08 - Its Over, Mate?

130 21 2
                                    

"Kalian ... sedang apa di sini?"

Sontak pembicaraan Mingyu dan Yami berhenti saat itu juga. Gadis itu kehilangan kewarasan dalam berpikir, sedangkan Mingyu hanya menatap datar sambil mengucapkan selamat tinggal.

"Aku pergi dulu," ucapnya santai.

Yami gelagapan. Itu Taehyung. Yang bertanya mereka sedang apa, adalah Taehyung. Setelah Mingyu pergi, Yami tampak tidak tahu harus membuat alasan apa. Mana mungkin dia berbohong.

"K-kau, sedang apa di sini?" Yami mencoba menormalisasikan nada bicaranya.

"Tadi aku membuang sampah dan ingat telah menjatuhkan sesuatu di sekitar sini, aku mencoba kembali dan mencari lagi." Taehyung menjelaskan alasan mengapa dia bisa sampai di situ, padahal seharusnya sekarang adalah waktu untuk pulang. "Kau bagaimana? Kenapa kau di sini? Dengan siapa tadi?"

"Taehyung, jangan beritahu Ryu jika aku bertemu dengannya di sini," sergah Yami dengan cepat. Tatapannya telah menunjukkan segalanya. Apakah bertemu dengan Mingyu adalah sebuah dosa?

"Dia siapa? Kurasa aku pernah lihat." Taehyung hanya berpura-pura. Dia kenal sebenarnya.

"Dia berteman dengan Jungkook."

"Ah—aku tahu sekarang. Jadi, kenapa kau bertemu dengannya? Kalian bertukar nomor ponsel?" Taehyung tertawa mengejek.

"Tidak, tidak. Untuk sementara saja, karena ada keperluan." Apa hanya Yami saja yang merasa atmosfer di belakang sekolah sekarang terasa menakutkan? Taehyung tertawa, tapi matanya tidak. "Intinya, jangan beritahu Ryu soal ini, ya? Aku tidak mau dia tahu."

"Kenapa kau tidak mau Ryu tahu?" tanya Taehyung singkat.

"I-itu ... aku hanya merasa bahwa Ryu tidak boleh tahu!" Yami jujur. Dia tidak mau Ryu tahu tentang yang baru saja terjadi beberapa menit lalu. Aduh, kenapa suasana belakang sekolah terasa sepi sekali, sih? Batin Yami.

Padahal jelas-jelas Taehyung adalah teman dekatnya, tapi suasana hati Yami terkadang tidak merasa tenang di beberapa keadaan. Setelah beberapa detik bertatapan, tiba-tiba ada setitik air menitik di tanah. Membuat Yami dan Taehyung secara bersamaan mengangkat wajah mereka untuk mendongak ke langit.

"Ayo kembali, kurasa hujannya akan turun lebih deras," ujar Taehyung sembari menarik tangan Yami dan mereka sama-sama berlari menghindari rintikan hujan itu turun lebih banyak lagi.

-

-

-

"Ryu kembali lebih dulu?" tanya Yami.

"Iya. Dia dijemput." Taehyung membuka lebar bagian atas payung dan menyodorkannya pada Yami. "Ini, pakai payungnya. Pulang jalan kaki saja."

Yami menghela napas. Tidak tahu karena apa. Hujannya deras sekali. Tidak ada orang yang lalu lalang di jalan, hanya beberapa mobil yang melewati gerbang. Masih banyak sekali yang terjebak hujan di gedung sekolah. Ada yang terpaksa pulang meskipun hanya dengan payung, ada juga yang sengaja tidak pulang hanya karena malas jika harus hujan-hujanan.

"Tae," panggil Yami.

Taehyung lantas menoleh saat payung yang ia siapkan utnuk dirinya sendiri sudah siap. "Ada apa?"

Yami menatap jalanan yang terus-terusan dihujam hujan itu dengan kosong, tapi isi pikirannya saat ini menjalar entah ke mana-mana. "Kapan Ryu bisa pulang dengan kita sambil hujan-hujanan seperti ini? Padahal jika ada dia, aku ingin mengajak kalian makan makanan yang pedas dan panas."

Lihat? Isi kepalanya macam-macam.

"Kita sudah berteman dengan Ryu bertahun-tahun. Bukannya kita harus wajar? Kau ingin makan makanan pedas? Ayo kita makan berdua, aku yang traktir." Taehyung menepuk dadanya sendiri dengan sombong.

Bad Boy is HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang