12. TUDUHAN TAK BENAR

7 7 0
                                    

"Hal ini tak akan pernah ku lupakan."
.
.
.
Happy reading💛
.
.
.

____________________________________________

"KANIA?? JADI KAMU??." Evan begitu terkejut ketika ada sebuah ponsel dalam genggaman Kania. "Jadi kamu? Yang ngambil hp nya Alin kan?." Langsung saja Evan merebut ponsel tersebut dari tangan Kania.

"Kania gak ngambil Evan. Sumpah." Perasaan Kania semakin tak tenang.

"Kalo gak ngambil terus kenapa handphone nya ada di kamu?." Tanya Evan. Tentu saja Evan semakin emosi.

"BALIKIN HP GW. DASAR PENCURI LO." Celetuk Alin datang tiba-tiba.

"Kania gak nyuri hp nya Alin sumpah. Sumpah demi Allah." Jelas Kania. Kania semakin dibuat ketakutan.

"Kania gak salah. Dia gak bersalah, gw yakin Kania bukan pencuri nya." Terka Widya membela Kania.

"Lu gak usah ikut campur. Kalo emang bukan Kania yang nyuri terus kenapa tiba-tiba hp gw ada di dia?." Jelas Alin. Mimik muka wanita ini terlihat begitu emosi dan marah.

"Kania gak tau siapa yang masukin hp nya Alin ke dalem tas Kania. Jujur pas Kania buka tas aja langsung kaget. Lagian seharian ini, Kania belum ketemu Alin kok. Baru sekarang." Jelas Kania dengan mata yang berbinar.

"Udah lah, udah gak usah ngeles. Bawa aja dia ke ruang BK." Celetoh Alin.

"Loh, dia kan gak salah. Masih untung hp lo ketemu kan? Kalo ilang beneran gimana?." Tanya Romy dengan nada emosi.

"Sekarang Lo ikut gw ke ruangan BK!." Langsung saja Alin menarik tangan Kania dan membawanya pergi ke ruangan BK.

Sepanjang perjalanan menuju ruangan BK, Alin begitu keras mempermalukan Kania di depan umum. Beberapa kali Alin mengatakan Kania dengan kalimat yang begitu menyakitkan.

"GUYS!! LIAT NIH ADA PENCURI DI SEKOLAH KITA! HATI-HATI AJA YA GUYSS."

Perkataan Alin itu, memang sudah jelas bukan yang sebenarnya, Kania tak bersalah. Sama sekali TIDAK!. Kania hanya korban dalam perselisihan itu. Rasa takut, rasa malu Kania semakin bertambah. Bahkan, semakin banyak siswa-siswi yang meneriaki nya dengan perkataan tak wajar.

***

"Jujur bu, bukan Kania pelaku nya. Kania gak tau apa-apa. Tiba-tiba hp nya Alin ada di tas Kania." Jelas Kania dengan mata yang berlinang air mata. Ruangan Bk terasa semakin panas kali ini.

"Halah, gak mungkin banget!. Maksud lo hp gw jalan sendiri gitu? Masa iya hp gw punya kaki? Gak masuk akal tau gak ucapan lu itu." Ketus Alin tak terima.

"Sudah-sudah jangan berdebat. Cukup ibu saja yang menyampaikan. Kalian berdua diam." Tegas Bu Farida seorang guru BK yang baik dan lemah lembut.

Sama sekali, guru ini tidak pernah kasar terhadap murid nya. Namun, semua orang tahu bagaimana emosi guru ini. Bahkan, seluruh siswa-siswi SMA Trisakti pun, takut terhadapnya.

"Begini, mungkin Alin benar, ponsel nya tidak dapat berjalan sendiri ke dalam tas Kania. Ibu juga yakin seperti itu, Alasan Kania mencuri handphone Alin untuk apa?." Tanya Bu Farida dengan tenang.

"Kania sama sekali gak pernah nyuri apapun milik Alin. Bahkan Hp nya. Lagian Kania gak butuh hp Alin sama sekali. Semahal apapun Hp nya, sama sekali Kania gak pernah tertarik." Jelas Kania. Air mata nya masih saja terjatuh di pipi nya.

"Kalo memang benar kamu gak nyuri. Terus kenapa Hp Alin bisa ada di kamu?." Tanya Bu Farida membuat Kania kehabisan kata-kata.

"Ibu gak mau kejadian ini terus terulang. Kalo sampe terjadi lagi, kamu bisa di keluarkan dari sekolah ini Kania." Perkataan bu Farida itu membuat Kania semakin terkejut. Tatapan matanya membulat kaget.

|| KANIA LOVE STORY ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang