Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi

Prolog - Dendam Itu Masih Ada

19.7K 1.7K 302
                                    


Tanggal 11, hitam dan hujan. Bahkan, langit sore hari itu mendukung perasaan sedih bercampur dendam yang dirasakannya.

Cukup lama ia berdiri kokoh di dekat sebuah pusara. Hujan lebat, juga kilatan petir yang bertubi-tubi tidak juga membuatnya goyah. Tangan kanannya cukup kuat menahan payung hitam walau angin kencang beberapa kali mencoba mengusiknya.

Matanya tertuju pada setangkai mawar kuning yang berada tepat di atas pusara. Walau hujan lebat membuat mawar itu basah, namun ia yakin bahwa mawar itu masih segar beberapa jam yang lalu. Hingga kini ia tidak tahu siapa orang yang mengunjungi makam ini selain dirinya setiap tanggal 11.

Ia berjongkok di samping makam. Tatapannya kembali pada ukiran nama pada papan nisan. Menangis sudah tidak ada gunanya lagi. Selama ini ia berjuang untuk menegakkan keadilan. Orang jahat pantas mendapatkan hukuman.

Sebelah tangannya terulur hingga mengusap ukiran nama seseorang yang dirindukannya. Napasnya mulai naik turun. Selalu sama yang ia rasakan setiap kali mengunjungi tempat ini. Ada gejolak emosi yang tak terbendung.

"Apa kabarnya lo selama 3 tahun ini? Lo lebih kangen es krim atau sama gue?" Ia tertawa pahit menyadari kebodohannya bicara dengan benda mati. Kemudian kilat di matanya menunjukkan tekad yang kuat. "Gue udah lama nunggu hari ini tiba. Keadilan harus ditegakkan. Lo boleh tertawa sambil nonton dari jauh."

Setelah menyampaikan maksudnya, ia bangkit dan meninggalkan pusara. Dengan langkah-langkah dinginnya, ia berjalan menerjang hujan badai yang semakin deras. Terpaan badai hujan membuat seragam putih abunya hampir basah sepenuhnya. Jaket hitam yang dikenakannya rupanya tidak cukup bisa diandalkan. Walau demikian, ia sama sekali tidak mempedulikan soal itu. Yang ada di kepalanya saat ini adalah menjalankan segala rencana yang sudah ia susun sejak bertahun-tahun lalu.

Ia terlalu fokus pada semua rencana yang ada di kepalanya dan tidak menyadari bahwa bukan hanya ia yang berada di bawah guyuran hujan saat itu. Sosok lain sedang mengawasinya dari jauh.

To be continued...

Salam, 

pitsansi

UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang