10. Superheroes

214 11 1
                                    

"Shit."

Gadis bermarga Choi itu tengah berdiri di depan cermin. Maniknya melebar tatkala jemarinya menyibak baju yang menutupi pundak. Jaemin meninggalkan beberapa bekas di sana.

Sialan.

Moonbi menoleh ketika rungunya mendengar pintu yang baru saja dibuka. Jaemin muncul dari kamar mandi dengan keadaan rambut basah, celana panjang hitam, dan belum memakai atasan.

"I thought your belly was flat," ujar Moonbi.

Jaemin tertawa kecil. "Sialan lo. Look at them. They look hot, aren't they?"

"No cap, I'll say yes."

"They're yours though," ucap Jaemin seraya meraih bajunya yang terlipat rapi di atas ranjang kemudian memakainya.

Tungkai Jaemin melangkah menuju Moonbi. Ia memeluk gadis itu dari belakang. Moonbi dapat mencium aroma mawar dari tubuh Jaemin. Pria itu memang mandi di kamar mandi Moonbi untuk yang kedua kali.

"I told you not to leave any marks." Moonbi menyibak baju yang menutupi pundaknya. "Look."

Pria itu terkekeh. "I was blind last night. I'm sorry."

Moonbi menghela napas. Kejadian semalam masih menempel di kepalanya seakan tak ada niat untuk pergi. Ia masih ingat begitu jelas bagaimana cara Jaemin menciumnya semalam. Bibirnya yang tipis dan lembut itu terasa sangat candu, sampai-sampai Moonbi tak sadar bahwa bibir Jaemin sudah turun ke leher.

Untungnya, akal sehat Moonbi masih bekerja. Ia mendorong tubuh Jaemin sekuat mungkin. Jaemin yang tersadar bahwa ia kecolongan, lekas menjatuhkan tubuhnya di samping Moonbi dan memeluk erat gadis itu.

"Oh, iya. Gue lupa nanya. Lo mau ke Dubai sama Haechan?" tanya Jaemin tepat di samping leher Moonbi. Gadis itu menahan napasnya sejenak ketika napas hangat Jaemin menerpa kulit lehernya.

"Iya."

"Gue ikut."

"Hah?" Moonbi menoleh, alisnya bertaut. "Gak. Gak boleh."

"Gue ikut atau lo gak gue izinin pergi."

"Emang lo siapa gue, anjing?" tanya Moonbi ketus.

"Biya." Jaemin mengecup leher gadis itu. "Lo tau 'kan kalau cewek dan cowok berdua, ketiganya setan?"

"Kita juga lagi berdua, Jaem."

"Gak berlaku buat kita."

"Mana bisa gitu, anjing?"

"Pokoknya dengerin gue. Gue gak mau Haechan ngapa-ngapain lo, Biy."

"Dia gak pernah ngapa-ngapain gue, Jaemin. Gue kalau lagi staycation atau travelling selalu sekamar berdua sama dia dan gak pernah terjadi apa-apa."

"Have you ever kissed him?"

"I have," jawabnya jujur, "Three times."

"Fuck. That's a lot."

"We were drunk at that time. No need to be worry, Jaem."

"Tetep gak gue izinin."

"Anjing ya lo." Moonbi menghela napas. Ia menatap Jaemin dari pantulan kaca. "Fine. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Pertama, gue sekamar sama Hae—"

"No fucking way."

"Oke, lo gak ikut."

"Shit. Lanjutin."

"Pertama, gue sekamar sama Haechan. Kedua, lo ajak siapa kek, temen atau siapa gitu. Gue gak mau ya di sana lo ngoceh-ngoceh karena jadi nyamuk."

Step Brother | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang