14

20 4 0
                                    

Kesya membuka mata nya lamat lamat saat cahaya mentari pagi memasuki kamarnya melalui celah jendela, kepalanya terasa pusing, ia berjalan dengan gontai menuju meja rias
Meneliti wajahnya yang mendapat beberapa lebam karena kejadian kemarin malam saat dia pulang dari club

Flashback on

Kesya berjalan dengan gontai keluar dari club, dia pergi ke club sendiri malam itu tidak seperti biasanya yang mengajak ketiga sahabatnya, niatnya hanya untuk melupakan sejenak masalahnya

gadis dengan pakaian ketat dan super mini itu berjalan di trotoar mencoba mengampai pegangan di pinggiran jalan untuk menopang tubuhnya

Ah sial!, sepertinya kesya minum terlalu banyak

kesya masih mencoba berjalan walau  dengan gontai sembari tangan nya membuka hp mencoba untuk menghubungi ketiga sahabatnya untuk menjemput nya di club, matanya mengerjap beberapa kali untuk mencoba mengembalikan kesadaran nya

Kesya menyadarkan tubuhnya pada tembok di pinggiran jalan, matanya mengerjap lagi saat netra nya melihat nama kontak di hpnya mempunyai banyak bayangan

"Ini yang mana sih!" grutunya masih mencoba mengerjap kan matanya

Tetapi tubuhnya tiba tiba saja tidak seimbang lalu jatuh terduduk di pinggir jalan
"Jangan tepar dulu bangsat!" umpat nya sembari memukul pipinya beberapa kali  mencoba untuk mengembalikan kesadaran nya

Tangan nya tanpa sengaja menekan nama kontak pertama yang ada di hpnya 'Anres' entah sadar atau tidak hingga tiba tiba kesya merasakan ada yang menarik tangannya dengan kasar, kesya tidak menolak dia menurut saja saat lelaki itu mendorong paksa kesya untuk memasuki mobil nya, dia tidak mempunyai tenaga untuk melawan

Hingga saat sampai di rumah....

Plakkk

tamparan keras itu mendarat di pipi mulusnya, hingga netra nya yang pelan pelan sadar mendapati sosok om tirta yang sedang menatap nyalang ke arah nya, kesya hanya mengangguk angguk saja, dia masih mabuk tidak bisa berfikir jernih 

"Mau jadi apa kamu sialan?!" triak om tirta sembari kembali menampar pipi kesya lagi

"Anak jalang!, bagaimana jika oma tau tentang ini!" bentaknya

"Nggak perduli!" ujar kesya tak kalah keras

Bughh! Kini bukan hanya tamparan tapi juga pukulan yang kesya dapat

Satu pukulan mendarat di pipi mulusnya, sehingga kesya tersungkur ke lantai kesya tidak perduli bahkan kini bibir dan hidung nya sudah mengeluarkan darah segar

"Berani kamu?! Bengini cara mama mu mendidik mu hah?!" bentak om tirta lagi

"Malu saya mempunyai keluarga seperti kamu!" lanjutnya

Kesya tertawa sumbang mendengarnya

"Keluarga?, keluarga yah?, memang saya masih di anggap keluarga oleh kalian?" ujar kesya sembari tertawa kecut, sudah di bilang bukan kesya masih dalam keadaan mabuk gadis itu tidak bisa berfikir jernih

Plakk, tamparan kembali mendarat di pipi kesya bahkan kini om tirta sudah menarik rambut gadis itu hingga dapat mendongak menatap nya

"Semakin kurang ajar kamu!, sia sia adik saya mengorbankan nyawanya demi kamu!" sarkras tirta

"Memang apa salahnya jika seorang ayah mengorbankan nyawa demi anaknya" balas kesya seraya tersenyum miring

"Tapi bukan anak sialan seperti kamu!" triak trita

BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang