Bagian 4.

163 26 2
                                    

"ITU BANGTAN!" teriak salah seorang gadis yang berada di cafetaria.

Wendy langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Bangtan yang di sebut-sebut berada di cafetaria.

"Sedang mencari apa?" tiba-tiba Seokjin sudah berada di samping Wendy, sudah seperti hati saja.

"Astaga, kau mengagetkanku tau!" kesal Wendy sambil memukul pelan Seokjin.

Terdengar banyak bisikan yang di lontarkan oleh seisi gadis di cafetaria, mulai dari makian, pujian, juga rasa iri terdengar di seluruh ujung cafetaria.

Makian karena bisa-bisanya gadis seperti Wendy bisa duduk bersama Bangtan.
Pujian karena mereka tau Wendy juga sangat cantik, tak heran jika Bangtan juga akrab dengannya, lagi pula Seulgi juga baru saja menjadi teman Wendy.
Rasa iri karena Wendy sangat beruntung bisa satu meja dengan Bangtan, bahkan bercanda bersama.

Seperti saat ini, Bangtan, Wendy dan Seulgi sedang duduk melingkar di meja mereka sedang bermain tebak-tebakan sembari menunggu makanan mereka datang.

"Coba tebak ini, kenapa lampu di cafetaria berwarna putih kekuningan?" tanya Seokjin sambil menaikkan kedua alisnya.

"Karen-"

"Karena kalau merah, itu seperti tanda cintaku padamu!" Seokjin memotong kalimat Taehyung dan langsung menyerocos tanpa henti.

"Ahh basi sekali!" kesal Yoongi.

"Seperti biasa, pak tua ini akan heboh sendiri," sindir Jimin.

"Yaa! Siapa yang kau sebut tua?! Aku tidak tua aku masih muda dan aku juga tampan  aku bisa mendapatkan gadis tanpa harus meminta mereka datang padaku kau tau itu?" cerocos Seokjin sudah seperi sedang rap saja.

"Oppa!"

"Oh?"

Bangtan, Wendy dan juga Seulgi menatap sang sumber suara, Umji yang tiba-tiba mendekati meja Bangtan.

"Ada apa?" tanya Yoongi pada Umji. Yap, sapaan tadi di tujukan untuk Yoongi, Min Yoongi.

"Aku membuat kue untukmu, bisa kah kau menerimanya?" gumam Umji sedikit malu sambil menyodorkan kotak kecil berisi kue coklat.

"Baiklah," Yoongi mengambil kotak itu, menatapnya sebentar lalu.. "Makanlah ini."

"Oppa?"

Umji terkejut karena Yoongi memberikan kue itu pada Wendy, dan menyuruhnya untuk memakan kue itu.

"Wae?" Yoongi menatap Umji yang merasa kesal.

"Kenapa kau memberikan kue ini padanya? Aku membuat ini untukmu Oppa," gumam Umji sambil mengepalkan tangannya.

"Kau memberikan kue ini padaku, lalu sudah ku terima juga kuemu, lalu apa salah jika aku membaginya pada Wendy? Ini kan sudah jadi milikku, jadi kau tidak usah banyak berkomentar," jawab Yoongi dengan wajah datarnya sambil menatap Umji.

"Tapi oppa, kau tidak bisa melakukan itu!" kesal Umji makin menjadi.

"Apa? Bersyukurlah kue mu kuterima, jika tidak pasti sudah ku buang kue murahan itu.. Lebih baik sekarang kau pergi saja ya?"

Mendengar perkataan yang di lontarkan Yoongi barusan membuat Umji semakin kesal dan kesal. Bagaimana bisa gadis mania sepertinya di tolak oleh Min Yoongi?

Sebelum pergi meninggalkan Bangtan, Umji menatap gadis yang baru saja di sebut Yoongi dengan nama Wendy.

"Jadi kau? Akan ku tandai kau!"

"Kenapa kau memberikan ini padaku? Kan kau yang di beri olehnya," seru Wendy sambil menggeser kue itu kembali ke arah Yoongi.

"Aku tidak suka kue, jadi ku berikan saja padamu, kenapa? Kau tak suka?.. Baiklah." dengan cepat Yoongi langsung membuang kue iti kedalam tong sampah.

