05 - Jk x Confident

162 25 1
                                    

Suasana meja makan yang canggung.

Ryu selalu terjebak pada momen yang canggung setiap paginya. Ayah yang memakan makanan dengan khidmat, dan Ibu yang sibuk dengan ponsel serta rekan kerjanya. Lalu Ryu hanya berselera makan setidaknya dua atau tiga sendok setiap pagi.

"Aku dengar kabar bahwa bulan depan sekolahmu mengadakan ujian tengah semester berbasis komputer, apa benar?" Namun, tiba-tiba Ibu memecah kecanggungan dengan bertanya.

"Tidak tahu. Kami belum diberitahu." Ryu menjawab seadanya. Setelah berhasil mengunyah suapan ketiganya, dia meneguk segelas susu, lalu berdiri. "Ibu, Ayah, aku pergi dulu."

"Ryu, duduk." Ayah menempatkan ucapannya di nada yang menyeramkan. "Dengar hingga selesai," lanjutnya.

Langkah Ryu terhentu, dia menghela napasnya diam-diam karena takut dianggap tidak sopan. Ryu kembali ke meja makan dan duduk dengan tenang.

"Harus kau ajarkan anakmu agar bisa lebih sopan, Seulta," ujar Ayah lagi. Kali ini ditujukan untuk Han Seulta—Ibu Ryu.

Memangnya Seulta peduli tentang yang dikatakan suaminya. Dia hanya mendengarkan itu sebagai angin lewat saja. Meskipun dia berucap dalam hati, aku yang menyentuhnya dari lahir, jangan banyak protes

"Karena ini adalah ujian pertamamu di sekolah baru, aku harap kau bisa mencapai peringkat pertama seperti biasa. Buat seluruh sekolah kagum padamu." Seulta kini menatap Ryu dengan penuh harap.

"Aku akan berusaha." Ryu menjawab harapan itu setengah-setengah. Karena pada dasarnya, Ryu tidak tertarik dengan kalimat "membuat seluruh sekolah kagum" itu dijadikan alasan mengapa dia harus menjadi yang pertama.

"Dan lagi, perhatikan sainganmu. Taehyung dan Yami menjadi yang utama," lanjut Seulta lagi.

Seulta tahu segala hal, tentang Taehyung, Yami, apa yang dikerjakan mereka, di mana mereka belajar, Seulta tahu segalanya. Seluruh murid yang bisa menjadi ancaman bagi Ryu, akan diselidiki serinci mungkin. Jika Taehyung dan Yami belajar 3 jam setelah pulang sekolah, maka Ryu harus 4 jam. Jika Taehyung dan Yami mengambil 2 ekskul, maka Ryu harus 3. Jika tempat bimbingan belajar Taehyung dan Yami memiliki akreditas A, maka Ryu harus belajar di tempat yang akreditasnya A plus. Dalam hal apa pun, anaknya harus lebih unggul.

"Baik," jawab Ryu pelan.

"Baiklah, kau boleh berangkat. Tapi, sebelum itu, aku ingin bilang bahwa aku dapat kisi-kisi soal dari beberapa kolegaku, kau bisa mempelajarinya sepulang sekolah." Seulta kembali ke ponselnya setelah mengatakan itu.

"Memangnya boleh?" tanya Ryu.

Ibu Ryu mengerutkan dahinya, "Kenapa tidak boleh? Ini hanya kisi-kisi, bukan berarti soal itu yang akan keluar."

Mendengar ucapan itu, Ryu kembali berpamita kepada kedua orang tuanya. Saat memasuki mobil, lagi-lagi perasaannya tidak enak. Ada apa, sebenarnya Ryu pun tidak paham. Dia juga tidak tahu kenapa, setiap kali selesai bicara pada Ibu atau Ayahnya, dia selalu merasa tidak enak pikiran. Ryu merasa tertekan.

-

-

-

14 jam yang lalu ....

Suga Hyung:

| Apa benar dia Ryu yang nekat melempar ponsel temanku dari lantai atas?

Saat menerima pesan itu, Jungkook baru saja selesai mandi. Dia langsung mengecek ponselnya dan tertawa saat membaca pesan yang dikirim oleh Suga.

Kenapa Suga lama sekali mencernanya.

Benar. Aku kira kau sudah tahu, Hyung. |

Kembali berfokus untuk mengeringkan rambutnya yang basah, Jungkook bercermin. Dia rasa wajahnya tidak berprogres sedikit pun, meskipun dia sudah memakai bermacam jenis produk untuk membuat wajahnya mulus tanpa celah. Jungkook tidak suka jika wajahnya berminyak, itulah mengapa dia membeli apa saja yang berguna untuk wajahnya.

Bad Boy is HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang