8. Pelukan

6.6K 1.1K 168
                                    

Nada alarm ponsel yang berdering mengejutkan sang gadis dari bunga tidur nya. Bias cahaya redup dari kaca jendela mengusik masuk retina.

Angin lembut pagi ini meniup gorden putih dengan halus, asing dengan aroma pertama kali yang terhirup kala membuka mata belum membiasakan sang gadis.

"Seperti bukan harum sabun cuci ibu. Ah.. benar juga aku kan bukan dirumah." Gumam nya dengan suara yang masih parau karena kering nya kerongkongan.

Diraih ponsel yang masih berdering, ia tekan layar tepat pada tulisan 'Matikan Alarm'. Pukul 6 pagi terpampang di sudut kiri paling atas layar ponsel nya.

Mengerjapkan mata perlahan, ia bangkit dengan malas.

Jadi dia benar-benar tidak tidur disini kan?. Pikir nya mengingat Gojo yang semalam pergi begitu saja.

Berjalan lunglai ia membuka gorden jendela, pupil nya mengecil sebab sinar matahari masuk pandangan. Sedikit menyipit ia mengusap matanya yang masih sepat.

Menuju koper biru muda yang ada disamping nakas. Berniat mengambil alat mandinya namun lipatan pakaian di atas nakas mengalihkan perhatian nya.

Ada selembar kertas merah muda menyertai nya. Bertuliskan beberapa kalimat entah apa isinya.

"Ini seragam baru mu, pagi ini dipakai ya.. aku ada urusan, jangan meninggalkan Jujutsu sampai aku pulang. Love, suamimu." Tutur sang gadis kala membaca isi surat nya.

"Pasti ini ulah nya, apa-apaan dengan stiker bentuk hati dan Totoro ini?"

Pakaian biru tua dengan aksen beberapa kancing emas motif ia lebarkan. Menampilkan lengan panjang nya, juga rok yang menjuntai. Seperti sebuah dress yang jika dipakai akan menutup seluruh kaki mungilnya hingga ke tumit.

"Ini seragam Jujutsu? Seperti biarawati."

Sang gadis mengedikkan bahu, lantas meraih ponsel nya. Berniat mencari kamar mandi dengan panduan denah yang sudah Gojo kirim semalam.

***

[Name] terus menggerutu di dalam kamar, hanya bisa menyapu layar ponsel nya seharian membuat nya begitu kesal. Terlebih pesan dan panggilan tak digubris oleh Gojo barang sekali.

Hingga pukul 11 malam, sang gadis hanya bisa berputar-putar di ruangan Gojo. Waktu seharian hanya ia habiskan dengan mengisi amunisi perut dan membereskan barang-barang nya.

Sebab pintu menuju keluar serasa dikunci kuat dan tak bergeser walau ditarik sekuat tenaga. Beruntung dalam ruangan pria itu ada beberapa bahan makanan dan alat masak layaknya dapur juga kamar mandi.

"Sayang.. kau sudah tidur?"

Pintu kamar dibuka, Gojo menyembulkan kepala dari sana. Agak tersedak kala kunyahan onigiri serasa menggaruk tenggorokan sang gadis karena terkejut.

Pandangan menusuk disuguhkan untuk Gojo yang masuk dengan santai membawa bungkusan tak dikenal.

"Ku bawakan taiyaki. Makan dengan ku y-"

"Pergi kau!" Dengus sang gadis menyela.

"Hmm aku salah apa?" Tanya Gojo menaruh jari di bibir atasnya.

"Kau bisa hitung asteroid tak di kenal di andromeda. Itu jumlah kesalahan mu!" Jelas [Name] naik darah.

"Waaa perandaian mu indah sekali. Aku jadi tersanjung." Ledek Gojo menyimpul senyum.

"Berisik!" Tukas sang gadis kembali fokus pada ponsel dan onigiri nya.

Sang pria duduk di tepi ranjang, menaruh bungkusan diatas nakas. Usapan hangat menyentuh kepala [Name] dengan lembut. Gojo membuka penutup mata nya, meraih dagu sang gadis agar menatap wajah nya.

Jujutsanpo [Gojo X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang