Tidak ada yang mengerti kamu kecuali dirimu sendiri.
--
Jungkook menggeleng sekilas. "Tidak. Hanya bermain-main. Kurasa menyenangkan."
Ketika ucapan itu keluar dengan santai, teman-temannya yang berada di dalam markas pun agak kurang menyenangkan. Terutama Juhyun yang merasa ucapan Jungkook terdengar ceroboh.
"Kau yakin? Aku sudah katakan, gadis itu tidak baik-baik saja. Dia bisa saja—,"
Ucapan Juhyun terpotong saat Jungkook menyergahnya dengan cepat, "Aku tahu kau khawatir, kami juga sama. Tapi, kalau untuk takut ... kurasa tidak."
June mengambil alih untuk tertawa. "Gila, yang benar saja Jungkook takut!"
Juhyun menggaruk tengkuknya, kemudian dia menatap Jungkook lagi hanya untuk memastikan bahwa Jungkook bersungguh-sungguh saat bilang ingin bermain-main dengan Ryu.
"Jadi, kau yakin?" Juhyun bertanya sekali lagi.
"Tidak ada alasan bagiku untuk mengubah keputusan bukan?"
Jungkook menaikkan kaki untuk diletakkan di atas kakinya yang satu lagi.
"Aku tahu kau mengenalnya lebih dariku, dan kau takut kami tidak akan baik-baik saja. Tapi ... apa kau meremehkan kekuatan geng kita?" Sudah lama Jungkook tidak membahas soal kekuatan geng.
Ah, sial, sial, gadis dengan nama Ryu itu membuat Jungkook bersemangat.
-
-
-
"Ryu, kau serius?! Apa ponselnya rusak?" Yami meneriaki kalimat tersebut dengan dramatis, tapi dia memang benar-benar terkejut.
Pasalnya Yami baru saja mendengar kabar bahwa Ryu dengan sengaja merampas ponsel milik kakak kelas, dan melemparnya keluar gedung sekolah. Tepat dari lantai tiga.
Ah, soal Yami. Gadis yang memakai pita merah muda di kepalanya setiap hari adalah Yami. Berada di kelas yang sama dengan Ryu dan juga Taehyung. Tidak ada kata marah di kamusnya. Walaupun dia marah, gadis itu tidak segan-segan mengubur kemarahan itu dengan mengerjakan latihan di buku dengan pertanyaan yang sangat banyak.
Yami pintar, dan kuat. Sama dengan Ryu. Tapi ... mereka berbeda.
"Aku hanya membuangnya karena mereka memotretku diam-diam," ucap Ryu santai. Tangannya melepaskan gulungan plastik sampah di tongnya.
"Hanya?! Yang benar saja?!" Yami masih saja menggebu-gebu. Masih tidak percaya.
"Hei Yami, apa kau baru mengenal Ryu setahun saja? Dia sudah bersamamu sejak sekolah dasar, bukan?" Tidak disangka-sangka, Taehyung mengambil alih pembicaraan dari samping. Melakukan hal yang sama dengan Ryu.
"I-iya ... tapi itu terlalu menakutkan untuk dilakukan. Karena aku mengenal Ryu dengan baik, aku jadi membayangkan wajah dan emosi Ryu saat melempar ponsel itu. Menyeramkan sekali." Yami berusaha menjelaskan.
Ryu mengangkat plastik sampah itu dengan sekali tarik. Dia mulai berjalan ke arah barat, hendak ke tempat pembuangan sampah. Diikuti oleh Taehyung yang juga hendak ke sana, dan Yami yang masih penasaran perihal ponsel kakak kelas mereka.
"Lalu, lalu, bagaimana reaksinya?" tanya Yami sekali lagi.
"Dia marah dan membentakku. Awalnya aku menunggu dia untuk meminta maaf, tapi dia tidak melakukan itu, jadi aku langsung pergi." Lihatlah Ryu si gadis menakutkan itu. Dia sangat santai bahkan setelah melakukan hal yang tidak biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy is Here
Fanfiction❝Menjadi baik sepenuhnya, membuatmu jadi orang yang celaka,❞ ujarJungkook di persimpangan koridor. Dia menjadi berandal bukan karena keinginannya sendiri.