Seseorang

37 8 2
                                    

"WOY MINGHAO!!" Hyunjin dengan seruannya yang menggelegar menyambut kedatangan Minghao yang dari pagi tak ia jumpai.

Minghao lalu duduk lemas menyandar pada pinggiran atap sekolah mereka. Lalu diikuti yang lainnya untuk mendekatinya

"Ming, mau gak? Kebetulan tadi Yugyeom beli banyak." Kata Seulgi menawarkan cemilan itu dengan dirinya yang juga sedang memakannya.

Minghao mengambil beberapa potong cemilan tersebut. Tak memungkiri bahwa ia juga merasa butuh asupan walau sedikit saja.

Yugyeom yang walaupun jaraknya terlihat jauh, ia menatap temannya tersebut dengan lekat. Menelaah apakah temannya ini sehabis dilukai ataupun tidak.

"Kenapa, Yu?" Minghao tau kepedulian Yugyeom yang diberikan padanya walau hanya lewat tatapan mata.

"Ada yang mau lu bicarain ke kita?" Yugyeom malah balik bertanya. Merasa ada hal yang tersembunyi atau mungkin tertahan pada diri Minghao.

Minghao tersenyum. Tau betul sifat Yugyeom yang berusaha menjadi misterius walaupun sebetulnya ia tidak. Yang sebetulnya dirinya betul betul penuh dengan perhatian bahkan cukup dengan memberi tatapan tanda ia peduli.

"Nanti deh, gua mau balik ke kelas, gua kesini cuma mastiin kalian baik baik aja" Minghao lalu bangkit dan berjalan menuju satu satunya pintu di tempat ini.

"Yu, malem ketemu, ya. Yang lain ikut. Gua yang traktir." Kata Minghao lalu menghilang dengan menutupnya pintu tersebut.





























"Wang. Lu ngerasa gak sih, kadang ada yang liatin kita dari luar?" Seulgi yang saat ini sudah duduk di bangku kelasnya bertanya pada Hyunjin yang memang berada di depannya.

"Lah, emang kenapa, Seul?" Tanya Hyunjin yang tidak mengerti maksud dari Seulgi.

"Lu tau kan, kalau lagi jamkos gua tuh tidur, ngadep ke jendela lorong. Lagian anak sini mana ada sih yang mau liat ke kelas lain? Ya kalau kelas 11-1 sih wajar, kelas kita?" Kata Seulgi menjelaskan.

"Jadi lu ngerasa diuntit juga di kelas? Ga cuma di asrama cewe aja?" Tanya Hyunjin kembali.

"Iya Wang. Tapi itu bisa bantu kita buat nyelidikin siapa yang nguntit. Karena gua diuntit diasrama cewe dan kemungkinan besar dia anak kelas sebelah atau setelahnya." Kata Seulgi memberikan argumennya.

"Lu tau dari mana? Lagian dari yang lu cerita, itu baru kemungkinan. Lu diuntit di wilayah asrama kan bisa jadi dia juga laki. Gua juga bisa kok ke wilayah elu walau ga ke kamar kamarnya. Kalau yang ngintip, kan bisa jadi kayak gua yang suka main ke kelas Yuyu atau yang lainnya." Hyunjin menjelaskan panjang pendapatnya.

Seulgi tampak tersadar dan akhirnya menghela napas panjang.

"Terus gimana ya, Ming... Gua takuttt." Seulgi jadi merengek sendiri.

"Tenang. Selama ada Minghao gua yakin kita baik baik aja.. karena gua.." Yak. Perkataan Hyunjin terpotong.

Bertepatan dengan datangnya guru pembelajaran selanjutnya dan mau tak mau pembicaraan mereka terhenti.



















~
Wendy saat ini sedang memandangi poster karya Minghao yang terpampang di mading lantai 2 sekolah mereka. Tak jauh dari tempat kelasnya berada.

Kelasnya sudah selesai terlebih dahulu dikarenakan guru tersebut ada rapat dengan dinas pendidikan kota. Harusnya Wendy bisa langsung menuju asramanya. Tapi karena akhir akhir ini ia dan Seulgi merasa diuntit, oleh karena itu, ia memutuskan untuk pulang bersama Seulgi saja. Setidaknya walaupun masih diuntit, ia tidak sendirian, jadinya mereka saling melindungi.

will o' the wispTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang