kania? Jangan-jangan udah di..."

Varo langsung memotong omongan Alin. "Heh, lu jangan sembarangan kalo ngomong. Yang ada nanti juga kemakan omongan sendiri lo." Tegas Varo tak terima. "Lo pergi dari sini. Ga usah gangguin kita."

Jujur saja, suasana hangat antara mereka, menjadi tak tenang ketika Alin hadir disana. Memang perempuan itu, tak ada bosannya mencari ulah.

THANKS FOR READING🖤

Love u all❤️
.
.
.

KANIA AGUIRELA FRISKA
EVAN ALBANA IBRAHIM
.
.
ALVARO AIMAN NASUTION
RENA QUENZA RAHANA
.
.
WIDYA ADRIANI CHIKA
ARYO ARYANA PAMUNGKAS
ALIN AIRINA FAULA


|| KANIA LOVE STORY ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang