"Kutemukan akhirnya! Namun, mengapa aku tak dapat menemukan awalnya? Apakah ini adalah akhir tanpa awal?"
~Haru~Benteng Tempur A
"Bidik yang benar, Ru!" seru Vino mengingatkan sahabatnya untuk membidik target dengan tepat.
"Iya, No, aku lagi usaha," jawab Haru, fokus pada target.
"Fokus! Fokus! Fokus! Ingat, Ru, satu kesalahan saja!"
"Fokus, Ru, tenang!"
"Diam, No! Kamu membuatku semakin tidak fokus," ucap Haru siap untuk membidik.
"Bidik!" perintah Brigadier Askar.
Lesatan anak panah Haru, mengenai target dengan tepat sasaran.
"Yeah... Berhasil," ucap Haru menghelah nafasnya. Sebab, ia tahu, satu kesalahan saja akan bernasib buruk baginya.
Vino tersenyum.
Brigadier Askar menganggukkan kepalanya. "Bidikan yang tepat, bagus."
"Sekarang, tugas kalian adalah membidik target udara, naga api," kata Brigadier Askar.
"Naga api? Bukankah sekolah ini tak memiliki naga?" batin Farel bertanya.
"Buka gerbang naga!" perintah Brigadier Askar kepada Kolonel Gera (penjaga Benteng Tempur A)
Kkhhhhaauuuuuhhh. Aum naga, menggema.
"Hologram?" tanya Rizal, (siswa pemanah 1-A), refleks.
"Maaf, brigadier," ucap Rizal menundukkan pandangannya.
"Ya, hologram. Walau naga ini hanyalah ilustrasi, tetapi serangan dan kekebalan tubuhnya setara dengan naga api yang senior kalian hadapi," jelas Brigadier Askar.
"Ingat! Naga ini akan melukai siapa pun yang tidak fokus dan kompeten dalam menghadapinya. Panah kalian saja, tidak dapat membunuhnya," sambung Brigadier Askar, mengingatkan.
"Baik, brigadier," jawab mereka.
Sebagai kapten pemanah 1-A, Taen memberi perintah. "Semuanya! Bentuk formasi tempur!"
"Bidik secara bersamaan!"
"Baik, kapten," jawab seluruh siswa pemanah 1-A.
"Bidik jantungnya!"
"Bidik!"
Argghhhhhh.
"Jaga pertahanan dan perkuat penyerangan! Jangan biarkan formasi berantakan!" seru Taen.
"Aktifkan kekuatan baju perisai tipe A.S.A!"
"Baik, kapten," jawab mereka sembari mengaktifkan pertahanan baju perisai tipe A.S.A.
"Gunakan baju perisai sebelum bertarung di medan peperangan!" seru Brigadier Askar menyela.
"Maaf, brigadier," ucap Taen, fokus pada serangannya.
"Bidik!"
"Farel, jangan lengah!" ujar Vino yang berada disampingnya.
"Baik," jawab Farel nampak pucat.
"Kamu kenapa Rel? Wajah kamu terlihat pucat," tanya Haru menatap wajah sahabatnya.
"Bukan apa-apa."
"Seluruhnya, fokus!" tegas kapten mengingatkan mereka.
Sayap besar dan ekor panjang yang digocangkan, menghempaskan beberapa siswa hingga terbentur ke dinding tebal Benteng Tempur A.
Farel yang tak dapat mengontrol dirinya, terhempas jauh di udara dan keluar dari benteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOND BOY [TERBIT]
Science Fiction[SUDAH TERBIT] Generasi kedua Almond Boy telah terpilih, pertanda kehancuran akan segera menyambut dunia. Cahaya yang tadinya bersinar terang, seketika berubah menjadi petaka dan kegelapan saat Kerajaan Terkutuk kembali bangkit ke dunia. Almond Boy...