"Yoongi!" kesal Wendy, tapi dia hanya bisa menghela nafasnya.

"Tidak usah kaget Wen, lelaki bodoh ini memang selalu seperti itu, jadi biasakanlah dirimu saat bersama kami," timpal Jungkook.

"Dia benar Wen, aku saja yang awalnya tidak suka dengan sifatnya jadi terbiasa, kau juha harus sepertiku," sambung Seulgi sambil menepuk bahu Wendy.

.
.
.

Jam sekolah sudah selesai, semua murid berhamburan pergi menuju kendaraan masing-masing, Wendy sangat terkejut saat melihat banyak mobil sport terparkir di halaman sekolah, tak hanya mobil sport tetapi banyak sekali mobil yang mungkin harganya sangat tinggi.

Wendy memang blasteran Kanada-Korea, memang benar Wendy juga pindahan dari kanada, dan Memang benar juga ia datang kesini karena Beasiswa, tetapi Wendy bukan orang kaya, dia hanya orang sederhana namun dari gayanya dia bisa telihat seperti orang kaya, karena ya memang seperti inilah Wendy. Bukan tampil sok kaya, tapu memang seperti ini.

Wendy berjalan keluar gerbang sekolah dan berjalan santai menuju halte bus dekat sekolah, banyak dari sekolah BHS yang menatap Wendy bingung dan penuh tanya.

"Bukankah dia anak orang kaya?"

"Entahlah, tapi kenapa dia naik bus? Jika dia orang kaya, sudah pasti ada mobil yang menunggunya."

"Apa dia membohongi kita?"

"Apa maksudmu? Bahkan dia saja tidak memberi tahu kita dia kaya atau tidak."

Kurang lebih seperti itulah bisikan beberapa murid yang melihat Wendy berjalan ke halte bus.

Tak butuh waktu lama untuk menunggu, Bus akhirnya datang tepat waktu.

Wendy masuk kedalam bus itu dengan hati-hati takut terpeleset, ini karena Wendy adalah anak yang ceroboh.

Wendy duduk di kursi tengah sebelah jendela, jadi dia bisa melihat padatnya jalanan seoul dari dalam kaca.

Bus tidak terlalu ramai, jadi Wendy menyukainya, karena tidak perlu berdesak desakan dengan penumpang lain.

Wendy menyenderkan kepala di jendela dan tanpa ia sadari ada sebuah mobil yang sangat bagus tengah menguntitnya, dengan cepat Wendy langsung menjauhi jendela itu.

"Huff, menyeramkan," ucap Wendy sambil menggelengkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian bus berhenti di halte pemberhentian. Wendy berjalan menuju minimafket dekat halte bus karena itulah kebiasaan Wendy setelah turun dari bus, dia akan mencari makanan untuk di makan.

"Annyeonghaseo Wendy-ssi!" sapa penjaga kasir yang sepertinya sudah kenal dengan Wendy.

"Annyeong Moonbyul-ah!" sapa balik Wendy.

Setelah bertegus sapa, Wendy pergi ke rak mie untuk mengambil Mie Ramyun dan Jajangmyeon dan juga susu pisang dan soda lalu membawanya ke kasir.

"Kau mau masak mie disini? Atau di bawah pulang?" tanya Moonbyul.

"Disini saja, aku sudah lapar hehe," Wendy membayar dengan uang lebih agar kembaliannya bisa di ambil Moonbyul.

Selesai memasak kedua mie nya, Wendy pergi ke tempat duduk yang sudah di sediakan disana. Ada dua pilihan, meja di dalam dan di luar, tapi Wendy kebih memilih di luar karena ingin sambil melihat jalanan katanya.

"Ffuuu~" tiupan dari mulut Wendy pada Mie Ramyunnya sangat kencang karena ini sungguh panas.

Sluurrp

"Ahh panas!" Wendy mengipasi mulutnya karena memakan mie yang masih panas.

Slurrpp

"Humm, nyamnyam!" sebelum makan Wendy terlebih dahulu meniupinya lagi, takut lidahnya mati rasa karena terlalu panas.

"Mau ku temani?"

WHICH HEART? || Bts x Wendy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang