Sial. Sial. Bagaimana ini.
Tidak ada lagi kata lain yang berputar di kepalanya kecuali kata-kata perutukan. Kenapa jadi kacau begini? Bukan, bukan. Jungkook yang mengacaukan segalanya.
BAGAIMANA MUNGKIN RYU ITU ADALAH ANAK BIBI SEULTA?
Mengapa.
Bagaimana bisa.
Setelah pulang dari kafe, Jungkook meminta June dan Mingyu tidak mengikutinya lagi. Pemuda itu ingin memaki dirinya sendiri barangkali.
Semakin ia pikir, semakin sulit untuk tidak frustrasi.
Sial, sial.
Kalimat itu sudah keluar lebih dari sepuluh kali sepanjang hari ini.
Bukan masalah apabila dia memang anak Bibi Seulta, tapi coba bayangkan saja, tiba-tiba Jungkook ingin minta tolong, lalu Ryu malah menghasut ibunya agar tidak membantu Jungkook?
Ah—Jungkook benci mengakuinya, tapi dia menyesal sudah bermain-main dengan Ryu.
Ryu dan Bibi Seulta memang tampak sama sejak awal. Ya ... mana mungkin juga Jungkook sadar, kan?
-
-
-
Di dalam mobil yang hening, Ryu menatap lurus ke depan. Tidak ada tanda-tanda ingin bertanya. Seulta menghela napas cukup panjang si selasar sudut mobil.
Seulta tidak ingin ada pertanyaan yang keluar dari Ryu. Dia berharap sangat besar untuk itu.
Saat tangannya baru ingin memutar kunci, Ryu membuka suara. “Aku kira kau tidak punya hubungan dengan orang di luar kantor, Ibu.”
Seulta tersentak. Ryu benar. Dia sendiri merasa bahwa dia tidak pernah punya kenalan di luar kantor, apalagi kenalannya itu adalah bocah SMA yang tengik.
“Dia hanya salah satu di antara segelintir orang di masa lalu.” Seulta memutuskan untuk langsung menyalakan mesin mobil dan melajukan kendaraannya.
Dulu Seulta kira, dia diberikan banyak berkat oleh Tuhan seperti cantik dan punya otak yang cerdas. Tapi, saat dia menikah dan punya anak, ia melihat berkat itu pada Ryu. Lebih banyak. Lebih nyata. Dan lebih-lebih lainnya. Seulta hanya-lah orang biasa yang sempat berpikir bahwa dirinya hebat.
Benar kata Ibu Jungkook. Seulta akan menemukan pengganti untuk bisa mengalahkan orang lain. Seulta pasti menemukan seseorang yang bisa melakukan itu untuknya.
Ada tapinya. Seulta sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan Anak dari sahabatnya.
Semakin ia pikirkan, semakin pusing kepalanya.
Apa yang harus Seulta jelaskan pada anak-anak itu. Ryu, Jungkook, siapa pun itu, tidak bisakah mereka membuat pikirannya tenang barang sebentar saja?
Di perjalanan, Ryu hanya duduk tegak, dan Seulta menatap lurus memandangi jalan yang ia tempuh.
Tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Sampai akhirnya, Seulta membuka mulut, memecahkan hening.
“Aku ingin sekali menampar wajahmu, Ryu.”
Ryu menoleh datar. “Lakukan, Ibu. Aku pantas.”
Kalau bisa mobilnya oleng ke arah lain, maka mobil itu akan oleng. Seulta terperanjat, hingga setirnya susah payah ia kendalikan.
Dengan mudahnya Ryu menjawab itu.
Apa dia sungguh ingin ditampar.
Seulta lalu menggerakkan mobilnya ke tepi, berhenti sejenak di sana sampai ia menghela napas cukup panjang. Perasaannya sungguh amburadul, Ryu—ah Seulta seperti melihat dirinya di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy is Here
Fanfiction❝Menjadi baik sepenuhnya, membuatmu jadi orang yang celaka,❞ ujarJungkook di persimpangan koridor. Dia menjadi berandal bukan karena keinginannya sendiri.