Sekamar

34 7 2
                                    

@#$@&&$&@

"Hah? Kenapa, Wen?" Seulgi kebingungan.

Iya. Tadi karena Seulgi diminta hadir ke ruang guru terlebih dahulu oleh wali kelasnya, jadilah Wendy pulang menuju asrama mereka sendirian.

Entah karena apa, setelah Seulgi kembali dan telah membersihkan diri, Wendy mulai timbul keanehan. Bukan aneh yang diluar nalar, tetapi lebih ke menutup wajah, atau berbicara dengan kata kata yang tak terdengar jelas. Ya wajar sih, tak terdengar. Ya karena ia berbicara dengan wajah secara penuh tertutupi bantal.

Seulgi akhirnya duduk di ranjangnya menghadap ke arah Wendy berada saat ini. Wendy yang masih menutupi wajahnya tersebut masih berbicara dengan ketidakjelasan kata-kata yang ia lontarkan.

"Wen daritadi mau bilang apa? Ga enak badan apa gimana, Wen?" Seulgi juga masih berusaha sebisa mungkin membujuk Wendy yang tampaknya daritadi menahan sesuatu.

Seulgi juga beberapa kali mengguncang tubuh wanita tersebut.

"KENAPA SIH DENGAN KAK YOONGI?!??!" Wendy tiba-tiba membuka bantal yang menutupi wajahnya tadi dan berkata dengan sedikit suara lantangnya.

Tidak kok, tidak sampai terdengar ke kamar sebelah.

"Kenapa emang?" Seulgi memang tidak tau apa-apa. Tiba-tiba saja Wendy berseru seperti itu kepadanya.

Wendy lalu menutupi wajahnya kembali dengan bantal tersebut dan meraung dalam dekapan bantal tersebut sehingga suara raungannya pun juga tak terdengar jelas.

Seulgi jadi bingung sendiri. Apa temannya ini disakiti? Kenapa dan ada urusan apa Wendy dengan Ka Yoongi? Tiba-tiba saja Wendy jadi seperti ini, kan.

Wendy akhirnya memiringkan tubuhnya ke arah Seulgi.

"Seul, kenapa kak Yoongi makin makin buat aku deg degan terus??"

Ya. Rasa berdegup sebetulnya sifat manusiawi, sih. Karena kita makhluk hidup dan jantung kita masih berdetak. Tapi kali ini berbeda. Dimana hormon serotonin milik Wendy membuat ia berdegup bahagia. Apalagi bahagia karena Yoongi, uhuyy.

























~
"Pake baju lu, anjir." Yugyeom melemparkan sebuah kaos lengan pendek dengan bahan katun yang tidak membuat gerah si pemakainya.

Dan orang tersebut adalah Jungkook, teman sekamarnya.

"Kenapasi, Yu. Badan gue cakep gini malah lu suruh tutup. Ngiri, ya?" Tanya Jungkook yang malah tak mengindahkan omongan Yugyeom untuk memakai pakaiannya.

Yugyeom malah geram sendiri.

"Ya lagian kenapa musti telanjang sih, Kook? Gue punya, tapi lu ga musti pamer juga kali." Lah, Yugyeom ngegas.

"Mana coba punya lu? Ngiri kan lu sebenernya? Ngaku aja deh, Kim Yugyeom gengsian banget nih, ugh." Sebetulnya Jungkook tidak betul betul menjelekkan Yugyeom. Hanya saja ia memang senang sekali menggoda kawannya tersebut.

Yugyeom yang sudah tau dan beberapa kali sadar atau mungkin disadarkan orang lain bahwa ia adalah seseorang yang gengsian terdiam. Hanya sejenak. Setelahnya mulai membuka pakaian bagian atasnya.


1~



2~



3~




Setelah 3 detik, Yugyeom memakai kembali pakaiannya.

"Sekarang lu yang ngiri kan, sama gue?" Yugyeom makin berusaha mengacuhkan Jungkook yang berdiri menghampirinya.

will o' the wispTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang