Banyak hal-hal tidak terduga yang muncul di hidupmu.
Kau hanya perlu bersiap-siap untuk itu.-
-
-
"Bibi Seulta?!"
Semua terintrupsi seketika.
Apa? Ada apa? Ryu kaget bukan main saat nama Ibunya disebut oleh Jungkook.
Seulta memutar kepalanya ke arah siswa yang tadi menyebutkan namanya. Tunggu-anak itu?
"Jung?" Seulta mengulang nama Jungkook setelah Ryu menyebutnya dalam hati.
Ibu menjemputku melalui gedung belakang, tapi kenapa anak itu lewat di sini juga? Dan lagi- KENAPA DIA KENAL DENGAN IBUKU?
Ryu bebas berspekulasi dengan diri sendiri, tapi ini benar-benar mengejutkan dan membuat Ryu bungkam.
Tunggu, tunggu. Sungguh, ada apa?
Di sisi satunya lagi, Jungkook masih menganga. Mingyu kenal dia. Dia kenal wanita paruh baya yang berdiri di hadapan Ryu itu. Sedangkan June menatap Jungkook dan Ibu Ryu secara bergantian, menerka-nerka tentang apa yang sedang terjadi di sana.
"Bibi Seulta ... Ibu Ryu?" Mingyu bergumam.
Mingyu kenal dengan Seulta karena Seulta juga kenalan Jungkook. Sejak kecil Mingyu sering melihat Seulta berada di dekat Jungkook, barangkali seminggu dua kali, setiap Jungkook dan dirinya bermain. Ralat, ralat, mereka bukan bermain, tapi bertengkar. Entah kenapa, memori tentang Seulta mendadak hilang. Mingyu bahkan tidak mengenali wanita paruh baya itu lagi. Dan yang lebih mengagetkan adalah-dia ibu Ryu.
"Jungkook, ayo kita bicara di kafe terdekat." Seulta tidak terkejut dalam waktu yang panjang. Dia langsung mengalihkan suasana dari tegang menjadi sadar kembali.
-
-
-
Ryu tidak tahu ada apa dengan Ibunya dan Jungkook. Melalui jendela mobil, Ryu harus melihat siswa laki-laki menyebalkan itu bicara satu meja dengan ibunya di dalam kafe yang sepi.
Aneh? Benar. Itu sangat aneh.
Barangkali Ryu bisa menebak sedikit saja ada hubungan apa di antara mereka, maka Ryu akan langsung bertanya beberapa menit yang lalu. Sayangnya itu benar-benar tidak ada petunjuk. Ryu tidak tahu apa-apa soal mereka berdua.
Dan Seulta bersama Jungkook di dalam kafe.
"Bibi Seulta, sudah lama, ya." Jungkook berlagak sok percaya diri kali ini. Dia menaikkan dagunya dengan angkuh. Tidak sungguh-sungguh, hanya bergurau saja.
Seulta tampak tenang seperti biasanya. Dia tersenyum tipis kemudian membuka mulutnya. "Aku tidak tahu kau di sekolah yang sama dengan anakku."
"Ohh itu ... maaf saja untuk bilang ini, anakmu itu sangat membosankan dan menggangguku."
"Mengganggumu? Apa yang ia lakukan?" Barangkali Seulta tertarik untuk mengetahuinya, menggangu aoa yang dimaksud oleh Jungkook?
Merebut peringkat Jungkook?
Mengalahkan Jungkook di bidang akademik? Olah raga? Seni?
Atau mungkin ....
"Orang tua tidak boleh tahu. Ini urusan anak muda." Jika senyum Jungkook bisa diandaikan dengan sebuah emotikon, maka emotikon berkaca mata angkuh itu-lah yang cocok untuknya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy is Here
Fanfiction❝Menjadi baik sepenuhnya, membuatmu jadi orang yang celaka,❞ ujarJungkook di persimpangan koridor. Dia menjadi berandal bukan karena keinginannya sendiri.