Bagian 3.

179 28 3
                                    

"SAYANG!"

"Huff dia lagi," Jimin menghela nafasnya panjang saat tau siapa yang tiba-tiba datang.

"Mau apa kau?" tanya Taehyung pada gadis yang baru saja datang, Jennie.

"Kau berselingkuh sayang?! Dengan gadis aneh ini?! Oh yang benar saja?" seru Jennie sambil menatap Wendy sinis.

"Heyy! Siapa yang kau panggil aneh?" Seulgi tiba-tiba berdiri di hadapan Jennie sambil berkacak pinggang, tak lupa dengan wajah juketnya.

"Oh? Jadi gadia aneh itu temanmu? Haha, pantas saja," Jennie mengibaskan sebelah tangannya seolah meremehkan Wendy.

"Ada maksudmu?" Seulgi menatap Jennie dengan sangat sinis.

"Maksudku, kalian cocok, sama-sama jelek dan tidak ber..gu..na..!" Jennie menekan dahi Seulgi dengan jari tengahnya.

"Cih, kalian lihat? Siapa yang tidak berguna disini? Aku atau dia?" Seulgi membalikkan tubuhnya menghadap Bangtan.

"Dia!" dengan cepat dan tepat Bangtan menunjuk Jennie dengan wajah yang sangat datar.

Sementara Wendy hanya diam saja, karena ia tidak tau sedang terjadi masalah apa.

"Taehyung-ah! Kenapa kau tidak membela pacarmu?!" kesal Jennie pada Taehyung.

"Pacar? Bahkan aku saja tidak pernah menyukaimu," balas Taehyung sambil menyenderkan tubuhnya di punggung sofa tak lupa menaikkan kedua kakinya di atas meja.

"Kau tidak punya malu ya? Bahkan Taehyung yang notabennya sangat tampan menolakmu menjadi pacarnya,  ohh Kim Jennie yang malang," Seulgi menepuk nepuk rambut Jennie sambil memasang wajah memelas tapi mengejek.

"Kemari kau! Akan ku beri pelajaran!" tiba-tiba saja Jennie berjalan ke arah Wendy dan langsung menarik rambut Wendy dengan sangat keras.

"Lepas!" Wendy sedikit memberontak sambil memegang tangan Jennie yang menarik rambutnya agar tidak rontok, tapi nihil rambut Wendy banyak sekali yang rontok akibat ulah Jennie.

"CUKUP!"

Jennie berhenti menarik rambut Wendy namun masih memegang rambut Wendy dengan sangat kuat  dan menatap sang sumber suara.

"Tak bisa kah kau pergi saja dari sini? Aku bahkan mual saat melihatmu, aku terlalu jelek berada disini.. Dan, lepaskan tangan kotormu dari rambut permaisuri kami."

"Yoon? Kau, haha.. Kalian semua sudah gila? Bahkan dia tak secantik Kim Jennie!" Jennie benar-benar melepaskan tangannya dari rambut Wendy.

Wendy yang merasa kesakitan hanya bisa menahan tangis dan mengusap kulit rambutnya yang terasa panas karena Jennie sangat kuat menariknya.

"Apa kau tidak mendengar yang ku katakan tadi? Kim Jennie?" Yoongi, sang sumber suara yang menghentikan Jennie akhirnya berdiri tepat di hadapan Jennie.

"Lebih baik kau pergi, dari pada kau akan terus terkena ocehan dari mereka," sahut Seulgi sambil berbisik tepat di telinga Jennie namun masih bisa di dengar oleh yang lainnya.

"Awas kau!" Jennie menatap Wendy dengan sangat sinis lalu pergi meninggalkan ruangan ini.

Selepas kepergian Jennie, Wendy terduduk sambil mengusap kepalanya.

"Astaga, lihat ini!" Seulgi mengambil helaian rambut Wendy yang rontok akibat kejadian tadi.

"Anak itu benar-benar seperti setan," seru Seokjim sambil menggelengkan kepalanya.

"Andai saja Ayahnya bukan donatur terbesar disini, pasti sudah ku minta Ayahku untuk mengeluarkannya," cibir Namjoon sambil mematahkan bulpoint yang di pegangnya.

"Joon?" Hoseok menatap Namjoon yang masih memegang bulpoint yang baru saja di patahkannya.

"Ada apa Seok?"

"Sudah berapa bulpoint yang kau patahkan hari ini?" tanya Hoseok menyindir Namjoon sambil melihat ke arah tong sampah dimana disana sudah bertumpuk tumpuk bulpoint yang sudah di patahkan Namjoon selama sepekan ini.

"Hehe maafkan aku, akan ku hubungi pelayanku agar segera mengirimkan 50 lusin bulpoint "

.
.
.

Jennie berjalan cepat menuju taman sekolah, ia ingin melampiaskan kekesalannya disana, dimana ia bisa puas menendang pohon di sana.

"Sialan!" Jennie menendang pohon besar yang ada di depannya.

"Eonnie, ada apa?" tiba-tiba ada seorang gadis yang mendatanginya.

"Umji? Kenapa kau disini?" tanya Jennie dengan wajahnya yang masih kesal.

"Tidak, kebetulan tadi aku lewat dan melihat eonnie sedang marah, apa yang terjadi?" tanya Umji duduk di rerumputan dekat Jennie, dan Jennie pun ikut duduk.

"Apa kau kenal murid pindahan itu?" tanya Jennie masih dengan amarahnya.

"Murid pindahan? Dari kelas berapa? Sepertinya aku belum melihatnya hari ini," balas Umji sambil mengingat.

"Kau harus berhati-hati dengannya," Jennie memberikan smirknya pada Umji.

"Memangnya kenapa?"

"Dia bisa saja merebut Yoongi darimu, kau suka padanya kan?" goda Jennie.

"T-tidak, aku tidak menyukai Yoongi oppa," elak Umji sambil mempotkan bibirnya.

"Cih, masih saja berbohong. Aku bahan tau setiap jam olahraga dari kelas Yoongi kau selalu datang membawa air dingin untuknya.. Namun dia menolaknya, huhu malang sekali kau," ejek Jennie.

"Berhenti berkata seperti itu, Yoongi oppa itu menyukaiku.. Hanya saja dia malu untuk mengungkapkannya!" Umji mulai kesal dengan perkataan Jennie.

"Ya, terserah kau saja.. Aku hanya memperingatimu, aku berbaik hati padamu karena gadis itu telah mengambil Taehyung dariku, dan aku bersumpah tak akan pernah membiarkannya hidup disini dengan tenang." setelah mengucapkan perkataannya, Jennie langsung pergi meninggalkan Umji.

Umji hanya diam mendengar perkataan Jennie yang menurutnya ia tidak sedang bercanda, itu sangat menakutkan.

"Memangnya seperti apa dia? Aku jadi penasaran," Umji menatap sekeliling sambil mengerutkan kedua alisnya.

Setelah berbincang dengan Jennie, Umji memutuskan untuk pergi ke cafetaria hendak mengisi perutnya yang kosong.

Di tengah perjalanan menuju cafetaria, Umji bersimpangan dengan Seulgi dan Wendy yang juga ingin pergi ke cafetaria, namun saat itu Umji tak mengenal siapa Wendy.

"Annyeong eonnie!" sapa Umji pada Seulgi.

"Ya." balas Seulgi singkat dan berlalu meninggalkan Umji.

Wendy hanya menatap Seulgi dengan tatapan yang seolah berkata 'Hanya itu?', lalu mengikuti Seulgi dari belakang.

"Aku di abaikan, haha!" kesal Umji.

Kini Seulgi dan Wendy sudah berada di cafetaria, mereka duduk di tengah-tengah dimana tempat itu adalag tempat Bangtan.

Semua tidak heran jika Seulgi duduk disana, karena mereka semua tau kalau Seulgi adalah sepupu dari Park Jimin, tetapi Wendy?

"Kenapa mereka melihatku seperti itu Seul?" tanya Wendy yang mulai risih di tatap ratusan mata yang berada di cafetaria.

"Karena kau cantik, hehe!" goda Seulgi.

"Aku tidak bercanda.. lihatlah Seul," Wendy melirik ke kanan kiri depan belakang atas bawah seluruh isi cafetaria.

"Kai benar, kenapa ya?"

"Aku bertanya padamu, dan kau malah bertanya balik padaku?" kesal Wendy sambil mengangkat kedua alisnya ketas.

"ITU BANGTAN!"

WHICH HEART? || Bts x Wendy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang