Posisi

66 20 3
                                    

Upacara kembali dilaksanakan pagi ini. Bersamaan dengan itu, hasil dari penilaian bulanan akan dipajang di mading pada masing masing lantainya sesuai dengan tingkatan mereka.

Ada satu orang yang terlihat gugup saat masih berlangsungnya upacara. Kang Seulgi jawabannya. 

"psst! Gi, kenapa?" Hyunjin yang posisinya di samping Seulgi melihat kegugupan yang terjadi padanya. Tenang. Di sekolah ini masih berlaku 'hukum alam', kok. Yaitu mengobrol ketika upacara sedang berlangsung. Kalian juga pasti pernah, kan?

Seulgi menoleh pada orang yang berada di barisan laki-laki kelasannya. Persis di sebelahnya. 

"cuma deg-degan, Wang." Seulgi hanya menjawab singkat pertanyaan Hyunjin. Itu pun tanpa menatap balik ke arah sang penanya. 

Hyunjin yang melihat ke arah Seulgi dengan sedikit menundukkan kepala (karena Hyunjin lebih tinggi tentunya) jadi merasa khawatir. 

Sebetulnya, Seulgi sudah menceritakan keluh kesahnya kepada mereka. Tapi tetap saja Seulgi masih belum bisa tenang mengingat kemampuannya yang terbatas. 

"udah, gapapa." kata Hyunjin menenangkan Seulgi yang hampir makin masuk ke dalam lamunan kekhawatirannya.

Seulgi jadi berusaha mengontrol alur pernapasannya untuk lebih menenangkan diri.



























~

Upacara selesai. Seperti biasa, Wendy akan berdiri di depan bersamaan dengan siswa peringkat pertama di tiap jurusan dan tingkatnya. Dan bisikan bisikan itu masih tetap terdengar tanda ke iri hati-an dari siswa siswinya. 

Wendy langsung menghambur ke arah Hyunjin dan Seulgi yang memang berdiri berdampingan. Dan kebetulan saat berada di depan tadi, pandangannya lurus menghadap ke arah Seulgi dan Hyunjin. 

Lalu disusul Minghao dan Yugyeom yang ikut serta berkumpul. Mengingat bahwa mereka punya niat yang sama dalam mempertahankan nilai -setidaknya-.

Mereka berlima berjalan beriringan. Jika bisa digambarkan, mereka tampak seperti F4 (atau mungkin F5) yang berasal dari salah satu drama ternama asal korea selatan itu.

Mading berisi pengumuman peringkat berada tepat di depan tangga di masing masing lantainya. Jadi, siapapun yang lewat atau mungkin penasaran, bisa saja langsung melihat tanpa perlu memutar jauh.

Dan mereka sudah sampai. Cukup penuh sesak lokasinya mengingat sudah pasti satu angkatan juga ingin tau mengenai peringkatnya. 

"duh.. kayaknya gue mau ke toilet aja dulu deh, ngantri gini, hehe." kata Seulgi yang sebenarnya berusaha kabur karena tak kuat untuk melihat peringkatnya.

Tak sampai Seulgi selesai memutar badan, Yugyeom sudah merangkul bahu Seulgi sehingga mau tak mau ia tetap bertahan di tempatnya. Minghao dan Hyunjin seakan menjadi bodyguard yang berusaha membukakan jalan untuk mereka. Empat orang di deretan ipa, dan satu orang di deretan ips.







Seulgi menunduk, menutup mulutnya. Menahan suara yang dapat mengundang perhatian orang banyak. Lalu berjalan perlahan menjauh dari kerumunan tersebut. 

Minghao yang memang sedari tadi sudah menemukan keberadaan posisi namanya, melihat Seulgi yang berada tak jauh di belakangnya. Ia perlahan juga mendekat ke arah Seulgi. 

"oi, Gi!" Minghao hanya mengucap basa-basi barangkali Seulgi sedang dalam keadaan kecewa.  

Seulgi menatap Minghao setelah daritadi bertahan dengan posisi menunduk tak berani menatap ke depan.

Tiga orang lainnya juga sudah menyusul mendekati mereka. 

Tapi keadaan masih hening. Belum ada yang mau membuka suara.



will o' the wispTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang