14 - Reason, Why

86 16 0
                                    

Bagi Jungkook, kesetiaan adalah harga mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Jungkook, kesetiaan adalah harga mati.
-

-

-

“Balas dendam ini bukan sekadar karena masalah di kantin tempo lalu. Ini lebih dari itu.”

June mencerna bagian-bagian tersulit di kalimat yang Jungkook lontarkan. “Bukan sekadar” dan “lebih dari itu”. Sedangkan Mingyu langsung bereaksi dengan semestinya, dia menautkan dahi meminta penjelasan.

“Apa maksudmu, Jung?” Wajah Mingyu kentara sekali untuk ukuran orang yang terkejut. Seolah ucapan Jungkook terdengar main-main. Dia terkekeh pelan dan mengambil sodanya untuk diteguk kembali. “Setidaknya, berikan lelucon yang bisa membuatku tertawa terbahak-bahak.”

“Jangan beritahu ini pada Juhyun, Woonwo, dan anggota geng lain yang tahu bahwa rencana itu batal.” Jungkook mengabaikan ketidakpercayaan yang Mingyu lontarkan. “Salah satu anggota kita sudah tidak bisa dipercayai. Ryu mungkin sudah tahu.”

June menerka-nerka di tempatnya. Barangkali jika diberi kesempatan menebak satu kali dan tidak boleh salah, maka June memilih untuk tidak menebaknya. Dia tidak paham dengan semua yang Jungkook katakan. Mungkin juga karena efek kualitas otaknya yang minim, atau——karena semua yang keluar dari mulut Jungkook mustahil untuk disebut pernyataan.

Mingyu memegang plastik cemilan dengan kaku. Sedang June memutar bola mata ke arah Jungkook. Dia menepuk kedua tangannya dan memukul meja tanpa maksud yang jelas. “OHH!”

Suara June berhasil membuat Jungkook dan Mingyu terjingkat. Anak sialan. Sedikit-sedikit bikin kaget.

“Aku paham, Jung.” Seakan mengerti dengan situasi dan maksud Jungkook, June mengangguk-angguk sembari menaikkan dagunya. Gayanya sudah seperti intel saja. Dia melanjutkan kalimat sok tahu lagi, “Jadi, kau ingin bilang bahwa, salah satu anggota geng kita telah mengadu pada Ryu? Dan kau bilang rencana kita batal, hanya untuk mengantisipasi saja? Rencana itu akan tetap dijalankan tanpa sepengatahuan anggota geng? Begitu ya? HAHAHA JUNG! BERHENTI BERMAIN-MAIN, INI BUKAN LELUCON!”

June nyaris terbungkuk-bungkuk menahan tawanya yang semakin membesar. Tangan kanannya dijadikan alat untuk memukul meja, akibat tidak tahan untuk tidak tertawa. Lelucon tentang pengkhianatan memang yang paling epic sepanjang masa per-gengan.

Begitu intinya.

Nyaris semenit June tertawa, Mingyu malah melengkungkan bibir terpaksa. Kenapa harus canggung begini, sih?

Jungkook terdiam. Membatu di tempatnya. Seisi ruang tamu itu hanya dipenuhi dengan suara tawa June. Selebihnya reaksi Mingyu yang kebingungan.

Tidak melihat adanya perubahan di mimik wajah Jungkook. Berangsur-angsur tawa June mereda, menatap Jungkook penuh tanda tanya. Kenapa? Kenapa Jungkook serius sekali menanggapi semua yang ia ocehkan tadi. Perasaan June mendadak tidak enak.

Bad Boy is HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang