04 - What I Do?

182 25 0
                                    

Setelah pertengkaran June dan Mingyu yang tidak menghasilkan apa-apa itu, Jungkook langsung menyeret mereka untuk pergi ke ruang kelas Suga Hyung. Ada sesuatu yang ingin Jungkook katakan.

Tiba di depan kelas tersebut, Mingyu memelankan langkahnya. "Aku tunggu di depan saja."

"Hey, ayolah. Hanya beberapa menit." Jungkook mecoba meyakinkan.

Alangkah baiknya June tidak ikut bicara, dan Mingyu memang harus tunggu di luar, karena suasana hatinya sedang buruk. Lagi pula jika dia di luar, hal yang pertama kali dia lakukan adalah menggoda noona-noona yang cantik.

"Aku di sini saja, aku ingin menyapa beberapa wanita cantik." Jujur saja, Mingyu terlalu terang-terangan.

June membatin, apa tidak ada yang lain di otaknya kecuali perempuan?

Seperti yang diucapkan Jungkook tadi, dia langsung masuk ke kelas Suga untuk membicarakan sesuatu, tanpa embel-embel permisi sama sekali. Peduli apa dia tentang murid-murid yang lebih tua menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Hyung!"

Yang dipanggil mendongak, Suga menyipitkan mata. Mungkin heran, seorang Jungkook menemuinya setelah sekian lama.

"Ah, Jung, jika kau memintaku untuk kembali ke-geng, maka aku akan menolaknya," ucap Suga sedikit meringis pura-pura.

June tertawa tanpa sebab, dan mengambil kursi yang berada di sampingnya dengan santai. "Boleh aku pinjam, Noona?" Sedikit membingungkan cara June meminta, tapi kakak kelasnya itu memberikan izin.

"Aku tidak memintamu untuk kembali ke-geng, simpan cerita lama itu, Hyung." Jungkook berani bersumpah, dia tetap segan dengan Suga, meskipun dia tidak begitu dengan orang lain.

Alasannya tidak pernah jelas, Jungkook hanya merasa bahwa Suga berbeda, dan dia sadar untuk tetap menghargai laki-laki dengan kulit seputih kapas itu.

"Lalu? Ada gerangan apa ke sini?" Suga bertanya lagi, kali ini tangannya bergerak untuk kembali menulis. "Apa kau butuh sesuatu?"

Suga mengenai sasaran.

June mengangkat bahu, dia hanya fokus pada setiap sudut kelas yang jauh berbeda dengan kelas miliknya. Masa bodoh dengan keseriusan Jungkook. Dia hanya melakukan apa yang disuruh, nanti.

"Iya. Aku membutuhkan bantuanmu. Bisakah kau datang ke markas sepulang sekolah?" Di samping itu, Jungkook harap Suga mengatakan "iya" meskipun nada bicaranya tampak tidak butuh apa-apa.

Suga memungut arti-arti dari mata Jungkook. Mantan anggota geng dengan nama Suga itu hanya berada di geng selama beberapa bulan, setelah itu dia keluar karena suatu hal. Mengerikan jika menceritakan bagaimana bisa Jungkook mengajaknya bergabung, tapi itu mengagumkan.

"Apa ada bayaran?" Suga meletakkan pulpennya dengan pelan.

"Ah soal itu—,"

"Aku hanya bergurau. Simpan uangmu Jung." Suga seringkali bilang uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Tapi dia tidak mau menerima uang untuk hal-hal yang tidak berguna, ada baiknya disimpan saja.

"Omong-omong, ini soal apa?" tanya Suga.

"Soal wanita, Hyung." June menyela. Ada benarnya juga, tapi ... ini bukan hanya soal wanita, tapi soal nenek sihir. Ryu ... terpujilah kau.

"Jung, kau ingin aku menjodohkanmu dengan wanita yang aku kenal? Kurasa tidak perlu, bukankah banyak wanita yang mau denganmu?" Mata Suga menyipit, tertawa pelan menengahi pembicaraan.

"Nanti saja kita bahas. Aku kembali dulu." Jungkook bangun dan menepuk pundak Suga, seolah mengerahkan semua hal lama pada pundak itu. "Aku menunggumu di markas Hyung."

Bad Boy is HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang