🥓

494 22 2
                                    

bottom!Mingi
Top!San

San dan Mingi tinggal bersama di sebuah rumah sederhana yang nyaman di tengah kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

San dan Mingi tinggal bersama di sebuah rumah sederhana yang nyaman di tengah kota. Keduanya berbagi segalanya, termasuk tempat tidur dan selimut tentu saja.

Pada suatu malam di musim hujan yang dinginnya menusuk,

“Gila, dingin banget jir, ini Bandung apa kutub utara sih? dinginnya ga ngotak! Berapa sih suhunya?” ia lalu bertanya pada google dengan menggunakan voice, dan kaget sendiri dengan jawaban yang didapatnya, “Buset! Lima belas derajat dong! Pantesan ini ruangan dah kek freezer kulkas seribu pintu!” tapi mereka tidak memiliki penghangat ruangan, karena biasanya mau sedingin apa pun, selimut saja sudah cukup.

Ia jadi menyesal tidak memiliki penghangat ruangan. Mana ia tahu kan kalau kota tempatnya tinggal bisa menjadi sedingin ini di akhir tahun. Sepertinya jika begini ia akan mengajak Mingi untuk membelinya kalau pergi jalan-jalan ke ace hardware nanti.

San yang merasa sangat kedinginan memutuskan untuk memonopoli selimut untuk dirinya sendiri. Mingi, yang sudah bergelung di atas tempat tidurnya, menggigil setelah San menarik selimut itu. Dan karena sudah terlelap, Mingi jadi tidak terbangun.

Saat malam berlanjut, Mingi semakin dingin dan akhirnya berhasil membuatnya terbangun dan merasa kesal pada San setelah melihat apa yang terjadi. Hingga membuat empat sudut siku-siku imajiner tercipta di pelipisnya.

“Egois banget. Selimut dibeli pake duit berdua tapi dieksploitasi sendiri.” Ia memajukan bibirnya sebal.

Dia ingin mencoba mengatur ulang selimut untuk mendapatkan lebih banyak kehangatan, karena San hanya bergelung sendirian. Mereka hanya memiliki dua selimut, dan yang satunya masih dijemur. Baru saja sore tadi. Jadi malam ini pasti masih basah, mana selimutnya tebal dan udara dingin, ditambah hanya bermodalkan cahaya lampu.

Mingi mulai merasa putus asa untuk mendapatkan kehangatan dan memutuskan untuk mengambil tindakan.

Dia perlahan-lahan menarik selimut itu, melonggarkannya dari tubuh San jadi Mingi bisa masuk dan bergabung untuk berselimut berdua. Mingi semakin mendekat pada San hingga bersentuhan. San, yang sudah terlelap, jadi tidak menyadarinya. Mingi melingkarkan lengannya di pinggang San dengan hati-hati, berharap San tidak akan terbangun.

Kehangatan tubuh San meresap ke tubuh dingin Mingi. Mingi merasa lega dan memeluk San erat, membenamkan wajahnya di perpotongan leher San. Panas tubuh San seperti sebuah tungku, dan segera Mingi merasa hangat dan nyaman.

Pagi-pagi buta,

“Huh?” San terbangun dan menemukan Mingi yang menempel pada dirinya, masih tertidur lelap. Dia tersenyum dan perlahan-lahan menyisir rambut Mingi, menyingkirkan poninya hingga bisa melihat wajah damai Mingi lebih jelas. “Capek dan ngantuk banget ya keknya kamu. Makasih ya sayang, karena udah bekerja keras selama ini ngurus rumah.” Ia mengecup pelan pelipis Mingi, hingga Mingi yang terusik itu bergerak sedikit. Menggemaskan sekali.

Mulai malam itu, San dan Mingi memastikan untuk berbagi selimut dengan adil, mengetahui bahwa mereka selalu bisa mengandalkan satu sama lain untuk kehangatan dan kenyamanan. Hubungan keduanya tumbuh lebih kuat, dan mereka tahu bahwa tidak peduli apa yang terjadi, mereka akan selalu saling mendukung.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mingled Round • ATEEZ Slash Challenge ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang