JATUH CINTA

15 0 0
                                    

"Ini sudah jam 7 malam, dan dimana orang itu? Katanya dia datang 7 malam rupanya ini sudah jam 8 malam. Waa gak betul nii!, batinku."

Ada orang berjubah hitam yang ingin menghampiriku, aku pun mulai merasa takut. Aku pun berlari sekeras mungkin untuk menghindar dari orang berjubah hitam itu. Orang yang berjubah hitam itu semakin dekat denganku dan terus mengikutiku dan aku pun berusaha lari sekeras mungkin dan tiba- tiba ada seseorang menarik tanganku hingga aku tiba di pelukan seseorang, aku sangat terkejut. Tentu saja bagaimana enggak dan orang asing itupun berkata,"diamla.. jangan ada bersuara." Suaranya persis sama dengan 2 tahun yang lalu.

*Flashback On*
Seseorang yang menyelematku adalah seorang idol, mungkin itu firasatku. Aku tidak tau gimana mukanya karna mukanya ditutupi oleh masker. Ia hanya menyuruhku untuk berdiam, ia pun berkata " jangan ada bersuara sama sekali" dengan tangannya menutupi ke mulutku. Aku pun mengikuti dari saran dia untuk diam dan petugas keamanan itupun pergi.

"Dia sudah pergi", jawab orang masker itu.
Aku hanya pergi dan tidak menjawab pertanyaan orang itu, aku hanya berkata "makasih sudah membantuku." balasku dengan dingin.
*Flashback Off*

"Neo nuguya? Kenapa suaramu sama dengan 2 tahun yang lalu? Lepas tanganmu dari tanganku, ucapku sambil melepaskan tangannya dari cowok asing itu."
"Aah mian.. aku hanya menyelamtkanmu dari cowok penjahat itu, kata cowok asing itu."
"Kau tau emangnya kalo dia itu cowok penjahat? Oo... aku tau kau pasti mengenalnya, bukan?, tanyaku dengan ekspresi sisnis."
"Gak ada bilang makasih sama sekali? Udah di tolongin malah yang kenak ngomel, jawab cowok asing itu dengan meninggalkan laura sendirian."
"Tunggu!, aku teriak sambil memegang tangan cowok asing itu."
"Mwo?, tanyanya."
"Boleh aku tau siapa namamu? Bukannya kau cowok yang di restaurant itu?, tanyaku dengan penuh pertanyaan."
"Kalo iya, gimana?, tanya cowok asing itu."
"..."
"Lepas tanganmu itu, aku ingin pergi, kata cowok asing itu."
Laura pun melepaskan genggaman tangan cowok asing itu dan membiarkan cowok asing itu pergi. Hari pun mulai hujan dan laura tidak mengambil jas hujan atau payung sama sekali. Laura pun masih pikirkan cowok asing itu tadi dan laura merasa ia jatuh cinta pada cowok asing itu. Ia memutuskan untuk menjadi seorang sasaeng untuk menemukan cowok asing itu.

Saat itu laura pernah berkata bahwa yang ingin menjadi sasaeng karna pekerjaannya, ia ingin tau bahwa apahkah menjadi seorang sasaeng itu enak? Rupanya ia berubah pikiran bahwa ia tidak ingin menjadi sasaeng lagi tetapi ia ingin tau bahwa siapa cowok asing itu. Ia pun berpikir untuk menjadi sasaeng sementara untuk mencari cowok asing itu.

Paman itu menghampiriku untuk memberikan sebuah payung agar aku tidak basah, ia pun berkata, "jeogiyeo.. kau harus pakai payung ini. Katanya kau akan sakit jika kau tidak pakai payung ini. Ini bukan dari payungku tetapi ini payung dari penggemarmu, kata paman itu padaku.
Aku pun berkata pada paman itu, "kamsahamnida ahjussi, balasku dengan penuh senyuman."
"Aah.. jangan lupa ini pakaian untukmu karna pakaianmu sudah basah, ini bukan dariku tetapi dari penggemarmu, jawab paman itu."
"Aah nee.. kamsahamnida ahjussi, balasku lagi dengan penuh senyuman."
Paman itupun pergi dan aku pun segera mencari kamar mandi untuk mengganti pakaianku.

*kamar mandi*
Aku mengganti pakaianku dan berpikir siapa yang mengirim payung dan pakaian untukku. Aku pun berbicara sendiri ke kaca dan berkata," laura sadarlah..laura! Sadarlah! Ini hanya mimpi!" Setelah itu aku pun keluar dari kamar mandi sambil menuju arah pulang rumah. Aku pun melihat jam tanganku sudah pukul jam 02.30 pagi dan aku masih belum pulang sama sekali. Sesampai dirumah laura pun membersihkan dirinya dan langusnh tidur untuk besok ia pergi ke sekolah.

Waktu pukul jam 06.30 pagi.
Kring.. kring.. kring...
Laura pun bangun pagi sangat cepat daripada sebelumnya. Ia membersihkan dirinya dan mempersiapkan pakaiannya. Laura pun barusan melihat hp nya bahwa notifikasinya sangat banyak sekali karna semalam ia tidak memegangang hpnya seharian. Laura pun menelepon richele.

Call on Richele~ 📞
Laura :"Eo richele... mian.. semalam aku sibuk kali. Jadi gak angkat telepon darimu"
Richele :"suara kau kenapa serak? Apa yang terjadi padamu?"
Laura :"Aah ani.. aku semalam nonton drakor gara-gara film drakornya buat aku kesal, jawabku dengan bohong."
Richele :"Eo gitu.. istirahatla dengan cukup. Jadi hari ini kau datang ke sekolah?"
Laura :" hmm, aku datang ke sekolah."
Richele :" Arrasseeo, aku akan menunggumu di gerbang sekolah."
Laura :"Nee, sampai ketemu disana."
*end call*

*Tiba gerbang sekolah*
"Laura!!, panggil richele padaku sambil melambaikan tangannya."
Aku pun membalas melambaikan tanganku sambil berkata,"Hmm.. apa kau sudah menungguku sangat lama?"
"Hmm.. tidak jugak. Ayokk kita masuk kedalam, jawab richele padaku."
"Hmm.., jawabku dengan singkat."

Kami pun masuk kedalam kelas sambil aku merenung siapa cowok asing itu tadi malam yang aku ketemui hingga melamun memikirkan siapa cowok asing itu. Sehingga richele menepuk pundakku sambil berkata," raa, ada apa denganmu? Tumben kau hari ini melamun? Apa yang kau pikirkan? Apa kau ada masalah?"
Aku pun membalas perkataan richele, "Enggak apa-apa, tadi aku hanya ingin melamun saja, jawabku dengan berbohong."
"Aku tau kau bohong padaku, bilang saja jujur padaku. Apa yang terjadi padaku?, tanya richele lagi." Karna richele sudah tau aku sering kali berbohong padanya.

Aku pun menjawab dengan jujur dan berkata, " kau masih ingat gak yang cowok asing yang semalam yang di restaurant yang datang ke mejaku? Itu cowok itu adalah 2 tahun yang lalu aku ketemu dengannya, dan aku sudah jatuh cinta pada cowok asing itu. Aku tidak tau dia siapa, tapi firasatku bilang bahwa dia adalah seorang idol."
"Aku masih ingat, Mwo?! 2 tahun yang lalu, yang benarla ra? Kau pasti canda kan, gimana dia bisa mengenalimu sedangkan kau saja tidak mengenalinya, balas richele padaku."
"Yaa.. aku gak canda, ini benaran. Aku ketemu dia waktu aku menjadi seorang sasaeng. Tapi sekarang aku berhenti perkerjaanku menjadi seorang sasaeng, tapi mungkin saja aku menjadi seorang sasaeng untuk sementara untuk mengetahui indentitas cowok asing itu, jawabku dengan penuh semangat."
"Yaa! Kau gila ya?! Ngapain kau menjadi seorang sasaeng? Itu tidak ada gunanya ra.. itu percuma. Biarkan saja cowok yang dari 2 tahun lalu itu datang menemui saja. Jika kau sekarang menjadi seorang sasaeng kurasa aku bilang itu lebih buruk, ucap richele padaku."

"Tapi chel.. aku ingin mengetahui indentitas cowok asing itu, jawabku dengan penuh penyesalan."
"Ani.. kau salah. Kalo misalnya cowok asing itu sebagai jodoh ataupun bisa dibilang takdir gimana? Apa kau bisa merubahnya, nggak kan? Ikutin saranku pokonya kau tidak boleh menjadi seseorang sasaeng, jawab richele padaku dengan kasih saran."
"Richele.. kurasa aku"
"Sudahla, pokoknya aku bilang tidak, ya tidak ra!, pinta richele padaku."

*bel pelajaran pun berbunyi*
Kring... kring.. kring...
"Ok anak- anak. Hari ini pelajaran buk elsa guru sastra bahasa bahasa inggris. Jadi buka cetak halaman 92 dan kalian harus mempresentasikan apa yang ibuk jelaskan. Apa kalian mengerti anak-anak ibuk?!, ucap buk elsa pada semua muridnya."
Semua muridpun menjawab serentak,"Mengerti buk!!"

*pelajaran selesai, bel pulang sekolah pun berbunyi*
"Chel...chel.. please dengarkan penjelasku dulu, ucapku pada richele."
"Gak usah kau jelasin aku sudah tau. Pokonya aku gak setuju kalo kau menjadi seorang sasaeng. Meskipun sekarang kau tidak seorang sasaeng tapi kau masih mau menjadi seorang sasaeng untuk mengetahui indetitas cowok asing itu bukan?, balas richele padaku dengan penuh amarah."
"Chel.. pleasee.., jawabku dengan penuh memohon."
"Aku gak mau ra dan aku gak setuju. Aku tidak mau kenapa- kenapa denganmu. Pokoknya aku gak mau! Titik!"balas richele dengan penuh amarah sambil berlari kencang untuk menghindari percakapan dia dengan laura.

Richele berlari sekencang mungkin hingga richele berada ditempat jalan raya. Aku berusaha sekeras mungkin untuk menghentikan richele agar richele berhenti rupanya tidak bisa malah richele menghindariku dan makin berlari cepat.
"Chel! Awas! Liat disampingmu, ada mobil !", aku langsung berteriak dan ingin menghentikan richele rupanya sudah terlambat. Richele terkenak kecelakaan tabrak lari oleh karnaku karna aku tidak bisa menjaga sahabatku. Aku pun langsung menghampiri ke richele dan membawanya ke rumah sakit.

Aku menelepon 911 untuk membawa richele ke rumah sakit. Air di mataku mengalir sangat deras dan aku mulai membenci diriku karna aku membuat sahabatku yang kuanggap adek kandung sudah terluka.

SASAENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang