~happy reading~
Kini jam menunjukan jam 8 malam, kesya,sofi dan elnata sedang berada di kafe dekat sekolah, biasalah tongkrongan ala ciwi ciwi yang tidak jauh dari kata gibah!
"Sya"
"Hm" jawab Kesya yang masih fokus pada laptop di depannya
"Kesya!"
"Hmm??" ujar Kesya lagi
"Ham hem ham hem!, latian jadi Nisya sabyan lo?!" ujar sofi kesal
"Kenape?" jawab Kesya masih fokus pada laptopnya
"Masdep lo tuh" ujar sofi, elnata dan Kesya mengalihkan pandangannya
Kesya menyipit kan matanya, Anres datang dengan pria paru baya, Anres masih memakai seragam sekolah mungkin saja dia baru pulang dari acara nongkrong nongkrong anak Victor dan langsung ke sini,
Anres dan lelaki paru baya itu duduk tidak jauh dari tempat Kesya dan teman temannya"Siapanya Anres sya?" tanya elnata, kesya hanya mengendikkan bahu
"Nggak tau" jawabnya
"Papanya bukan sih, soalnya mukanya rada rada mirip gitu, kaya Anres versi matang" ujar sofi. Sembari meminum jus setobery nya
"Mungkin" ucap Kesya
"Nggak samperin, calon mertua itu" ujar elnata
Kesya hanya cekikikan "entaran, kayaknya lagi mau ngomong penting" ujar Kesya
_______
Anres sedang duduk berhadapan dengan laki laki yang sudah lama di rindunya, lelaki yang di sayangi nya lelaki yang menjadi panutan nya, tapi itu dulu!
Bukan sekarang, mungkin jika untuk sekarang hanya rasa benci yang tersisa untuk lelaki paru baya yang sedang duduk di depannya
"Saya tidak punya waktu jadi langsung ke intinya saja" ujar Anres dingin
"Kamu tau res, ayah sangat rindu bisa bicara berdua seperti ini sama kamu, ayah ingat dul-" ucapan Aslan terpotong
"Saya sudah bilang saya tidak punya waktu!" ketus Anres
Aslan hanya menghela nafas, dia sangat rindu dengan putranya, putranya yang sudah semakin menjauh darinya
"Jika tidak ada yang mau di bicarakan saya permisi" ujar Anres lalu ingin beranjak pergi
"Bagaimana keadaan bundamu?" tanya Aslan menghentikan langkah Anres, Anres kembali duduk lalu menatap aslan tajam
"Anda tidak punya hak menanyakan keadaan bunda saya!"
"Bagaimanapun bundamu masih istri ayah" ucap Aslan menatap anaknya tajam
Anres tersenyum miring "istri?, di mana urat malu anda?, bunda saya sudah lama melayangkan kan surat cerai"
"Tapi ayah tidak pernah menandatangani itu!" elak Aslan
"Itu urusan anda, bagi kami anda sudah mati!" ucap Anres ketus
Sakit memang mendegar kata pedas itu keluar dari mulut anak kandung kita sendiri, Aslan hanya menghela nafas lalu kembali menatap Anres sendu
"Kamu tidak rindu masa masa kita dulu res, ayah sangat rindu, rindu bermain denganmu rindu dengan masakan bundamu dan rin-" ucapan Aslan lagi lagi terpotong
"Cukup!" bentak Anres nada suaranya sudah semakin meninggi "anda tidak memiliki hak untuk membicarakan hal hal itu, kami sudah bahagia hidup tanpa anda, kembali saja pada keluarga baru anda. dengan wanita jalang dan anak haram" ucap Anres menekan kalimat terakhir

KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY
Teen FictionAnres Prananta, cowok tampan yang menjabat sebagai leader dari sebuah geng motor besar yang cukup terkenal di ibu kota, Anres memasuki dunia hitam karena masalah yang dialami di keluarga nya, tampan, jutek, kaya, pintar, alkohol, balap motor dan taw...