Hari ini Senja tidak sekolah, dikarenakan ia ingin menjalani cuci darah, Senja sebenarnya memang disuruh berhenti sekolah sampai dia sembuh oleh bundanya, namun Senja tidak mau.Senja dan bundanya menginjak lantai rumah sakit, mereka menuju ruangan tempat Senja akan menjalani cuci darah.
"Senja masuk dulu ya bun" ujar Senja sambil masuk ke dalan ruangan itu.
"Iya" sahut Bunda.
Senja pun masuk, ia merasa mual ketika mencium berbagai bau obat-obatan.
Tanpa berlama-lama lagi Senja pun menjalani cuci darah, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Setelah hampir 4 jam, Senja akhirnya selesai menjalani cuci darah dan pulang bersama bundanya.
Di jalan Senja mampir di sebuah toko buku, namun ia hanya sendiri, karena bundanya tiba-tiba ada urusan.
Mata Senja membulat kala melihat Nathan yang juga sedang menatapnya.
"Nathan bolos ya?" tanya Senja melotot.
"Kalau gue jawab nggak emang lo percaya?"
"Nanti Nathan Senja aduin ke kepala sekolah" ancam Senja sambil berkacak pinggang.
"Aduin aja, orang kepala sekolahnya om gue" telak Nathan.
Senja terdiam, emang benar sih, sekolahnya juga punya keluarga Nathan.
"Senja" panggil Nathan, membuyarkan lamunan Senja.
"Iya, kenapa?"
"Gimana kalau besok kita liat air terjun" ujar Nathan.
"Eh tapi kan besok sekolah"
"Lo itu polos apa bego sih? ya tinggal bolos lah" gemas Nathan sambil mengacak-acak rambut Senja.
"Tapi nanti bunda gak bolehin" ujar Senja.
"Makanya jangan di kasih tau" ucap Nathan.
"Ok" Senja mengacungkan jempolnya.
。♡♡。。♡♡。。♡♡。
Esok hari♡
Nathan dan Senja hari ini berangkat sekolah bersama, atau lebih tepatnya membolos bersama.
Akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan, tanpa berlama-lama lagi mereka segera memasuki kawasan air terjun tersebut.
"Waw keren banget" Senja terpesona melihat pemandangan di hadapannya.
"Lo seneng?" tanya Nathan pada Senja. Senja mengangguk.
"Nathan berenang yuk" ajak Senja, dari tadi ia gemas ingin menceburkan diri ke dalam air.
"Nggak boleh" larang Nathan.
"Ayolah" rengek Senja.
"Kita gak bawa gantian" Nathan berusaha bersabar menghadapi sikap Senja.
"Nathan" Senja menunjukkan pupy eyes nya.
"Nggak" tegas Nathan.
Senja pun cemberut, Nathan tertawa geli melihat tingkah Senja. Setelah cukup puas menikmati pemandangan mereka pun pulang, namun Senja hanya cemberut sepanjang perjalanan.
"Senja" panggil Nathan.
"Hmmm"
"Nanti malam kita jalan-jalan ya" ajak Nathan.
"Hmmm"
"Dari tadi jawabnya cuman hmm hmm, singkat banget" protes Nathan.
"Abisnya Nathan nyebelin, tadi Senja ajak berenang Nathan gak mau" dumel Senja.
"Iya-iya, gue minta maaf ya" ucap Nathan memelas.
"Kalau Senja gak mau maafin?" Senja menggoda Nathan.
"Tuan putri cantik, pangeran minta maaf ya?"
Blush, pipi Senja seketika merona seperti udang rebus. Nathan terkekeh geli melihat Senja yang salting.
"Dasar baper!" ejek Nathan sambil mengacak-acak rambut Senja.
Sedangkan Senja menghadap ke jendela, menyembunyikan pipinya yang merah.
Saat hari telah sore mereka pun sampai di rumah Senja.
"Emang Nathan gak mau mampir aja, biar sekalian nanti malam kita jalan-jalan"
"Gue mau ganti baju dulu"
"Oh yaudah, Senja masuk ya"
Senja pun masuk ke dalam rumah dan Nathan pulang.
Saat masuk rumah Senja di tatap oleh ayah, bunda dan kak Surya dengan tatapan menyeramkan.
"Cie yang habis bolos buat jalan-jalan sama pacarnya" sindir kak Surya.
"Ups, kenapa Senja lupa ya, kan di sekolah ada kak Surya, pasti kak Surya tau kalau Senja tadi bolos" batin Senja.
"Senja, tadi kamu bolos ya?" kali ini giliran bunda yang bertanya.
"Hehe maaf bun" ucap Senja sambil berlari menuju kamarnya.
"Bunda seneng, akhirnya ada orang yang mau menerima Senja apa adanya" ujar bunda.
"Iya bun, Surya juga senang" Surya menatap pintu kamar adiknya.
"Ayah juga seneng" ujar ayah.
"Ikut-ikutan" ucap bunda dan Surya bersamaan.
"Sabar-sabar" ayah mengusap dadanya.
。♡♡。。♡♡。。♡♡。
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA TERAKHIR UNTUK NATHAN (END)
Jugendliteratur"Setiap orang pasti akan pergi, semua hanya masalah waktu" _Senja "Kita adalah insan tuhan, yang dipertemukan oleh waktu, disatukan oleh takdir, dan terikat dalam sebuah ikatan bernama cinta" _Nathan