Happy reading
"Sttth sakit" eluh kesya
"Pelan pelan Glen" eluhnya lagi
Glen hanya diam tetap melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan rintihan kesya
"Bisa lembut nggak sih ah!" kesal kesya
"Ini udah yang paling lembut" decak Glen
"Lembut apanya, lo kasar!" ujarnya sembari menyingkir kan tubuh Glen dari depannya
"Bentar ini belum selesai!" Glen menahan tubuh kesya yang hendak bangkit
"Udah ah nggak kuat! Sakit banget ini!" ujar kesya
Glen hanya menghela nafas pasrah lalu sedikit memundur kan tubuhnya dan merapikan kotak p3k yang dia gunakan untuk mengobati luka kesya
"Kenapa kemarin nggak langsung di obatin?" tanya Glen semabri mengelus lembut pipi kesya yang lebam
"Nggak sempet kan keburu pingsan" jawab gadis itu
Diruang tengah ini hanya ada mereka berdua tante sinta tadi sudah pamit pulang dulu karena ingin menyiapkan makan siang untuk suaminya
"Kenapa nggak telfon gua?" lelaki itu berujar "kenapa ke clab sendirian?"
"Kenapa nggak bilang kalau lo ketemu om tirta?" cecar Glen menatap kesya lekatKesya hanya terdiam tidak tau harus menjawab apa
"Harus berapa kali gua bilang sih sya?" ujar Glen, jeda.
"Guna nya gua sebagai sahabat lo apa?" nada lelaki itu terdengar sayu
"Gue ngerasa nggak guna banget" lanjut nya
"Nggak Glen" ujar kesya sembari menggenggam tangan besar lelaki itu
"Dan sekarang sampai lo luka gitu juga karena gue yang nggak pecus"
kesya mengeleng "enggak! lo udah banyak banget bantu gue, selama 2 tahun terakhir ini lo selalu jadi orang garda terdepan yang lindungin gue!"
Glen terkekeh miris "lindungin ya?" lelaki itu tertawa sumbang
"Bahkan gue juga gagal buat bisa ngelindungin lo" ujar Glen sembari menunduk
"Enggak Glen" lirih kesya
"Gue udah sering bilang, apapun masalahnya cerita ke gue sya" jeda.
"Kenapa masih lo tutupin sih?" Glen menatap lekat iris mata indah di depannya itu
"Itu bukan masalah besar, gue nggak papa" lirih kesya menunduk tidak berani menatap mata tajam Glen yang sedang menatap nyalang ke arahnya
"Bukan masalah besar?, bahkan sampai lo luka gini bukan masalah besar?" kekeh Glen
"Sebegitu nggak bisa di percaya nya gue ya sya? sampai lo belum bisa bagi masalah lo ke gue?" lelaki itu tertawa miris
"Bukan gitu Glen, ini masalah keluarga gue, gue nggak mau mbebanin lo" lirih kesya
"Pernah gue bilang lo mbebanin gue?, pernah?!" suara Glen mulai meninggi
"BILANG KE GUE SYA! BILANG SAAT DIA NYAKITIN LO! BILANG KALAU LO BUTUH GUE! BILANG KALAU LO SAKIT! BILANG KALAU LO CAPEK!!" sentak Glen, lelaki itu berdecih sembari mengacak rambutnya frustasi lalu menyender punggung nya di sandaran sofa dengan kasar, mengabaikan kesya yang sudah mulai terisak karena bentakannya
Glen menutup matanya, menenangkan diri untuk mengontrol emosinya
Glen menatap kesya yang masih terisak dalam diam, Glen menghela nafas kasar lalu menarik tubuh ramping kesya kedalam dekapannya, meletakkan dagu nya pada puncak kepala gadis itu, mengelus lembut surai kesya menghirup dalam dalam aroma setobery dari rambutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY
Teen FictionAnres Prananta, cowok tampan yang menjabat sebagai leader dari sebuah geng motor besar yang cukup terkenal di ibu kota, Anres memasuki dunia hitam karena masalah yang dialami di keluarga nya, tampan, jutek, kaya, pintar, alkohol, balap motor dan taw...