Jungwon sedang bermain bola di halaman rumahnya. Jihan sibuk bermain dengan hewan peliharaannya.
Hari ini bukanlah keberuntungan bagi Jungwoo. Pertama, dia jatuh sakit dengan semua tubuhnya lemas sehari setelah dia menjaga Jihan yang juga sakit. Memungkinkan kalau dia pun akhirnya tertular. Kedua, dia telah diabaikan oleh Jihan yang sedang bermain dengan seekor buntalan halus yang mempunyai dua buah telinga yang panjang. Jungwon membeli kelinci itu sebagai hadiah untuk Jihan dan sudah membayangkan betapa lucunya jika mereka bermain bersama kelinci itu. Namun hal hasil dirinya berakhir terabaikan...
"Kenapa aku kalah karena kelinci?" Jungwon menggelengkan kepalanya dan terus bermain, tetapi dia kembali menatap Jihan yang sedang bermain dengan Byunnie, kelinci peliharaan Jihan.
Jungwon melempar bola ke dinding dengan perasaan marah. "Dia sering berpelukan dengan Byunnie! Dia mengabaikanku sejak aku membelikannya 'aku' kecil itu." Dia bergumam.
Saat itu, Jungwon mendapat ide untuk mendapatkannya kembali. Dia pura-pura terjatuh usai terkena bola di lututnya dan berteriak kencang, membuat Jihan terkejut.
"Suara apa itu? Bukankah itu Jungwon? Byunnie, tunggu di sini." Jihan menurunkan Byunnie dan bergegas ke Jungwon di halaman. Jihan melihat Jungwon gemetar di tanah saat dia memegangi lututnya.
Jihan berlutut di sampingnya dan bertanya dengan suara panik, "Ada apa? Apa kau terluka?"
Jungwon mengangguk dan mengerang. Jihan membantunya dan merangkul pundaknya. Jihan memperhatikan bahwa suhu tubuh Jungwon terasa panas.
"Jungwon! Kau belum pulih dan kau bermain di luar seperti ini? Jangan keras kepala dan masuk ke dalam. Biar aku bantu." Jihan mengoceh sambil membantunya. Jihan membawanya ke kamar Jungwon dan Jungwon berpura-pura jatuh di tempat tidur dan membuat Jihan jatuh menimpanya.
Jungwon menyeringai dan memeluk kekasihnya, menyebarkan suhu tubuhnya yang mengerikan ke Jihan. "Ayo tetap seperti ini. Aku sangat merindukanmu." Dia berbisik.
Jihan tersipu saat Jungwon memeluknya tetapi dia mengkhawatirkan Jungwon yang sedang berjuang melawan demam. Jihan mencoba kabur dan berdiri sambil menatapnya.
"Jangan sekarang, Jungwon. Kau sakit dan aku baru saja sembuh beberapa hari yang lalu dan sekarang lututmu terluka." Jihan menggerutu. Dengan cepat, dia membuka laci dan mengeluarkan kotak P3K. Jihan mengoleskan antiseptik ke lutut Jungwon dan dia mengerang.
"Itu sakit!" Jungwon merengek.
"Aku tahu, tapi tahan sebentar. Ini akan baik-baik saja." Kata Jihan dengan tenang.
Jungwon terus menatapnya sementara Jihan membalut lututnya. Jihan memperhatikan bahwa Jungwon sedang menatapnya. "Kenapa? Apakah ada sesuatu di wajahku, sampai kau melihatku seperti itu?" Dia bertanya.
Jungwon tersenyum. "Ya, kau memiliki kecantikan alami, yang membuatku gila."
Jihan terkikik setelah mengatakan itu. Kemudian, dia selesai membalut lutut Jungwon dan memberikan sedikit ciuman di lutut yang balutan.
"Semoga cepat sembuh."
"Terima kasih, tapi lututku tidak terlalu sakit. Aku berpura-pura terluka untuk menarik perhatianmu. Aku sangat cemburu saat kau sering bermain dengan Byunnie." Kata Jungwon, membuat Jihan menghela nafas.
Jihan meninju lututnya dengan marah dan Jungwon mengerang keras. Gadis itu terkejut dan dia membelai lututnya. "Ah! Maaf! Kupikir kau tidak akan merasa sakit."
"Jihan, kubilang lututku tidak terlalu sakit, bukannya aku tidak merasa sakit sama sekali! Kau tahu itu membuatku kesulitan untuk melukai diriku sendiri, hanya untuk bersamamu." Jungwon mengoceh padanya.
Jihan menjadi bersalah terhadapnya sehingga dia mencium lututnya yang dibalut lagi dan mengelusnya. Jihan menatap Jungwon dengan lembut dan merasakan jantungnya berdebar tiba-tiba. Jihan sangat mencintai Jungwon sehingga dia tidak ingin pernah meninggalkannya.
"Bukannya aku tidak ingin bersamamu tapi aku hanya harus menjauh darimu untuk memastikan bahwa kau pulih lebih cepat. Lalu, aku bisa bersamamu lagi." Jihan menjelaskan dan Jungwon mengangguk.
"Oke, aku mempertimbangkan. Tapi, biarkan Byunnie pergi. Aku tidak bisa hidup dalam kecemburuan dengan kelinci! Aku merasa seperti kalah darinya." Jungwon cemberut.
Jihan tertawa. Apakah Jungwon cemburu pada kelinci?
"Aku tidak bisa. Tapi, lain kali aku akan menemukan 'aku' yang kecil." Jihan mencengkeram tangannya, masih terasa panas. "Apa kau ingin makan, Jungwon?"
Jungwon terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Aku ingin kau berada di sisiku, kumohon?" Jungwon menariknya ke dalam pelukannya dan mencium pipinya. Jungwon lalu menarik Jihan agar keduanya terbaring di tempat tidur.
Jihan tersenyum dan meliriknya, "Aku harap kau akan segera pulih setelah bersamaku." Dia berkata.
"Tentu saja, tubuhmu dingin." Jungwon berbisik sambil menarik selimutnya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
By Your Side : Jungwon • Jihan ✔️
Fanfiction[ C O M P L E T E ✓ ] • Weeeklyhypen stories || Enerwon • Hati bisa menjadi lembut, itulah yang Han Jihan inginkan. Dia kesepian, rapuh, namun dia tetap orang yang ceria. Hidup memperlakukannya dengan buruk, namun dia tetap menerimanya. Bagaimanapun...